전주곡 (Prelude)

12.2K 511 17
                                    

Beware of Typo (edited)

*HUEK* *HUEK*

Aku berlari masuk dalam kamar mandi begitu mataku terbuka, seluruh rasa yang menyerang kepala dan perut kini tak lagi terasa asing. Aku menutup pintu kemar mandi dan menyalakan keran air untuk mengalihkan perhatian Jungkook kalau ia terbangun karena pergerakanku. Air hangat yang keluar dari keran air kugunakan untuk mencuci muka, setelah itu mengeringkan tangan dan wajahku sebelum keluar dari sini.

"Selamat pagi sayang" tanganku turun mengelus perut yang bahkan belum ada perubahan bentuk, lalu memutar kunci kamar mandi dan berjalan keluar memastikan Jungkook masih berada di atas ranjang.

"Kau mandi sepagi ini ?" Jungkook duduk di atas tempat tidur nampaknya baru saja terbangun, tiba-tiba aku ingin memeluknya dan pergi tidur kembali.

"Jungkook, boleh tidak aku memelukmu"

Ia tertawa kecil sambil menyisir rambutnya kemudian berdiri dan berjalan menghampiriku. Ia merentangkan tangannya sambil tersenyum lebar dengan matanya yang masih mengantuk. Aku melangkah kaki mendekatinya kemudian melingkarkan tanganku disekitar pinggangnya dengan erat.

Ayah juga menyayangimu, lihat bagaimana ia memeluk kita pagi ini

Iya mencium seluruh wajahku dari kening pipi hidung dagu dan terakhir meninggalkan kecupan manis pada bibirku seperti biasanya "Kau mandi tapi aku tidak mencium bau sabun"

"Aku sudah bilang kalau aku tidak mandi" astaga mengapa aku harus berkata jujur

"Kau muntah lagi ? Sebaiknya kita pergi ke dokter setelah sarapan pagi"

"A..aku sudah pergi menemui dokter kemarin bersama Sori, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena hasilnya baik-baik saja. Aku hanya kurang istirahat dan dokter itu juga sudah memberiku obat jadi aku akan sembuh dalam beberapa hari"

"Sayang aku lapar" katanya dengan nada manja sambil menyandarkan kepalanya di atas kepalaku

Aku tersenyum segera melepaskan pelukannya kemudian berjalan menuju dapur menyiapkan menu makan pagi untuknya. Aku membuka lemari es dan mengeluarkan beberapa bahan kemudian menyiapkan alat masak. Tapi saat aku aku hendak memotong sebuah sayuran tiba-tiba saja aku merasa mual.

Aku memaksakan diri untuk memotong sayuran pertama sambil menahan rasa mual dari dalam perutku. Kemudian tanganku mengeluarkan sepotong daging dari dalam kotak rencananya akan kubuat menjadi menu sarapan kali ini. Tetapi saat daging itu keluar dan siap untuk kupotong, rasa mualnya mendorongku untuk meletakkan pisau dan berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutku yang bahkan belum terisi pagi ini.

Rasanya heran tiba-tiba aku merasa mual hanya karena melihat bahan masakan

Apakah orang hamil akan merasa mual ketika mencium bau bahan mentah ?

Aku kembali ke dapur dan memasukkan semua bahan yang sudah dipotong sambil menahan rasa mual yang datang kembali. Aku baru bisa bernafas lega saat bahan-bahan mentah itu kembali masuk dalam lemari es. Pilihan terakhir hanya ada cereal dan susu putih, kemudian beberapa potong buah untuk menjadi menu sarapan pagi ini.

Jungkook keluar dari kamar setelah mencuci muka dan menggosok giginya, ia duduk di meja makan sambil bermain ponsel yang berada pada tangannya.

"Sepertinya pagi ini aku tidak bisa memasak, tanganku sakit karena kemarin praktik seharian dalam laboratorium"

"Aku akan memakan apapun yang kau berikan, lagi pula sebelum menikah denganmu aku juga makan menu yang sama seperti ini hampir setiap hari"

Aku meletakkan mangkuk berisi cereal dan satu kotak susu putih di hadapannya. Kemudian memotong apel untuk menemani beberapa buah strawberry yang sudah khusus dalam sebuah piring. Setelah selesai aku membawa sepiring buah itu padanya kemudian mencium keningnya sebelum aku aku pergi meninggalkan dapur karena takut rasa mual kembali datang dan membuatnya curiga.

"Kau tidak sarapan hari ini ?" Ia menahanku

"Aku belum lapar"

"Tapi melewatkan sarapan pagi itu tidak baik"

"Aku akan makan nanti setelah mandi, habiskan makan pagimu dan jangan lupa cuci piringnya"

---

Tak ingin membuang waktu terlalu lama dalam kamar mandi, aku segera mengeringkan tubuh dan berganti baju. Biasanya Jungkook tak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan makanannya, dan kali ini aku juga tak mau sampat terlambat mengantarnya pergi ke kantor walaupun ia selalu di jemput oleh managernya. Tanganku menekan kenop pintu kamar dan berjalan melewati lorong yang membawaku menuju dapur dan ruang tengah.

Tidak ada Jungkook yang duduk di meja makan, suasananya juga terasa begitu sepi sepertinya ia sudah pergi. Tapi saat aku berjalan mendekat nyatanya ia masih disini hanya berpindah pada sofa ruang tengah dan sekarang ada Jisang yang duduk di sebelahnya.

"eoh.. sudah lama tiba ?"

"belum" 

"Jisang, apa kau ingin buah ? tunggu disini sebentar lagi, aku akan menyiapkan makan siangmu" 

"tidak perlu" Jungkook menggantikan Jisang menjawab pertanyaanku

Ia berdiri dari sofa dengan ekspresi yang begitu dingin, mengambil tas kerja yang biasa dibawa olehnya. Jisang turut berdiri mengikutinya dan tersenyum canggung tidak seperti biasanya. Jungkook berjalan melewatiku tanpa menoleh atau mengucapkan satu katapun, begitu juga dengan Jisang yang tiba - tiba saja berubah tak seperti biasanya.

Aku ingin tahu apa yang terjadi selama aku berada di dalam sana tapi keberanianku hilang setelah melihat wajah mereka. Kakiku melangkah mengikuti mereka dari belakang dan berjalan hingga pintu rumah, melambaikan tanganku pada Jungkook yang bahkan enggan melihatku.

"selamat bekerja!  jangan melewatkan jam makanmu Jungkook-ah"

Kutarik pintu kayu besar menutup seperti semula setelah mobil mereka menghilang, aku melangkah turun untuk bersiap menuju kampus melakukan aktivitasku.

- TBC -

makin sayang deh sama kalian abis baca komen

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα