딜레마 (Dilema)

650 131 14
                                    

Dua hari sudah istri Jungkook mengunci mulutnya bila tak ada bahasan penting, atau raut wajahnya nampak sedih tanpa alasan jelas yang diketahui sang suami. Jungkook memperhatikan istrinya itu kal aia berganti tugas menjaga si kecil, (y/n) lebih sering melamun tenggelam dalam pikirannya. Tetapi senyum palsunya akan tetap menyapa kala ia bercakap singkat dengan sang suami.

Beberapa kali pekerjaannya terlupakan seperti ada hal yang benar-benar mengganggu ibu muda itu. Dalam satu hari mungkin ada tujuh sampai delapan kali Jungkook memanggil istrinya yang melamun sementara ia tengah mengerjakan sesuatu. Teguran terakhir yang baru saja terjadi dikarenakan ia menumpahkan air panas saat membuatkan susu untuk Jeongsan, untungnya Jungkook sempat meraih tangan istrinya menjauh sehingga tidak ada luka serius terjadi.

"Gwenchana ?" Jungkoook menurunkan putranya yang kemudian berlari menuju ruang tengah seorang diri

"Gwenchana, tidak terkena juga"

(y/n) membalikkan tubuhnya untuk meraih kembali air panas dalam teko yang belum sempat tertuang ke dalam botol susu Jeongsan. Jungkook menghela nafas memperhatikan punggung istrinya, bagaimana ia seceroboh itu dan masih bekerja sebelum mengobati kulitnya yang memerah karena percikan air panas. Ia pun meraih kotak medis kecil yang disimpan dekat lemari pendingin, setelahnya mengembalikan teko yang digenggam sang istri kembali ke atas kompor. 

Telinganya tak mengindahkan keluhan istri yang beralibi dengan botol susu aanak mereka, ia membawa wanita itu duduk diatas sofa ruang tengah untuk diobati. Ekspresi wajah dan garis rahang yang menajam menjadikan ketakutan bagi (y/n) untuk melayangnya protesnya lebih lagi. Ia membiarkan suaminya menyelesaikan pekerjaan lalu duduk pada tempatnya menunggu teguran yang mungkin dilayangkan.

Usai mengobati tangan sang istri, Jungkook berjalan kembali menuju dapur untuk mengembalikan kotak medis dan menyelesaikan pekerjaan istrinya yang tertunda. Ia kembali dengan satu botol susu hangat yang ia berikan pada Jeongsan setelah anak itu duduk dalam kursi makannya. Jeongsan kecil memang tengah belajar banyak hal-hal baru seperti memegang botol minumnya sendiri meskipun masih dalam pantauan orang tuanya.

"Aku tak berniat mengganggumu tapi kalau sampai mencelakakan maka aku harus menggunakan hak dan kewajibanku sebagai suami" Jungkook melirik istrinya yang lagi-lagi melamun menatap taman belakang rumahnya

"Sepertinya ada hal yang perlu kita bicarakan, aku akan menunggumu membuka mulut"

Telinganya menangkap semua ujaran suami tapi masih ada yang mengunci bibirnya untuk tidak terbuka menjelaskan penyebab kekeacauan hati.

"Jeon (y/n)" Jungkook menatap lurus sang istri yang terdiam dalam posisinya dan masih enggan melanjutkan pembicaraan "Aku tidak bisa membantumu kalau kau tidak meceritakan permasalahannya"

Perdebatan dalam kepalanya mematikan emosi, menekan keberaniannya untuk mencurahkan isi hati bahkan pada orang terdekatnya sekalipun. Jungkook menunggu istrinya dengan batas botol susu milik Jeongsan yang dijadikan layaknya jam pasir. Begitu sedotn terakhir putranya berhenti, ia menarik istrinya ke dalam pelukan yang begitu dalam.

"Tidak apa kalau kau mau berhenti, lelah itu manusiawi"

"Bukan tentang lelah atau berhenti" ujar (y/n) dengan suara kecil nyaris seperti berbisik

"Maaf aku tak bisa membaca suasana hatimu beberapa hari ini"

"Apa kau akan meninggalkanku ?" (y/n) dengan sedikit keberaniannya menggiring pembicaraan masuk dalam problematika yang menghantuinya beberapa hari ini

"Aku pergi ke agensi dua atau tiga hari dalam sepekan, kalau kau keberatan.."

"Satu pergi dan sisanya juga pergi, aku akan kembali ke Indonesia saat semuanya pergi"

Jungkook mengartikan lisan sang istri "Siapa yang pergi ? tidak akan ada yang pergi darimu.. kalau kau keberatan aku meninggalkanmu ke agensi maka akan kucari jalan keluarnya"

"Pengecualian bagi kalian itu sama dengan perdebatan satu negara, apakah benar-benar akan dilakukan tahun depan ?"

Jungkook mendapat sedikit pencerahan atas topik yang dibicarakan sang istri, ini terkait artikel beberapa hari lalu yang tersebar di media sosial. MEskipun belum ada konfirmasi jelas dari agensi namun beritanya cukup membuat heboh penggemar di berbagai negara.

"Apa yang harus kulakukan tanpamu ?" (y/n) menyembunyikan wajahnya dalam pelukan lebih dalam kala desakan airmata dirasa

"Belum ada konfirmasi dan keputusan jelas, kau akan menjadi orang yang pertama kuberitahu kalau sudah ada kesepakatan nantinya. Jangan takut.."

"Izinkan aku kembali ke Indonesia sampai kau selesai"

"Bagaimana kalau aku merindukanmu ?? apa kau tak ingin datang mengunjungiku ?"

"Aku tak mungkin meninggalkan Jeongsan, artinya setiap kali mengunjungimu ditempat tugas aku harus membawanya bersamaku. Lalu apa tidak akan timbul pertanyaan mengenai identitas kami ? jadi biarkan kami pergi dari negara ini sampai kau kembali"

Jungkook menghirup feromon istrinya sekaan ini akan menjadi pertemuan akhir mereka, jujur saja hatinya juga berat setiap kali membahas hal semacam ini. "Maaf menempatkanmu pada situasi sulit seperti ini"

"Bukan hanya aku yang merasakan semacam ini, jadi aku harus kuat sama seperti yang lain" 

Yang sebenarnya menghantui (y/n) tidak hanya sebatas kepergian suaminya kalau memang pemberitaan itu menjadi kenyataan. Kemungkinan tahun depan putranya masuk sekolah pertama kali, ia membayangkan kelengkapan keluarga kecilnya mengantar putra mereka masuk sekolah. Atau bayangan tentang Jeongsan yang tersenyum lebar saat dijemput ayahnya, namun sayangnya hal itu kini menjadi angan-angan semata.

"Kau bisa tinggal dengan ibu di Busan sementara"

"Terlalu banyak hal yang mengingatkanku tetangmu disana, aku tak mau menangis setiap hari di depan keluargamu"

"Kalau begitu mari kita buat lebih banyak kenangan bersama mulai sekarang" Jungkook mencium kening istrinya lalu mengusap jejak airmata dari wajah manis ibu muda itu

"Aku akan belajar untuk terbiasa tanpa kehadiranmu" mata sendu (y/n) memandang wajah suaminya "Terbiasa tanpa suaramu yang menyebut namaku, terbiasa tanpamu setiap bangun pagi, terbiasa melakukan semuanya sendiri, dan berdiri menjadi ibu yang kuat saat mengantar Jeongsan sekolah nanti"

"Tolong daftarkan anak ini pada sekolah internasional, aku ingin bahasa inggris anak ini lebih baik dari ayahnya"

(y/n) akhirnya tersenyum meskipun bukan tawa seperti yang diharapkan Jungkook "tolong simpan semua fotonya selama di sekolah nanti, semoga saja ia tidak berkelahi dengan teman kelasnya"

- TBC -

Hai, apa kabar semuanya ??
Semoga kalian sehat dan bahagia

maafkan diriku yang menghilang dari peradaban, karena lagi hectic banget sama skripsi

Borahae semuanya

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang