광기 (Madness)

2.1K 241 20
                                    

Beware of Typo

Kewarasanku sepertinya benar - benar terganggu sebab masalah kali ini, di tengah malam sedingin ini aku keluar tanpa menggunakan mantel atau jaket menutupi tubuh. Tidak tahu sudah berapa lama berada diluar rumah dekat pakaian tipis dan wajah kacau seperti ini. Sebuah kios jajanan malam di pinggir jalan menjadi pilihanku menenangkan diri.

Botol kaca berisi alkohol seakan bernyanyi menarikku untuk menjadikan mereka teman malam ini. Terhitung sudah lebih dari empat kepala teman mereka terbuka dan terkuras habis dalam gelas kaca milikku. Airmataku tak berhenti berpesta walau kesadaranku mulai menghilang karena penggaruh cairan - cairan yang sebenarnya kubenci.

Aku menangis seorang diri sambil terus menenggak isi botol - botol kaca yang tertata di atas meja. Apakah mencintai seseorang harus menyakitkan seperti ini, atau ini hanya karena keberuntungan sedang tak berpihak padaku. Pandangan orang - orang sekitar membuatku semakin tertekan, mereka seakan menghakimiku dari sudut mata mereka.

"bibi tolong satu botol lagi"

"aigooo agassi bukan aku tak mau memberimu, tapi sepertinya kau sudah cukup mabuk. Apa kau punya teman yang tinggal di dekat sini ??"

"tolong berikan lagiiii" aku mengambil paksa satu botol tak berpemilik yang dipajang dekat kasir

Ponselku berbunyi begitu botol kaca berhasil terbuka, sang pemilik kios menerima panggilan masuk sebab ia tahu aku tak akan menerima panggilan itu. Mataku terpejam menikmati cairan itu membakar tenggorokanku, aku tak akan berhenti sampai cairan ini membuatku melupakan semuanya. Kepalaku akhirnya terasa ringan saat seluruh isi botol kaca terakhir berhasil kuhabiskan dalam hitungan detik.

Wajahku kini merekat pada meja yang berada di hadapanku, aku menertawai diriku yang begitu lemah. Bayangan wajah pria itu tiba - tiba muncul dalam kepala dan membuatku kembali menangis hebat. Tanganku berusaha mencari cairan yang mungkin masih tersisa dalam botol kaca.

"(Y/F/N) !!!"

"eoh ?? Sori ??" aku mendorong wajahku menjauh dari sisi meja dan mencari asal suara yang kukenali

"aishhh!! aku benar - benar akan membunuhmu!"

Tubuhku di tarik paksa oleh pemilik suara itu, kemudian ada juga suara wanita tua pemilik kios. Detik berikutnya aku berpindah ke dalam kursi mobil, sang pemilik terlihat sibuk membayarkan pesananku sebelum masuk ke dalam kendaraannya. Ia terlihat begitu menakutkan, tangannya mengerat pada kendali mobil.

"kau berhutang banyak penjelasan padaku"

"sakit... tolong aku Sori"

"haruskah kau berurusan dengan botol - botol alkohol itu ??!!!"

"aku ingin mati"

"(Y/F/N) !! KAU GILA ?!"

"aku lebih baik mati.."

"BAGAIMANA DENGAN JEONGSAN ??!! APA KAU AKAN MEMBIARKAN ANAK ITU TUMBUH TANPA IBU ?!! TOLONG SADAR!!"

"dia bisa tumbuh bersama ayahnya yang pasti memberi lebih banyak kebahagiaan" airmataku kembali mengalir

"KAU BENAR - BENAR GILA!" 

"aku harus bagaimana ?"

"KAU HARUS KUAT UNTUK ANAKMU!! DASAR PEREMPUAN GILA!!"

"bawa aku ke tempatmu, aku tak akan pulang malam ini" kepalaku bersandar pada kursi mobil

"kau tak bisa mengaturku"

Sori mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, melewati jalan - jalan yang amat sangat mudah kukenali walaupun aku tak lagi sadar sepenuhnya. Ia menarikku turun dan membawaku masuk ke dalam bangunan megah begitu pintunya terbuka dari dalam. Dua wanita yang kukenal tengah menahan tubuhku sambil berjalan menuju ruang tengah. Seolbi eonni berlari mengambilkan segelas air untukku, Sori sibuk dengan ponselnya memanggil seseorang melalui benda persegi itu.

"minum dulu" nada suara eonni mendadak tajam, ia tak perlu meminta penjelasan dari sahabatku sebab ia dapat mengetahui dosa yang kulakukan dari aroma alkohol yang merekat pada pakaian

"halo"

"matikan Sori-ah"

"(y/n) ?"

"Sori" aku menatap tajam sahabatku yang kini menyerahkan ponselnya lebih dekat padaku

"kau benar - benar tak ingin tahu apa yang baru saja terjadi pada istrimu, tapi kau harus tahu betapa gilanya wanita ini" tatapanku rupanya tak memberi sedikitpun efek pada Sori

"kubilang matikan"

"ada apa ?? apa yang terjadi ??"

"kau mungkin tak akan percaya dengan ceritaku tapi ini benar - benar baru saja terjadi"

"Sori aku menyuruhmu mematikan panggilan"

"Sori-ah tolong ceritakan padaku apa yang terjadi ?" ada terdengar nada khawatir pada kalimatnya

"Jungkook, apa yang terjadi pada kalian ?? (y/n) baru saja menenggak habis tujuh botol soju dan memintaku untuk menghabisi nyawanya"

PRANGG!!

Gelas kaca yang berada pada tanganku kini berhambur ke lantai dan mengejutkan semua orang "KUBILANG MATIKAN PANGGILANNYA!!"

"(y/n)-ah, tenang dulu" Seolbi eonni duduk di belakangku dan menggunakan tangannya untuk membuatku tenang

"aku tak tahu apa yang terjadi, tapi kumohon selesaikan ini segera Jungkook.. aku tak mau kehilangan sahabatku" tangan Sori gemetar hebat

"(y/n) sayang, mengapa kau melakukan itu ?"

"wae ?? wae ?! WAE ?!! MEMANGNYA KENAPA ?!!!" kedua pipiku kembali basah bersamaan dengan luapan emosi yang meledak

 "itu tidak baik sayang, kita bisa membicarakan ini"

"APA PERDULIMU ?!! BUKANKAH KALAU AKU PERGI SEMUANYA AKAN LEBIH BAIK BAGIMU ?!!"

"aku kehilangan separuh nyawaku kalau kau benar - benar pergi"

"bagaimana denganku ?? BAGAIMANA DENGANKU JEON JUNGKOOK ?!!!! semuanya kini terasa membebaniku, semuanya menyakitiku, jadi biarkan aku pergi"

"aku tak akan membiarkanmu melakukan itu, aku tak akan pernah membiarkanmu meninggalkanku"

"Sori-ah tolong matikan sekarang, aku mohon padamu"

"ba..bagaimana Jungkook-ah ?"

"eoh.. tolong jaga (y/n) untukku, dan Jeongsan juga, aku akan berusaha kembali secepat mungkin"

Sori menyimpan ponselnya begitu panggilan terputus, dua wanita yang tengah bersamaku tak lagi bisa membuka mulutnya setelha melihat sendiri betapa kacaunya diriku. Mereka hanya bisa terdiam sambil menjagaku dari jarak terdekat mungkin mereka juga mengucapkan doa dalam hati.

"tinggalkan aku sendiri"

"tapi"

"Sori-ah, apa kau mau melihat Jeongsan di kamar ??"

Ada canggung pada kalimat eonni, aku tahu ia juga khawatir tetapi lebih takut menyakitiku. Mereka berdua pergi meninggalkanku sendiri di ruang tengah, eonni juga memadamkan lampu utama. Kini hanya ada aku dan pantulan menyedihkan diriku pada kaca yang membatasi antara ruang tengah dengan halaman belakang.

- TBC - 

SKS dahhh

sistem kebut semalam

siapa belum tidurrrrrrrrr ?????????????

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now