Notifikasi

361 30 10
                                    

"Anhhh.. hnggg, ahh kakk"

"Ayo sayang"

"Udah ih... aku capek"

Rematan tangan besar nan dingin pada pantat sintalnya kini tak lagi ia rasakan ketika lengan berurat itu ia tarik paksa dari balik celananya. Masih dengan nafas terengah renjun menatap wajah masam di depannya ini, nyalinya sedikit menciut ketika paras tampan itu terlihat kecut lengkap dengan dengusan jengkelnya.

Kali ini pakaian yang dikenakannya utuh, membuat ia segera melangkahkan kakinya turun dari ranjang berantakan itu. Tak mau berlarut dalam rasa bersalahnya rubah kecil itu meraih gagang pintu agar ia bisa segera keluar dari sana. Namun, dalam detik berikutnya pikiran itu ia urungkan.

Gagang pintu itu ia remat. Ia tak tahan dengan semua keadaan yang menimpanya sekarang. Ia seakan dikejar karma sekarang, karena ia pun sadar atas semua hal terlarang yang ia lakukan selama ini dengan lelaki itu. Air matanya pun rasanya terkuras habis tiap malamnya oleh banyak hal yang mengganjal di hatinya.

Baiklah. Akan ia akhiri malam ini.

Oleh karena itu, baik ataupun buruk, apapun resikonya akan ia terima.

"Kak eunwoo, aku mau ngomong sama kamu"


































Semua ini berawal dari ponsel berderingnya yang tertinggal di meja tamu yang ia yakini berasal dari panggilan seseorang. Namun suara dari ponselnya itu tak berlangsung lama dan tergantikan oleh netra rubahnya yang mendapati ibunya tengah tersenyum sumringah terhadap tamu antah berantahnya yang berada di ambang pintu rumahnya itu.

"Ohh... ini ya renjun??"

"Iya, ini anak saya"

"Lebih cantik dari aslinya ya ternyata"

Persetan dengan omongkosong kuno itu, kupingnya sudah terlalu bosan mendengar basa basi menjijikkan ini. Lebih baik ia menyibukkan dirinya pada ponselnya dengan nama jeno tertera di notifikasi ponselnya sebagai panggilan tak terjawab.

Pasti ibunya yang mematikan panggilan itu.

"Eh, mau kemana kamu? Ga sopan banget ada tamu main ngibrit aja kamu"

"Terus aku harus ngapain?"

"Renjun!"

Dan disitulah ia bertemu dengan segala malapetaka yang ia hadapi sekarang. Seorang lelaki tampan dengan senyum menawan yang duduk rapih di hadapannya ini seakan menghipnotisnya ketika netra mereka bertemu. Sosok yang dibawa oleh tamu ibunya itu seakan akan memintanya untuk turut duduk manis menemani obrolan ibunya yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. 

"Halo, aku eunwoo"

Mata mereka kembali bertemu setelah renjun memeriksa ponselnya yang baru saja bergetar. Kernyitan di dahinya sirna begitu saja ketika mata lelaki di hadapannya ini menyabit dengan indahnya.

"Aku renjun. Kamu tau nomorku dari mana?"

Renjun kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya dan menatap kembali wajah yang tengah berkutat pula dengan ponselnya itu.

"Ibuku yang ngasih. Tapi ibuku taunya dari ibumu paling"

"Oh.. gitu. Kamu ke sini disuruh ibu kamu apa gimana?"

Renjun menggigit bibirnya gelisah, ia ingin tau apakah lelaki ini datang kepadanya atas suruhan atau tidak. Karena jujur saja rona pipinya serta jantungnya yang berdebar ini membuat ia berharap lelaki di hadapannya ini datang tanpa suruhan.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Where stories live. Discover now