Sebenarnya kurcaci di konter agak heran.

Bukankah mereka datang berdua? Dari kelihatannya orang yang datang bersama gadis ini terlihat kaya. Mungkinkah gadis ini hanya pelayan?


Nana  dan Rex sampai di tempat mama Lo,

"Mama, ini ada pekerja manusia.. Kau bisa menjahit?" Rex bertanya kepada Nana.

"aku tidak bisa menjahit, tapi aku bisa mencuci dan mendesain pakaian."

Tak lama Mama Lo keluar.. Nana segera berjongkok agar mama Lo bisa mengevaluasinya dengan seksama.

"kau bisa menjahit?"

"dia tidak bisa menjahit, tapi dia bisa mencuci dan mendesain baju" kata Rex.

"mendesain? Masuklah.. Kebetulan sekali, Aku ingin tahu bagaimana kalian para manusia mendesain baju.."

"terimakasih saudara Rex," Nana berkata kepada Rex.

"sama sama.." Rex memerah malu.

Lalu mama Lo membawa Nana menuju ruangan yang besar. Banyak kurcaci wanita sedang bekerja.

Nana tidak menunduk karena ruangannya seperti pabrik didunia manusia. Itu kecil jika dilihat dari luar tapi saat sudah memasuki ruangan itu sangat luas.

Nana juga menyadari bahwa ukuran tubuhnya saat ini sama dengan ukuran tubuh kurcaci. Nana merasa bahwa dia adalah Alice in Wonderland..

"Lihatlah.. Polanya. ada juga yang sudah jadi.. Kali ini kami memiliki bisnis dengan kerajaan. Kerajaan kurcaci mengadakan kontes, putri raja akan bertunangan. Dan dia menginginkan baju pertunangan yang elegan. Tidak terlalu norak dan harus memancarkan keanggunan. Tapi dia menolak warna putih dan merah muda.. Karena menurutnya model baju dengan warna itu sangat kekanakan.. Nah, bagaimana menurutmu?"

Nana mengamati pola gaun para kurcaci.. Ini sebenarnya adalah model Ball Gown.

"apakah Mama sudah menyiapkan yang sudah jadi?"

"hm.. Ada tetapi aku juga tidak terlalu yakin.. Maria, bawakan gaun yang sudah jadi." mama Lo berteriak kepada salah satu gadis.

Maria membawakan tiga potong gaun yang sudah jadi.

Itu merah, kuning ,dan hijau.. Warnanya mencolok seperti lampu lalu lintas.. Mata Nana sakit melihatnya.

"kapan sang putri menginginkan gaunnya?" Nana bertanya pada mama Lo.

"begitu gaun jadi, kami akan langsung mengirimkannya"

"jadi yang tiga ini?"

"ini dikembalikan.. Aku juga pusing.. Selera sang putri sangat aneh.."

"baiklah mama, aku akan segera bekerja. Pinjamkan aku pensil dan pewarna."

Mama Lo memberikan semua jenis pensil dan pewarna kepada Nana. Itu tidak terduga, sangat lengkap. Dari warna gelap sampai warna pastel, mereka memilikinya. Itu juga berbentuk pensil warna yang sangat nyaman.

Nana menanyakan beberapa detail kesukaan sang putri.

Akhirnya Nana memutuskan menggambar beberapa gaun dulu.

"mama coba lihatlah.. Jika sang putri tidak menyukainya, mama bisa menjualnya kepada yang lain. Juga aku tidak tahu ukuran sang putri, jadi aku menggambar gaun tanpa ukuran."

"jangan khawatir, kami sudah memilikinya disini.. Waw, gaun ini benar benar elegan dan cantik.. Aku merasa sayang memberikannya kepada sang putri.." Mama menggenggam kertas desain erat erat.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now