Semua orang kini mendiskusikan keadaan Nana dan Gu Xiao. Secara otomatis Nana tidak diperbolehkan keluar dari rumah.

Dia adalah makanan empuk untuk kultivator jahat. Mereka merasakan energi diseluruh rumah menyehatkan mereka. Terutama fondasi kultivasi mereka semakin kuat dengan menyerap energi ini.

Mereka menarik nafas kultivasi dengan puas. Mereka tidak percaya ada keajaiban seperti ini.

"halo semuanya..!" ini dia yang sedang dibicarakan.

"apa yang kalian lakukan? Oh, oh.. Kulihat ada menara baru dirumah kita. Milik siapa ini?"

"ini milik kakek Aria. Mereka sekarang akan tinggal bersama kita" kakek berkata sambil tersenyum.

"hahaha. Itu bagus sekali"

"selamat datang dirumah paman?"

"en" Dewa Iblis Raksha tersenyum dan menganggukkan kepala.

"ngomong ngomong, aku datang untuk meminta sesuatu"

"apa itu" semua orang melihat benda benda ditangan Nana.

Nana menempatkan kain dan sekotak alat jahit di atas meja.

"kakak Shizhi aku ingin membuat ini"

Gu Shizhi langsung tersipu melihat desain gaun Nana.

"apa apaan ini? Untuk apa kau menginginkan ini?"

Kemudian semua orang melihat desain gaun Nana. Semua orang terkesiap malu dan memerah.

"kau.. Ingin membuat lingerie?" Dewa iblis Raksha juga tersipu. Langsung melontarkan nama gaun malam Nana.

"paman tahu lingerie?" Nana terkejut bahwa Dewa Raksha tau lingerie.

"ehem ini hanya bahasaku.. Uhuk...." Dewa Raksha tersipu dan  gugup.

"baiklah.. Kakak Shi.. Cobalah buatkan untukku oke.!. Aku akan buatkan mie telur favorit kakak nanti" Nana merasa itu aneh, tapi pikirkan itu lain kali.

"baiklah"

Akhirnya Shizhi mengambil kain dan kotak jahit. Shizhi akan memotong kain ditempat namun..

Ctak, ctak..

Kain tidak bisa digunting.

"mungkinkah guntingnya sudah tumpul?"

"akan ku ambilkan yang lain" Xiaozhi segera berlari dan kembali.

"ini cobalah"

Lagi lagi gunting tidak bisa digunakan.

"tunggu, boleh kulihat kainnya?" Dewa Raksha menyela.

"tentu saja. Ini kain muslin peri. Tidak bisa digunakan sembarangan. Hanya bisa dijahit oleh penyihir atau menggunakan jarum khusus" Dewa Raksha mengangguk anggukkan kepalanya dan memberi penjelasan.

"maksud paman? Aku hanya bisa melihat dan menyentuh kain ini tanpa bisa menggunakannya?" Nana kecewa.

"ehem.. Itu bisa dikatakan begitu.."

"iblis iblis wanita ini.. Awas saja mereka" /(ò.ó)┛彡┻━┻

Nana akhirnya berbalik dengan sedih.. Kain yang begitu bagus hanya bisa dilihat.

Untuk mengatasi kesedihannya Nana berjalan menuju dapur. Untuk mengompensasi kesedihannya Nana memutuskan untuk makan. Bubur tadi pagi sudah habis dicerna olehnya.

Nana melihat ada ikan asap tergantung didapurnya. Nana menggoreng semua ikan asap. Dan membuat saus pedas untuk ikan asap. Membuat satu panci mie telur favorit Shizhi. Ada sisa salmon semalam. Dia juga menggunakannya untuk membuat sedikit sushi. Nana juga menyajikan dendeng dengan acar. Lalu yang terakhir dia menanak banyak Nasi. Nasi yang sudah dingin nanti akan digunakan untuk membuat makan malam yaitu Nasi goreng.

Nana tidak mengizinkan siapapu untuk membantu. Suasana hati Nana sedang buruk. Dia hanya bisa melampiaskan dengan memasak.

Nana tidak tahu bahwa semua orang telah tercekik energi suram didalam rumah.

"uhuk.. Bagaimana bisa terjadi? Energinya berubah pekat dan buruk. Ini mencekikku.. Uhuk.." Xiaozhi meninju dadanya dengan ringan.

"ini aneh.. Boleh aku bertanya? Siapakah orang tua kalian?" Dewa Iblis Raksha bertanya kepada Gu Xiao.

"orang tua kami hanya penduduk biasa. Mereka meninggal dimedan perang" Gu Xiao bercerita dengan santai.

"boleh ku tau.. Dari mana asal kalung itu?" Dewa Raksha menunjuk kalung yang dipakai Gu Xiao.

"ini hanya kenang kenangan dari ibuku"

Dewa Iblis Raksha menyipitkan mata. Dia penasaran. Bagaimana token langit ke tiga ada pada mereka.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now