Titik Balik

486 57 4
                                    

Gemeretuk bunyi keripik sibuk terdengar dari mulut jeno ketika lelaki itu asyik mengunyah makanan renyah tersebut sementara matanya terarah pada televisi di depannya. Badannya yang terbaring dengan kaki terjulur santai membuat ibunya yang sedaritadi sibuk hilir mudik akhirnya menghentikan langkahnya di hadapannya.

"Kamu kok akhir akhir ini di rumah mulu? Tumben?"

"Hmmm"

"Hm apa?"

"Males ah keluar, ga ada temen. Ga ada yang bisa diajak main"

"Felix kan ada?"

"Sibuk dia sama pacarnya"

"Ohh... makanya cari pacar biar sibuk"

"Yang mau dijadiin pacar gatau siapa bu, gatau mau apa ngga sama aku"

Taeyong tersenyum teduh begitu telinganya mendengar respon sang anak. Ia sadar dengan makna tersirat yang hendak anaknya sampaikan padanya. Dari nada bicaranya itu ia tau bahwa jeno tengah menginginkan seseorang untuk menjadi kekasihnya. Namun ia tak cukup yakin dengan isi hati dambaan anaknya itu.

Dalam hati ia selalu berdoa bagi kebahagiaan sang anak, semua keputusan ia serahkan kepada jeno. Ini tentang mencari pasangan, mencari cinta sejati. Ia tak bisa memaksakannya.

"Ibu cuma bisa berdoa, semoga jeno dapet jodoh yang sesuai keinginan jeno. Yang sayang ibu sama bapak juga"

"Aaamiiiin"

"Tenang nak, percaya sama ibu. Jodoh itu ga kemana, mau dipisahin ke kutub utara sama kutub selatan pun yang namanya jodoh bakal ketemu"

"Tapi.... Bakal bersatu ga bu?"

Yang kali ini taeyong merasa ragu menjawabnya. Mata anaknya yang menatapnya tanpa berkedip itu membuatnya sungkan untuk membuka mulutnya, memberi jawaban yang mungkin saja memupuskan harapan sang anak.

Lalu yang bisa ia lakukan hanyalah mengusap rambut halus nan legam itu dengan kasih sayang, semua doa ia panjatkan untuk sang anak agar ia mendapatkan yang terbaik. Ia selalu berdoa untuk itu.

"Semoga nak"

"...."

"Udah ya, ibu pergi dulu. Kunci pintu belakang, nanti ayam masuk"

"Ibu mau pergi ke mana?"

"Mau minjem temenmu felix, ini ibu mau ke rumahnya nemuin ibunya. Kenapa? Mau nemenin ibu?"

"Ngga ah males"

"Daripada kamu di rumah luntang lantung begini"

"Enakan di rumah nonton tv"

"Enakan anterin ibu ke rumah felix"

"Ngga ah males, males ngeliatin dia pacaran"

"Ya makanya cari pacar, anak ibu kan ganteng. Masa ga laku?"

"Tapi kata orang orang aku jelek"

"Nanti jelek beneran lho ngomong gitu... Yaudah ibu pergi ya"

"Iyaaa"

"Jangan lupa pintu belakang ditutup"

"Iyaaa"

"Kalo ibu pulangnya kesorean idupin lampu"

"Iyaaa"

"Denger ga jeno?"

"Iya bu aku denger kok"

"Jemuran ibu tolong angkatin, bentar lagi mau sore. Nanti lembab"

"Iya bu iyaaa"

Taeyong hendak kembali melangkahkan kakinya sebelum teringat sesuatu yang biasanya ia lakukan ketika hendak berpergian. Hatinya tak akan tenang jika ia melupakannya barang sekali.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Where stories live. Discover now