Pertemanan

654 106 7
                                    

Aku mau apdet lagi karena DEMI APAPUN NOREN MOMENT BANYAK BANGET WOI DI KONTEN FCMM, BIG THANKS TO FCMM!



Jujur renjun tak memiliki maksud apapun berbicara seperti itu kepada jeno. Degupan jantungnya yang kencang serta perutnya yang seperti dihuni ribuan kupu kupulah yang membuat ia salah tingkah hingga tergagap dan justru membawa petaka bagi dirinya dan juga hubungannya dengan jeno.

Semenjak pembicaraan jihan mengenai dugaan rasa cemburunya itu kepada jeno, sejujurnya merubah cara pandangnya kepada jeno. Entah mengapa setiap ia melihat wajah remaja yang terpaut 2 tahun darinya itu dirinya mendadak kikuk. Apapun yang ada pada diri jeno rasanya membuat dirinya merasa aneh. Apa yang ia rasakan dalam hati justru jauh berbeda dengan apa yang ia ucapkan, ia tak tahu mengapa.  Yang jelas ini membuat ia malah salah langkah dalam bertutur kata kepada jeno yang jelas saja membuat pemuda itu jadi salah paham.

Jadi wajar saja kalau saat ini jeno seperti benar benar tak ingin lagi menemuinya. Pemuda itu seperti memutus ikatan pertemanan mereka begitu saja, yang tentunya didasari oleh kelakuan dan mulutnya yang berbicara sembarangan kepada pemuda bermata sipit itu.


"udah ren jangan nangis"

"hiks, gatau. Aku kesel banget sama diri aku akhir akhir ini hiks"

"iya, kami juga bingung. Kamu tuh kenapa sih? Kalo ada masalah sini cerita sama kita kita"

Runtuh sudah pertahanan renjun dalam mempertahankan egonya. Ia tak mau lagi berpura pura tegar di hadapan kedua temannya ini. Kini mereka bertiga sedang berada di kamar milik jihan yang memang terkadang menjadi markas dadakan bagi tiga sekawan itu.

Felix yang waktu itu memang sedikit memiliki rasa segan dan memilih untuk menjaga jarak sementara dengan sahabatnya itu mendadak menjadi luluh, sebab memang akhir akhir ini renjun tampak sedikit murung. Bahkan jihan temannya itu sempat berkeluh kesah atas perubahan sikap renjun yang sedikit "menakutkan" kepada dirinya yang jelas saja mengundang rasa iba dari dirinya kepada renjun sang teman karib.


"emang masalah kamu sama jeno kemarin itu gimana? Kenapa bisa jadi kaya gini ren?"

Renjun menangis di pelukan felix, sementara jihan mengusap usapkan ibu jarinya pada punggung tangan renjun. Keduanya masih diam menunggu jawaban dari remaja yang sedang menangis terisak itu.

Jujur saja renjun tak mungkin mengungkapkan isi hatinya secara gamblang dengan mengatakan bahwa ia memang "sepertinya" memiliki perasaan dengan remaja kelas 1 SMA itu. Gengsinya terlalu tinggi untuk berterus terang kepada kedua temannya tentang perasaannya kepada jeno akhir akhir ini.

"kamu frustasi belum dapet pacar? Aw, kenapa sih lix?"

"gausah di waro omongan jihan ren, agak miring emang orangnya"

"heh kamu! Temen lupa daratan diem!"

"tau nih felix, kemarin kemarin aja kamu sama kak hyunjin terus. Sekarang aku lagi pundung baru nyamperin"

"iyanih gatau apa kita kita pada kesinggung liat kalian berduaan mulu"

"lah kenapa kesinggung"

"IYALAH KITAKAN JOMBLO!"

"lah kenapa jadi aku yang ditatar?? Salah apa aku wahai teman teman??"

"gatau pokoknya kita kesel sama kamu"

"lah?? "

Felix yang merasa tersudutkan pun langsung menyuarakan protes kepada kedua temannya yang sedang menatapnya nyalang itu. Bahkan kepala renjun kini tak lagi berada di pundaknya, bocah itu telah menegapkan badan seutuhnya dan menatap dirinya penuh intimidasi dan, dendam mungkin? Entahlah mengapa keadaan seperti mendadak terbalik dari yang tadinya membicarakan renjun kini menjadi membicarakan dirinya.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang