Semua orang :"..."

"mungkin energiku kurang?" kata kakek.

"akan ku transfer energiku" kata Gu Xiao.

Kakek mengulangi prosedur pembacaan mantra, dengan tangan kiri Gu Xiao berada diatas bahu kanan kakek.

Kristal bersinar terang dan muncul aray di sekitarnya. Semua orang sangat lega. Tapi saat mereka menginjakkan kaki di dalam aray, aray tiba tiba menghilang dan kristal meredup.

Semua orang :" .."

"bagaimana kakek mengaktifkan array saat pertama kali?" tanya Nana.

"ini sangat mudah. Kakek hanya perlu mengucapkan mantra dan aray akan muncul dengan sendirinya."

"apakah mantranya salah?" tanya Nana..

"tidak tidak, mantranya hanya 'bawa aku dimanapun tempat Nana berada' hanya itu.." kata kakek.

"aku ingat paman Raksha melilitkan rambut Nana di kristal itu" Gu Xiao berkata sambil menaikkan alisnya ..

"jadi?" Nana bertanya dan melihat bolak balik diantara mereka berdua.

"um, sepertinya kita harus melilitkan rambut Xigen untuk sampai di tempat Xigen" kata kakek.

"apakah kita memiliki rambut paman?" tanya Nana.

"tidak.." jawab kakek.

Mereka semua berada dalam keheningan.

"haruskah kita melanjutkan perjalanan?" kakek memecah situasi..

"kakek aku takut" ini adalah kedua kalinya, tidak.. Ketiga kalinya Nana berada di antah berantah.

Nana sangat skeptis, walaupun dia tidak sendirian lagi. Dia merindukan rumah dikaki gunungnya yang damai.. Nana sekarang berjanji bahwa dia tidak akan lari lari lagi dari bawah kaki gunungnya.

Tidak ada cara lain.. Mereka harus berjalan menelusuri ke tempat mereka datang di awal. Tapi mereka semakin jauh dan berputar putar.

"kakek, mari kita istirahat.. Aku sudah pusing dan lapar.." Nana terengah engah dan bersandar disebatang pohon.

Kakek mengeluarkan meja dan menata makanan yang sudah jadi. Ada mie, roti dan teh panas.

Kakek dan Nana memakan mie, sementara Gu Xiao memakan roti. Jujur saja Gu Xiao sangat cemas sedari tadi.. Berpetualang dengan orang orang amatir sangat menghawatirkan.

Tapi jadi apa? Mereka adalah orang orang yang disayanginya. Dia tidak ingin kehilangan mereka.

Gu Xiao makan roti dan sesekali melompati pohon untuk melihat medan. Ternyata semakin mereka berjalan mereka semakin jauh dari kota kurcaci. Sejauh mata Gu Xiao memandang. Yang ada hanya  pohon pohon raksasa.

Gu Xiao memiliki pikiran ngeri saat ini. Dengan pohon yang sangat besar, sebesar apa hewan hewan yang hidup didalam hutan?

Benar saja saat dia tenggelam dalam fikirannya. Dia merasakan getaran dibawahnya. Gu Xiao melihat ada landak aneh besar sedang menggali sesuatu di jarak sepuluh meter dari tempatnya berdiri.. Landak itu seukuran sapi normal, dengan duri hitam berkilau dan moncong mirip gajah. Dia asyik menggali sarang sesuatu. Cara menggalinya seperti orang bermain tinju, hanya saja landak itu menggunakan cakar yang tajam untuk menumbuk tanah. Itu lah yang menyebabkan getarannya.

Dan saat dia mendapatkan sesuatu, itu adalah cacing aneh berdiameter sekitar tiga puluh centimeter dan panjang sekitar satu meter lebih dengan tiga kepala bercabang yang memiliki gigi runcing melingkar.

Cacing itu meronta dan melawan landak. Tapi gigi landak lebih runcing dan tajam. Landak itu merobek kepala cacing dengan mudah.. Kepala cacing terlempar jauh dibawah pohon tempat Gu Xiao berada.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now