믿음 (Trust)

1.9K 225 9
                                    

Beware of typo

Suasana rumah terasa begitu gaduh saat seorang pria yang merupakan pemilik asli dari bangunan tersebut kembali ke bangunan mewah hasil kerja kerasnya itu. Bahkan ketukan pintu dirasa tidak akan mudah terdengar apabila dibandingkan dengan kegaduhan dari dalam rumah. Tangisan bayi menjadi suara paling tajam yang dapat tertangkap oelh telinga, kemudian dilanjutkan percakapan dua wanita yang nampak cemas.

Awalnya sang pria sudah siap dengan segala ide dalam kepala untuk datang dan memberi kejutan, namun saat mendengar percakapan dua wanita tadi rasanya seluruh ide dalam kepala terbakar hangus begitu saja. Ia menekan angka - angka untuk dapat masuk ke dalam rumahnya dan mendapat penjelasan lebih tentang hal - hal yang tengah menjadi tebakan terburuknya. Bayi berusia kurang dari satu bulan didapati tengah menangis kuat dalam gendongan seorang wanita yang ia kenal.

Matanya tak mendapatkan sosok wanita yang seharusnya bersama dengan sang bayi seperti dalam imajinasinya sebelum tiba di rumah. Dua wanita tadi masih berdiri terpaku pada tempat mereka saat mendapati sang pemilik sah rumah datang. Dalam pikiran sang pria saat ini adalah menenangkan tangisan sang bayi yang kelihatan begitu kelelahan, dau wanita yang kini bersama dengannya juga menggambarkan rasa cemas yang begitu besar.

Suara tangisan bayi perlahan mereda begitu ia berpindah dalam pelukan sang ayah yang pergi meninggalkan rumah cukup lama. Jeon Jungkook merasa seperti akan menangis saat menemukan putranya dalam situasi yang tak ia harapkan, dalam kepalanya menuntut sebuah penjelasan tentang alasan dibalik tangisan sang anak, lalu ada juga pertanyaan tentang kemana perginya sang istri. Sori, dan Seolbi, dua wanita yang kini tengah bersama Jungkook juga bingung bagaimana menjelaskan situasi, mereka juga takut melukai sosok yang tengah duduk di kursi ruang tengah.

Pasalnya sudah sejak kemarin siang (y/n) didapati duduk termenung dengan wajah tanpa ekspresi, ia tak juga mengganti posisinya sampai saat ini. Entah telinganya sengaja ditutup atau memang tak bisa lagi mendengar bahkan ketika sang buah hati menangis hebat di tangan orang lain. Wanita itu seperti tengah memperhatikan helai - helai tumbuhan di taman belakang rumahnya.

Tak ada satupun balasan terdengar keluar dari mulutnya ketika Sori ataupun Seolbi bertanya pada wanita itu. Perutnya belum terisi sejak kemarin, ia menolak segala tawaran yang datang, bahkan menu daging termahal yang sengaja dibeli untuk memancing rasa lapar. Rasa lapar atau haus nampaknya bukanlah terpenting jika dibandingkan dengan kewarasan mentalnya saat ini.

Terhitung kini hampir dua puluh empat jam wanita itu bertahan pada posisinya. Kedua kantong mata yang membengkak tak juga menghalangi cairan bening yang masih turun beberapa saat. Harapan Sori dan Seolbi akan (y/n) hampir saja jatuh pada titik akhir, untungnya sosok pria yang mereka ucapkan dalam doa kemarin, kini berdiri tepat di hadapan mereka.

"tolong jaga Jeongsan sebentar"

Jungkook mengembalikan si kecil yang sudah terlelap dalam gendongannya, ia tahu ada yang janggal dan ia harus memperbaiki masalah itu. Sori dan Seolbi sempat memberi petunjuk pada sang pemilik rumah sebelum naik menuju kamar milik Jeongsan di lantai dua. Jungkook mengambil langkah pertama setelah dua wanita tadi menghilang dari pandangannya.

Tubuhnya kaku saat pertama kali kedua matanya menemukan sosok yang ia cari dalam keadaan yang jauh lebih buruk dari tebakannya. Mulutnya tertahan untuk mengucapkan salam manis pada wanita yang ia cintai. Tersisa satu tempat pada sofa, tepat di belakang sosok menyedihkan itu duduk.

Jungkook memberanikan diri untuk datang dan menyambut wanitanya dengan cara lain walau keberaniannya jatuh sudah jatuh terlalu dalam. Saat yang bersamaan setelah tubuhnya mengisi sisi kosong sofa, tangannya bergerak pertama kali mengelus rambut panjang yang ia rindukan, perlahan dan berulang kali agar sosok di depannya tidak terkejut. Sentuhan - sentuhan itu berhasil melemahkan tubuh kaku di hadapannya, kini telinganya mendengar isakan tangis yang begitu memilukan.

"aku kembali sayang"

Jungkook melingkarkan tangannya pada wanita yang membuat jantungnya berdegup kencang, persetan dengan rasa takut yang sempat menahan aksinya.

"Aku tak tahu ini kalimat permintaan maaf yang keberapa kalinya, kau pasti lelah mendengarku mengaku bersalah.. (y/n)-ah, kalau memang keberadaanku hanya akan terus menyakiti dan menyiksamu, maka aku akan melepasmu pergi mengejar kebahagiaan diluar sana"

Jungkook mungkin terlihat gagah saat berada diluar, tetapi ia juga manusia yang bisa merasa sakit dan takut. Air matanya tak tertahan saat kalimat panjang itu berhasil diujarkan, wajahnya bersembunyi di balik tubuh sang istri yang sama kacau dengannya. (y/n) melepaskan diri dari lengakn yang mengikatnya dari belakang, belum ada alasan yang ia dapati untuk layak bertemu dengan sang suami.

Ia berdiri meninggalkan sofa dengan kakinya yang terasa sakit dan kaku, perlahan berjalan menjauh dari Jungkook yang kini tengah menangis dan merelakan kepergiannya. Naskah drama bahagia yang ia siapkan saat Jungkook kembali nyatanya harus digagalkan sebab rasa hati yang jauh lebih tak terkendali.

"Aku tahu ini egois tapi aku hanya akan meminta satu hal darimu, beri aku kesempatan untuk bertemu Jeongsan. Sungguh tidak masalah kalau kau tak memperkenalkan aku sebagai ayahnya, namun biarkan aku bertemu dengannya, aku janji tak akan menggangu hidup kalian"

"Lebih baik kau bunuh aku dari pada aku harus menuruti semua itu" (y/n) menyerah pada kakinya yang tak lagi bisa digerakkan

"mengapa kau terus meminta orang lain untuk membunuhmu ? apa kau tidak merasa bahagia lagi ? kalau benar, aku ingin tahu apa yang menghilangkan rasa bahagiamu sehingga aku bisa menyingkirkan penyebab itu" Jungkook memutar wajahnya begitu mendengar (y/n) jatuh di dekatnya, tapi ia tak akan datang kesana dan memperburuk suasana

"bagaimana kalau aku mengatakan kalau penyebabnya karena diriku sendiri, apa kau tetap mau membantuku ? tolong singkirkan kalau kau bisa, akupun lelah"

"bahkan telingaku tidak kuat mengengar tangisanmu, bagaimana bisa aku menyingkirkanmu ??"

"kalau begitu biar aku yang menyingkirkan itu, beri aku waktu dan tunggu aku pada tempatmu saja" (y/n) menghapus kasar jejak air mata yang membasahi pipi lalu berusaha berdiri sebab ia benci terlihat lemah

"kembalilah padaku saat kau lelah berjuang, kembalilah padaku saat kau berhasil berjuang, kembalilah padaku dan biarkan aku memberitahu padamu seberapa besar cinta untukmu yang ada dalam diriku."

"terima kasih"

(y/n) pergi memaksakan dirinya menghilang dari pandangan Jungkook dengan tenaga yang bahkan nyaris tidak terkumpul. Kesadarannya memang belum pulih tetapi ia tahu kesalahannya menelantarkan sang putra tercinta sejak kemarin. Ia tidak masalah di cap sebagai orang yang buruk tetapi tidak akan pernah sanggup di cap sebagai ibu yang buruk.

- TBC -

Hi :)))))))))))

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now