외상 (Trauma)

1.9K 240 18
                                    

Beware of Typo

Mengapa orang - orng jahat harus berkeliaran di sekitar, pertanyaan itu terus berputar kuat dalam kepalaku. Pikirku dengan perginya Jungkook mendatangi acara penghargaan disana, aku bisa pergi dengan tenang berdua dengan anakku. Padahal niatku siang ini hanya berjalan dengan tenang dalam pusat perbelanjaan, menghabiskan waktu dan kenangan bahagia bersama si tampan Jeongsan, namun rencanaku hancur berantakan saat menyadari sesuatu.

Seorang gadis yang kuyakini merupakan sasaeng terus mengikuti langkah tujuanku bahkan hingga kamar kecil. Pandanganku terus menangkap pergerakan tangannya yang diam - diam mengambil gambar kami berdua dari jarak yang cukup dekat. Sejujurnya malas sekali beradu mulut dengannya apalagi sampai harus menimbulkan keributan di tempat ramai seperti ini.

Terpaksa aku membawa Jeongsan bersembunyi di restoran mahal bahkan memesan ruangan privat, merelakan uang tabunganku membyar biaya sewa dan makanan dengan harga selangit. Bulir - bulir keringatku terus mendesak keluar bahkan ketika pintu ruangan tertutup memberi privasi bagiku dan Jeongsan, jantungku tak bisa tenang saat berusaha menghubungi ponsel Jungkook. Terlalu panik sampai tak ingat pria itu tak mungkin mengangkat panggilan masuk pada ponselnya, terakhir ia mengirim pesan bahwa acara akan dimulai dan semua artis tidak bisa membawa ponsel mereka.

Aku memutar wajah menghindari tatapan Jeongsan yang sedang bermain dalam kereta bayinya. Tak ingin membagi suasana hati yang kacau, apalagi sampai membuatnya membaca raut wajah panik sang ibu. Aku menangis dalam diam merasakan ketakutan itu seakan memeluk tubuhku, panik ikut menyerang saat mendengar suara petugas keamanan mengusir seseorang yang berusaha membuka pintu ruanganku. Bukannya aku berlebihan menghadapi situasi ini tetapi memang masih ada trauma yang terbawa sejak kejadian beberapa tahun lalu. (baca buku 1, part "goodbye ?")

Aku memilih asal menu makanan yang bisa menjadi alasanku untuk bertahan dalam ruangan ini, walaupun aku tahu tak satupun menu itu tersentuh oleh peralatan makan yang disediakan untukku. Pelayan restoran menatapku dengan heran sebab semua pesananku utuh tak tersentuh saat ia mengantarkan tagihan, semakin bertambah heran saat aku menyuruhnya menghabiskan makanan mahal itu. Gadis muda berusia dua puluh tahunan itu pada akhirnya duduk bersama denganku dalam ruangan dan mengisi perutnya, ia juga begitu tertarik bermain bersama Jeongsan, bahkan meminta ijin agar dapat menggendongnya.

Alasan sedang sakit kepala terpaksa kugunakan saat menanyakan bertanya atas rasa penasarannya, untungnya ia mempercayaiku dan menanyakan hal lain. Sekitar dua jam lebih aku bertahan dalam ruangan ini, menunggu situasi lebih aman agar dapat melarikan diri dari lokasi dan kembali ke rumah. Gadis pelayan tadi rela mengorbankan jam kerjanya untuk menemaniku bahkan mengantarku ke mobil setelah mendengar pengakuanku mengenai orang misterius.

Tanganku masih berusaha menghubungi Jungkook saat berada dalam mobil yang bergerak meninggalkan pusat perbelanjaan. Pedal gas terpaksa kuinjak dalam untuk meningkatkan laju mobil, mataku sesekali memeriksa keadaan Jeongsan dikursi belakang. Sedikit lagi hampir aku meraih pintu gerbang lokasi perumahaan tetapi untungnya aku menangkap sebuah mobil yang terus mengikutiku dari belakang. Terpaksa kupancing dia pergi menjauh dari sana, membawa sejauh mungkin dari area rumahku. 

Tiba  - tiba ponselku berdering menampilkan panggilan masuk dari Jisang "hei hei nona, kau sedang meneror ponsel suamimu atau apa ? Jungkook tak mungkin menggunakan ponselnya sampai acara selesai"

"Ji..jisang-ah tolong aku"

"hei hei ada apa ?"

"sepertinya ada sasaeng yang mengikutiku, tolong aku takut sekali"

"memangnya kau dimana ?"

"Aku sedang dalam mobil bersama Jeongsan, kami tak bisa kembali ke rumah karena dia terus mengikuti dari belakang. Aku harus bagaimana ??"

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now