금 (Gold)

793 134 6
                                    

Beware of Typo

Semenjak kembalinya sang suami dari siaran langsung hingga pagi ini, (y/n) belum juga membuka suara mengenai malam penghargaan semalam. Mungkin memang ada beberapa hal yang disesali namun tak lantas merundung mereka dalam kekecewaan yang berlarut. (y/n) bertingkah sebagaimana ia pada hari - harinya, meskipun terlihat jelas raut wajah sedih suami sejak bangun pagi.

Jungkook tak banyak bicara menanggapi percakapan mereka, terkadang hanya gestur tubuh yang menjadi pertanda. Kini ia tengah menemani putranya bermain diruang tengah namun atensinya mengarah pada langit diluar. (y/n) datang mengisi sofa lalu mengulurkan tangannya mengusap wajah pria itu untuk menarik kembali perhatian.

"ingin berjalan di taman denganku ??"

"Tidak" Jungkook mundur untuk menyandarkan kepalanya pada pangkuan sang istri

"Mengapa tidak mau ?? hari ini sibuk ya ?"

"ingin bersama Jeongsan hari ini" tangan Jungkook terulur meminta genggaman oleh sang istri

"Kita bisa membawa anak itu keluar bersama"

"Ada sedikit yang harus kukerjakan dalam studio" ia memindahkan tangan istrinya pada bagian kepala dan meminta jemari wanita itu untuk bermain diatas sana seperti yang biasa ia senangi, lalu ia memejamkan mata menikmati ketenangan

"Kau tidak mau makan ??"

"Nanti kalau aku lapar, bisa memesan pesan antar"

"Jangan sampai melewatkan jam makan" jemari (y/n) mengusap kelopak mata sang suami yang tertutup, ia bisa melihat bagaimana lelah dan sedihnya yang dirasakan tergambar pada kantung mata yang menebal

"Kau tidak jadi jalan di taman ?"

"Sepertinya aku akan pergi membeli beberapa kebutuhan kalau boleh"

"Tentu saja boleh, uangnya masih cukup ?" Jungkook berpindah ke atas sofa untuk berada lebih dekat dengan sang istri sekaligus memeluknya

"Memangnya pernah kurang ?"

"Apa kau tetap akan membawa Jeongsan juga ?? Kalau boleh biarkan dia menemaniku hari ini, aku ingin bersama dengannya lebih lama"

"Akan kutinggalkan dia denganmu tapi jangan ajarkan hal aneh padanya, sampai anak ini melakukan hal aneh karena ayahnya maka aku akan menyita kunci studio"

Setidaknya Jungkook berhasil dibuat tertawa kecil mendengar ancaman sang istri. Memang benar saja perlu dilayangkan peringatan semacam itu, Jeongsan tengah aktif menirukan apa saja yang dilihatnya. Sifat konyol sang ayah sudah cukup membuat kepalanya pusing, jangan ada lagi yang serupa dengan pria bungsu itu.

"San-aaah, eomma akan pergi keluar sebentar ya"

"Pergi ?" Jeongsan meninggalkan mainan ditangannya lalu berjalan meraih lengan ibunya

"Tidak, San-ie dirumah dengan appa"

"San-ie pergi" Jeongsan minta digendong sang ibu tapi ayahnya lebih dulu menculik

"San-ie tunggu dirumah sebentar ya sayang"

"San pergi, eomma pergi" mata anak itu berkaca-kaca melepaskan diri dari ayahnya

Jungkook lantas sigap membawa anaknya ke ruang studio belakang rumah, sebelum aliran sungai airmata membanjiri wajah anaknya yang siap meledakkan tangisan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Jungkook lantas sigap membawa anaknya ke ruang studio belakang rumah, sebelum aliran sungai airmata membanjiri wajah anaknya yang siap meledakkan tangisan. Jungkook juga mengirim sinyal mengusir pergi istrinya sebelum sang anak mengamuk, mengingat anak itu seperti perangko dengan sang ibu.

---

Sejujurnya memang tidak ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan (y/n) untuk meninggalkan rumahnya, ia hanya terpikirkan mencari bahan penghiburan untuk sang suami. Kini mobil pribadinya terparkir pada salah satu pusat perbelanjaan untuk mengambil satu loyang kue yang diingatnya sebagai kegemaran sang suami. Tengah melangkah mencari ide, matanya menatap satu toko yang menjual material penghargaan.

Senyumnya mengembang kala menemukan satu benda yang dirasanya dapat membangkitkan kembali keceriaan sang suami. Tanpa berpikir panjang lebar ia membayar benda itu lalu mengambil kue pesanannya serta membeli beberapa hadiah kecil lainnya. Lantas ia tak ingin membuang waktu lebih lama berada di luar mengingat anaknya juga pasti tengah membuat ayahnya sakit kepala.

Pedal gas terinjak dalam membawa mobil miliaran miliknya kembali membelah jalur utama menuju area hunian mahalnya. Ia sengaja tidak menimbulkan keributan atau menyapa seperti yang biasa dilakukan saat kembali dari luar. Usai membersihkan diri dan selesai menyiapkan kejutan kecilnya, ia memanggil sang suami yang nampaknya masih berada dalam studio belakang melalui sambungan telepon.

"Yeoboseyo, Jungkook-ah ?"

"eo ? sudah selesai ?"

"Sepertinya aku meninggalkan dompet di kamar, bisa tolong ambilkan ? kutunggu di garasi"

"Geurae"

Seusainya panggilan berakhir, (y/n) menyembunyikan dirinya bersama kejutan - kejutan kecil dalam lemari pakaian. Sampai terdengar suara pintu terbuka dilengkapi riuhnya Jeongsan yang bernyanyi bersama ayahnya, (y/n) keluar dari tempat persembunyian mengejutkan keluarganya itu.

"SURPRISEEE!!"

Jungkook membeku pada tempatnya, memperhatikan sang istri yang datang membawa seloyang kue sambil tersenyum lebar. "Kami berdua tidak sedang berulang tahun"

Jungkook menurunkan Jeongsan dari gendongan lalu menggenggam tangan si kecil untuk berdiri dekatnya. (y/n) menyodorkan kue yang dibawanya untuk dipotong bersama sebelum ia menyerahkan kejutan keduanya.

"Sekarang hadiah keduanya JJANG!!"

Sebuah kotak terbungkus kain bludru biru tua menyapa pandangan Jungkook, lekas diambilnya untuk memeriksa kejutan apalagi yang disiapkan sang istri.

Sebuah kotak terbungkus kain bludru biru tua menyapa pandangan Jungkook, lekas diambilnya untuk memeriksa kejutan apalagi yang disiapkan sang istri

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Selamat kepada Jeon Jungkook yang telah berhasil memenangkan kategori ayah  terbaik sepanjang masa"

(y/n) berlagak seakan ia adalah seolah pembawa acara penghargaan formal, acara kecil mereka dimeriahkan dengn bantuan tepuk tangan Jeongsan yang begitu menggemaskan. Jungkook memeluk sang istri dengan erat menyampaikan rasa terima kasihnya, ia bahkan sampai menumpahkan airmata.

"eeiiyyy kalau kau menangis maka kutarik kembali penghargaannya"

(y/n) mengusap mata suaminya yang kembali sembap lalu mengangkat si kecil yang juga ingin berbagi kebahagiaan dengan ayahnya. Jungkook menghadiahkan balasan berupa ciuman manis pada kening sang istri sebab mulutnya tak mampu lagi merangkai betapa berterima kasih dirinya pada sang istri.

"Penghargaan itu bukan segalanya, yang terpenting adalah kebahagiaan sekecil apapun itu"

"Terima kasih"

"Appa appa"

Jeongsan meninggalkan begitu banyak ciuman pada sang ayah tetapi perhatiannya ditarik secepat magnet setelah menemukan loyang kue tart di atas meja. Ia minta diturunkan dari gendongan dan berusaha meraih kue yang menurutnya lebih menarik saat ini.

"San-aaahh, appa sakit hati kalau kau lebih memilih kue itu"

"Eomma eommaa.. mam mam mam"

"Sepertinya jatah kue milikmu mulai berkurang saat ini" (y/n) memotong sebagian kecil kue yang dibelinya untuk disuapkan pada Jeongsan yang tak lagi sabar menunggu.

- TBC -

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora