법정 (Court)

912 158 11
                                    

Beware of typo

Sesudah perilisan album baru menambah coretan jadwal harian ayah muda anak tunggal satu itu. Jam tidurnya bergeser semakin awal sebab mobil perusahaan setia menjemput saat jarum jam menyentuh tepat angka delapan pagi. Terkadang ia menikmati sarapan paginya dalam perjalanan atau digabungkan dengan jam makan siang bersama yang lainnya.

Sama seperti beberapa hari belakangan, kini ia tengah menyiapkan tas kerjanya ditemani segelas cokelat hangat buatan sang istri. Sebelum mandi pagi tadi ia sudah menyapa sang ibu yang masih menginap dalam kamar tamu bersama cucu kesayangannya. Matanya menatap sang istri yang baru saja selesai mandi dengan rambut masih basah, tanpa disuruh ia meraih handuk kecil untuk mengeringkan rambut pasangannya.

"belum berangkat ?" tanya (y/n) menghadap Jungkook dan membiarkan suaminya mengerjakan tugas

"tadi managerku terjebak macet, mungkin tak lama lagi harusnya tiba" Jungkook tak tahan untuk tidak mencuri ciuman dari wajah istrinya

"selesai pukul berapa ?" sepertinya memandangi wajah tampan suami kini menjadi rutinitas yang wajib dilakukan

"sepertinya hari ini selesai lebih awal"

"jangan melewatkan jam makan lagi" ibu jari (y/n) mengusap tepi bibir Jungkook, menghilangkan jejak cokelat yang mengotori

"aku ingin mengajakmu ke kantor bersama kalau tidak sibuk" Jungkook minggu kemarin mengurus pendaftaran ulang kuliah istrinya yang kemarin sempat tertunda

"Baru masuk minggu kedua pasti tidak akan terlalu sibuk"

Keduanya berakhir pergi bersama ke kantor agensi. Sejak awal menginjakkan kaki keluar dari rumah, tangan Jungkook tak melepaskan satu jaripun dari genggaman sang istri. Ia seperti pengawal bayaran mengintai semua orang yang berada dekat istrinya.

Hari ini hanya ada beberapa meeting kecil beberapa member dan staf marketing, lalu penandatanganan album baru untuk stok distributor. Selebihnya semua member diberi kebebasan bekerja atau bersantai dalam kantor agensi. Jungkook memilih ruang studionya walau tak ada keharusan menghabiskan waktu di dalam sana, ia mementingkan kenyamanan sang istri dan privasi sang istri.

Sebenarnya sejak tadi (y/n) menangkap sinyal aneh dari gelagat suaminya, dan ia baru berani bertanya setelah keduanya menghabiskan waktu makan siang bersama. Dipancing dengan Jungkook yang tiba-tiba saja meminta izin untuk memeluk istrinya padahal bisa saja dia melakukan itu semaunya.

"Ada yang ingin kau katakan ?" ujar (y/n) sambil mengusap punggung suaminya

"Apa aku terlihat mencurigakan ?"

"Aku bukanlah wanita yang baru tinggal bersamamu sebulan lalu, jadi apa yang kau simpan ?"

Jungkook memlepaskan diri dari pelukan lalu menatap istrinya ragu. "(y/n)-ah, kalau kondisimu sudah membaik apakah kau ingin datang memenuhi panggilan kepolisian ?"

"Kepolisian ?"

"Sebagai korban atas kasusmu, pihak kepolisian menyarankan kami menempuh jalur hukum dan mereka butuh kesaksian"

Kalau (y/n) boleh jujur sebenarnya ia masih belum siap bertemu si pembunuh anaknya. Baginya setiap bertemu dengan gadis itu sama saja ungkit kesalahannya sendiri beberapa waktu lalu, bahkan untuk saat ini ia masuk dalam kamar mandi rasa trauma masih ada. Tapi ia juga berfikir kalau seandainya ia tidak hadir dalam persidangan maka keputusan hakim akan terlalu memberatkan gadis itu.

"Kalau kau tak mau juga tak ada masalah, lupakan saja" Jungkook mengusap kepala istrinya yang nampak tak nyaman saat membicarakan pelaku kejahatan itu

"Kapan pengadilannya ?"

"Ne ??" Jungkook tak menyangka wanitanya akan seberani itu

"Aku akan hadir dan memberi kesaksian agar keputusan hakim tak memberatkan"

"Kau masih membela anak itu yang jelas - jelas berniat menghilangkan nyawamu"

"Aku tahu ini munafik tapi aku percaya karma kalau sampai kita menghukum anak itu. Seandainya kita yang punya anak perempuan, apa kau tega melihatnya berada dibalik sel ??"

"Kau terlalu baik"

"Anak itu melakukan sesuatu karena ada hal yang mengganggunya, kurasa dia juga melakukan karena di bawah pengaruh emosi. Aku tahu sebelumnya dia anak yang baik dan berhak memiliki kesempatan untuk berubah sama seperti yang lain" (y/n) mengusap punggung tangan suaminya sambil sedikit tersenyum

"tapi kejadian di rumah sakit bukan pertama kalinya anak itu mencoba mencelakakanmu! Aku tahu alasan mengapa kau pergi dari pesta ulang tahun Jimin hyung, mengapa kau kembali ke rumah yang jaraknya lebih jauh daripada kembali ke apartemenku"

"Hmmmm... lalu menurut mu apa aku harus menghukumnya dengan keras ?"

" menghukumnya dengan cara keras atau tidak itu pilihanmu"

(y/n) merasa ia harus mendekap tubuh suaminya karena terlihat emosi pria itu mulai terpancing. Ia menyandarkan wajahnya tepat di depan dada sang suami sementara kedua tangannya melingkar di sekitar pinggang.

"Aku akan bersaksi sesuai dengan seluruh kejadian yang aku alami, keputusan hukuman tetap berada di tangan Hakim"

"Apakah kau benar - benar siap kembali bertemu dengannya ?"

"Kau ada bersamaku jadi untuk apa aku takut ? Aku punya kau, punya Jeongsan, punya Jimin oppa, punya keluarga yang menjagaku disini dengan baik"

"Baiklah kalau itu keputusanmu, aku akan menemanimu nanti. Tapi sekarang aku meminta bayaran lebih dulu"

Jungkook menenggelamkan kembali tubuhnya ke dalam pelukan untuk menghilangkan kekhawatirannya, kalau istrinya bisa seberani itu maka ia harus percaya dan bersiap sebagai pelindung.

- TBC -

Pendek dulu gapapa ya,
Lanjutannya panjang nanti (diusahakan)

Btw ada yg ud check work baru ?
Jangan lupa follow juga, supaya ga ketinggalan berita terbaru

❤️❤️❤️❤️

Sorry kelamaan update,
Sedih liat agus sampe operasi gitu..
Pasti ud parah banget sampe hrs ngambil tindakan.
Trs baca yg katanya dia rutin suntik sblm operasi..

Stay safe semuanya

Stay safe semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang