고마워 (Thankful)

1.7K 244 19
                                    

TIDUR WOIII.. JANGAN MAEN HP MULU..

Beware of Typo

Selesai mengisi perut tuan muda dalam kamar Jungkook, aku kembali menuju ibu mertua yang sibuk membersihkan sayur segar untuk dimasak esok pagi. Senyumnya mengembang begitu menemukanku berjalan menghampirinya, kesibukannya malam ini hanya membersihkan sayur dan menyaksikan penampilan putra bungsu melalui televisi mahal dihadapannya. Aku tak menemukan sosok suami yang biasanya duduk di sofa single dekat pintu balkon, mungkin suaminya itu memilih untuk beristirahat lebih cepat malam ini.

"sudah selesai ? cepat kemari biar eomma yang menggantikanmu menjaga Jeongsan" ibu bangun dari tempatnya untuk mencuci tangan pada wastafel dapur

"gwenchanayo eommoni, aku bisa menjaga Jeongsan sendiri lagipula sebentar lagi sudah jam tidurnya"

"bagaimana kalau kau menggantikan pekerjaan eomma membersihkan sayur ?" tangannya terulur mengambil Jeongsan yang sedang aktif menggerakkan tangan dan kakinya

Ibu mengisi bagian sofa kosong dan mencari posisi yang nyaman, tangannya menepuk punggung Jeongsan pelan berirama. Tubuhku berpindah menggantikan tugasnya membersihkan sayur segar yang tinggal sedikit, meskipun pekerjaan kami berbeda tetapi mata kami merekat pada satu titik yaitu layar televisi yang menyiarkan siaran langsung acara penghargaan paling bergengsi malam ini. Aku membaca wajah ibu yang nampak tengah berdoa agar putranya membawa prestasi lain malam ini.

Senyum kami sama -sama mengembang ketika sekilas wajah putra tersorot kamera, seruan gembira ibu semakin terdengar jelas seiring piala emas yang diterima oleh putranya malam ini. Sedangkan Jeongsan yang tak mau pusing dengan kebisingan dalam ruang keluarga memilih untuk tidur dalam gendongan neneknya. Seluruh perhatianku memaku pada layar saat mereka tampil sebagai pengisi acara, tak henti - hentinya kami berdua dibuat takjub dengan penampilan spektakuler selama tahun ini.

Melihatnya bekerja keras disana membuatku ingin berlari melingkarkan lenganku erat, menariknya dalam pelukanku dengan serakah tak perduli dengan manusia lain. Gatal rasanya ingin mengeringkan keringat yang membasahi kulit bayi miliknya, sedikit panik melihatnya benar - benar menggunakan seluruh tenaga untuk penampilan malam ini. Video jeda diantara penampilan yang menceritakan bagaimana perjuangan mereka  sejak awal membuatku terharu, bahkan airmata mengalir keluar tanpa kusadari.

"(y/n)"

"ne eommoni ?" aku mengusap kilat jejak airmata dengan punggung tanganku sebelum memutar wajah menghadap wanita yang memanggilku itu

"pasti sulit"

"ne ? aniyoo.. membersihkan sayur sedikit ini tidak sulit sama sekali, nan jeongmal gwenchanayo eommoni"

"aku tak berbicara tentang sayuran itu, aku berbicara tentang dirimu"

"aku tak mengerti maksudnya"

"coba kemari" ia menepukkan tangannya pada bagian sofa tepat di sampingnya

Aku meletakkan pisau sayuran dalam kernajang lalu melepas sarung tangan plastik yang kugunakan, setelah itu mendatangi wanita yang memanggilku dengan mata penuh kasih sayangnya itu. Tangan kananya menggendong Jeongsan yang terlelap tanpa terlihat kesulitan sedikit pun, bahkan satu tangannya lagi bisa bergerak bebas mengelus kepalaku saat ini.

"eomma berbicara tentangmu"

"waeyo eommoni ?"

"pasti sulit menjalani hidup menjadi istri seorang Jeon Jungkook"

"tidak.. tidak sama sekali"

ia tersenyum begitu cantiknya "eomma bangga padamu dan berterima kasih padamu"

"jangan seperti itu eommoni, aku yang seharusnya berterima kasih pada kalian"

"(y/n)-ah, eomma bahkan tak bisa membayangkan mengurus semuanya seorang diri, tapi kau bisa mengatur semuanya dan tidak bersikap egois.. Jungkook sering bercerita bagaimana kau mengurus urusan rumah, menyiapkan makan untuknya, mengurus Jeongsan, dan bahkan merelakan Jungkook pergi jauh karena tuntutan pekerjaannya"

"aku sudah memikirkan semua konsekuensinya sebelum menjawab lamaran Jungkook, jadi kupikir tak ada alasan untuk mengeluh pada titik ini.. walaupun sebenarnya aku benci harus berpisah dengan Jungkook"

"maka dari itu eomma berterima kasih padamu sayang, terima kasih sudah merawat Jungkook dengan baik, terima kasih sudah mengisi posisiku selama Jungkook berada jauh dari rumahnya, terima kasih sudah menjadi ibu yang baik untuk cucuku, bahkan kau masih ingin membantu orang sekitarmu saat kau sadar tak ada kekuatan tersisa untuk disimpan seorang diri"

Mendengar semua kalimat yang keluar darinya dengan nada lembut membuatku tersentuh, sorot matanya mengingatkanku pada tatapan ibu yang kurindukan. 

"aigooo anakku mengapa kau menangis ?"

"tiba - tiba aku rindu pada ibu kandungku dan Jungkook" tanganku sibuk mengusap air mata yang tak mau berhenti

"kemari sayang, peluk ibu dan anggap saja aku adalah mereka" tangannya melingkar dan menepuk pundakku perlahan, ia bersenandung seperti tengah menyanyikan lagu pengantar tidur untukku

"terima kasih eommoni"

"aku yang harusnya mengatakan itu, terima kasih untuk tetap bertahan disisi anakku walaupun kutahu semuanya tidak mudah bagimu"

Siaran televisi sepertinya tengah asik sendiri menjadi pengiring malam kami, ditambah suara hujan yang tiba - tiba datang padahal tidak ada tanda mendung sebelumnya. Ibu terus merangkulku memberi kehangatan dan perlahan mengayunkan tubuhnya berirama seperti telapak tangannya yang mengelusku. Seketika aku teringat dengan Jeongsan yang terlelap, anak itu harus segera dipindahkan keatas tempat tidur, ia punya kebiasaan tidur yang buruk seperti ayahnya.

"eommoni, aku harus memindahkan Jeongsan ke tempat tidur sebelum ia mengamuk karena tidak merasa nyaman"

"arasseo"

Tanganku mengangkat perlahan tubuh mungil Jeongsan berusaha agar tidak membuatnya terbangun, suara hujan diluar sebenarnya sudah cukup mengganggu telinga sensitifnya. Saat hendak berpindah dari sofa barulah aku tersadar bahwa masih ada tumpukan sampah kulit sayuran yang harus dirapihkan.

"biar eomma yang bersihkan saja sampahnya lagipula tidak terlalu banyak"

"terima kasih eommoni" aku sedikit membungkuk sekaligus mengucapkan salam perpisahan untuk malam ini

"(y/n)-ah"

"ne ?" tubuhku berputar kembali saat mendengar panggilan 

"jangan lupa mencuci muka setelah merebahkan Jeongsan di tempat tidur, aku tahu putraku akan meneleponmu sebentar lagi"

"aku mengerti eommoni" jawbaku sedikit tertawa mendengar tebakannya yang hafal dengan perilaku putra bungsunya

"selamat malam sayang, tidur yang nyenyak!"

- TBC -

abis baca langsung tidur yaaaaaaa

"

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now