Hospitalized

1.8K 205 15
                                    

Beware of Typo

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sebab istri anda hanya kelelahan, darah yang keluar dari hidung disebabkan suhu tubuh terlalu tinggi. Kondisinya bisa cepat pulih apabila ia makan obat dengan tertatur dan untuk sementara saya anjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan berat hingga satu minggu"

Kalimat dokter jaga ICU yang menerima dan memeriksa (y/n), masih berputar jelas dalam kepala Jungkook bahkan hingga detail ekspresi ketika sang dokter menjelaskan. Tetapi Jungkok tetap tidak bisa meningalkan istrinya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit dalam salah satu kamar VIP termahal yang ada. Kalau saja (y/n) berapa nominal yang suaminya keluarkan untuk istirahat beberapa hari dibawah penanganan dokter, ia pasti akan mengamuk kesal atau bisa jadi tidak membuka mulutnya sampai suaminya mengaku salah.

Tetapi mata wanita itu sudah terpejam begitu dokter jaga menyuntikkan obat demam yang mengandung sedikit obat tidur. Warna bibirnya sedikit lebih baik daripada ketika datang ke rumah sakit, tak lagi ada tanda kerutan pada dahi yang menggambarkan rasa sakit.Tangannya masih digenggam erat suami tercinta yang kini belum juga merasa tenang, ia butuh menghujani sang istri dengan seribu satu pertanyaan detail untuk memastikan kondisinya benar - benar sudah membaik. 

Nada dering dari ponsel mahal milik Jungkook mengalihkan pandangannya dari wajah sang istri yang tertidur. Nama pria yang diminta bantuan muncul sebagai notifikasi panggilan masuk, jujur Jungkook malas menerima panggilan itu dan menjawab beribu- ribu pertanyaan yang akan dilontarkan. Panggilan itu pada akhirnya terpaksa diterima sebab ia tak mau nada dering ponselnya mengganggu istirahat istrinya.

"hallo"

"Jungkook ba.."

"semuanya sudah baik - baik saja hyung jadi tidak perlu khawatir, (y/n) hanya kelelahan dan dokter sudah menyuntikkan obat demam yang membuatnya tertidur sekarang. Sepertinya aku tidak kembali malam ini jadi tolong jaga Jeongsan untukku, ada beberapa stok kantung asi (y/n) dalam lemari pendingin, tolong dihangatkan sebelum kau memberi Jeongsan makan"

"aku belum menyelesaikan kalimatku tapi kau sudah menghujani kalimat - kalimat panjang"

"oh ya sepertinya besok aku tidak akan pergi ke studio, tolong sampaikan pada yang lain aku tak akan datang.. hyung, kalau Jeongsan menangis tolong ambil satu sweater ibunya dari dalam lemari, pintu pertama sebelah kiri ruang pakaian"

"iya iyaa aku mengerti.."

"jangan membuka pintu lemari yang lain, aku tak mau kau sampai salah membuka pintu pakaian dalam (y/n)"

"aish!! mengapa tidak kau saja yang datang dan memberikan sweater itu padaku kalau kau ragu ?! memangnya aku segila itu mencari pakaian dalam saudaraku sendiri !?"

"yasudah hyung, tolong jaga Jeongsan untukku"

"ehmm kook, dagingmu dimakan habis Taehyung"

Jungkook ingin marah begitu mendengar pengakuan Jimin tetapi ia memiliih bersyukur ada yang menghabiskan hasil kerja (y/n) "yasudah biarkan saja, lebih baik begitu daripada dibuang"

"kau mau makan apa ? biarku minta Seokjin hyung memesankan untukmu setidaknya ia ada kegiatan daripada bermain dengann boneka RJ dalam kamarnya"

"tidak perlu hyung, sudah tidak ada nafsu sama sekali.. sudah hyung, aku mengantuk" 

Jungkook memutuskan panggilan tak mau memberi kesempatan hyungnya untuk menjawab, ponselnya ia letakkan diatas meja kemudian pria itu merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang yang tersedia. Biasanya pada sekitar jam malam seperti sekarang, tangannya sibuk bergerak diatas layar ponsel dengan cepat memainkan game, tetapi saat ini tak ada yang ingin ia lakukan selain menatap wajah sang istri dan memastikan wanitanya baik - baik saja. Jarinya menekan semua tombol lampu mengingat bagaimana istrinya menyukai tidur dalam keadaan gelap, kini hanya ada sinar dari kota yang masuk melalui kaca.

- TBC -

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now