Runyam

594 63 15
                                    

Tolong ceritanya disimak yang bener ya adick adick, karena kaka gamau menerima pertanyaan kaya "ih kok ini kaya gini" "ih kok bisa jadi gitu" "si A kok blabla ke B ya" yang padahal udah dijelasin lewat NARASI.

Makanya kaka tekankan untuk membaca secara saksama dengan teliti ya adick adick.

Dan juga, kehadiran tokoh selain noren disini semua penting ya adick adick. Apalagi felix, kalo kalian telisik dari chapter chapter yang sudah kalian baca pasti kalian ngeh kalau dia juga punya andil besar dalam hubungan noren.

Jadi, ga ada yang sia sia di semua chapter yang kaka buat ya adick adick. Ini udah sepadat yang kaka bisa.


















"jeno... Aku mau jujur sama kamu"

"Apa? Ngomong aja"

"Sebenernya... Aku ga suka kamu berhubungan sama renjun"

"...."

"Aku liat kayanya dia ngeremehin kamu, dia kurang ngehargain kamu. Mungkin karena dia tau kalo kamu sayang banget sama dia makanya dia semena mena sama kamu"

"Kenapa kamu bisa ngomong gitu chan?"

"Aku temen kamu jen, aku tau banget kamu gimana. Aku perhatiin kalian kalo adu argumen selalu kamu yang ngalah, padahal kamu udah ngasih pendapat yang masuk akal ke dia"



"Lain kali kita ketemuan di jam normal aja ya ren, ga enak sama orangtua kamu"

"Kamu ga suka ketemuan sama aku?"

"Bukan gitu ren.. Kalo kamu gitu terus hubungan kita bisa terancam"

"tuhkan kamu tuh selalu bawa bawa hubungan kita, bukannya kamu yang malah ngancem? Kamu tuh terlalu banyak pertimbangannya, aksi ga ada. Gimana hubungan kita mau berkembang?"




"Renjun itu selalu bikin kamu serba salah, padahal dia yang berulah"

"Aku jadi ga enak sama orangtuamu... sama felix juga. Mungkin dia emang gaboleh pulang malem ren, maklumin aja. Kamu aja ga dibolehin pulang malem kan?"

"kok kamu jadi mojokin aku sih??"


"Terus juga... Kamu pasti ngeh kan kalo dia ngehindarin kamu pas di sekolah, padahal kalian di luar sedeket itu? Karena apa kalo bukan dia emang malu ketauan deket sama kamu?"


































"Ibuuuu~"

"Kenapa anak ibu sayang?"

"Ngga... Aku cuma mau meluk ibu aja"



Taeyong tersenyum lembut sembari mengusapkan jarinya pada surai halus anaknya yang tengah menyusupkan kepala ke dekapannya. Di sore hari menjelang tenggelamnya matahari itu memang merupakan waktu bagi anak manjanya ini menikmati buaiannya, seringkali ia merasa ingin menimang kembali bayi kecilnya yang telah beranjak dewasa ini.

Menit demi menit berlalu, hingga matahari tinggal menampakkan meganya membuat langit berpendar jingga. Namun anaknya ini tak beranjak sedikitpun dari posisinya. Nalurinya berkata bahwa ada kata kata yang anaknya simpan untuk diungkapkan padanya.

"Kenapa nak?"

"Ibu... Ibu dulu kenapa yakin sama bapak?"

"Karena bapak baik"

"Itu doang?"


Dengan wajah penuh penasaran yang mendongak ke arahnya itu taeyong terkekeh melihat bayinya. Anaknya ini mengapa tiba tiba menanyakan hal berbau romansa? Dengan wajah lucunya yang mencari cari jawaban dari dirinya membuat ia terkekeh dan mengusap punggung itu. Apakah anaknya ini sedang kasmaran? Atau memiliki tambatan hati?


MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang