포옹 (Cuddles)

2.8K 274 8
                                    

Sosok pria yang tinggal dalam satu rumah bersamaku, sudah lebih dari satu minggu di sibukkan dengan hal baru yang benar - benar mencuri perhatiannya. Bahkan wajahnya sama lelah seperti saat ia kembali ke rumah sehabis berlatih dari perusahaan seperti biasanya. Namun kali ini bedanya ada senyum kepuasan mewarnai di balik harinya yang lelah.

Tak jarang ia tertidur di bahuku saat tengah memperhatikan sosok mungil yang mengisi perut dariku. Kini ada jarak yang memisahkan kami berdua saat tidur di atas ranjang, tetapi meski kami terpisah rasanya ada sesuatu yang semakin mengikat. Pekerjaan rumah yang tersisa bagiku hanya merapihkan pakaian yang sudah bersih, menyiapkan makan, dan mengisi perut si kecil.

Jungkook bahkan bangun dengan sigap begitu mendengar suara tangisan atau meraskan pergerakan bayinya. Terkadang saat aku tak bisa bangun karena terlalu mengantuk, ia akan membawa Jeongsan keluar dari kamar agar aku tak terganggu. Untungnya ada stok asi yang sudah lebih dulu di pompa untuk berjaga - jaga kalau sampai aku tidak terbangun saat Jeongsan menangis tengah malam.

"Jungkook-ah" 

Aku membangunkan sosok pria yang kini kedapatan tertidur di dekat mesin cuci setelah semalaman berjuang seorang diri menenangkan Jeongsan yang tiba - tiba menangis kejar. Kantung matanya terlihat lebih jelas dari sebelumnya, namun untungnya pekerjaan baru yang melelahkan ini belum sampai menurunkan berat badannya. Saat ia terbangun setelah mendengar suaraku, ia langsung berdiri dan berjalan ke arah kamar seakan mencari anaknya.

"Jungkook-ah" aku menahan lengannya agar tidak pergi lebih menjauh 

"hmm ? apa Jeongsan menangis lagi ?" tangannya mengusap wajah yang masih terlihat mengantuk

"tidak, aku membangunkanmu karena kau tertidur di sebelah mesin cuci"

Kami berjalan menuju sofa ruang tengah yang berukuran cukup besar, lalu aku menyalakan pendingin ruangan sebelum membiarkan Jungkook merebahkan kepalanya di atas pangkuanku. Matanya langsung kembali terpejam begitu kepalanya bersadar, ia bernafas dengan tenang menikmati kembali waktu istirahatnya.

"maaf merepotkanmu setiap malam mengurus Jeongsan" tangaanku mengusap kepalanya, menikmati helaian rambut yang begitu halus

"gwenchana, itu tanggung jawabku juga" ia tak membuka matanya saat menjawabku

"tidurmu jadi terganggu karena Jeongsan bangun tengah malam hampir setiap hari"

"aku lebih tidak tega kalau waktu tidurmu yang menjadi korban" kini wajahnya berputar menghadapku

"apa kau merindukanku ?" tanganku menelusuri tulang hidung miliknya yang tinggi

"aku bisa di katakan sudah sampai gila karena merindukanmu, anak itu selalu tahu saat aku tengah bersama denganmu. Mungkin ia tak mau sang ibu di rebut oleh ayahnya, atau sebaliknya ?"

"aku ingin tidur sambil memelukmu seperti dulu"

Ia tersenyum dan langsung menarik kepalanya yang tengah bersandar di atas pangkuanku, kemudian menyuruhku untuk merebahkan diri di bagian dalam sofa.

"seperti ini ?" Jungkook kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa, wajahku bersembunyi di antara ceruk lehernya

"apa harum tubuhku masih sama ? atau sudah bercampur dengan bau Jeongsan ?"

"kau menggunakan pewangi baju setiap kali mencuci, jadi mau seberapa lama menggendong anak itu pun, harum tubuhmu akan tetap sama"

"apa kau dingin ?" ia tengah membuat alasan agar bisa memelukku lebih erat "sepertinya kita harus cepat tidur sebelum Jeongsan kembali mengamuk dan memisahkan kita lagi"

Aku mengadahkan wajaku untuk memberi satu ciuman singkat pada bibirnya sebagai hadiah atas hasil kerja kerasnya selama ini.

- TBC-

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now