1 박 2 일 (2Days 1Night)

1.2K 158 13
                                    

Beware of typo (edited)

Kamis malam ini ruang tengah nampak lebih bernyawa dibanding hari - hari sebelumnya. Bungkus - bungkus camilan sudah tertata menemani sosok wanita yang menyetel tayangan televisi mewah di hadapannya. Ia tak sabar menyaksikan tayangan tentang perjalan suaminya berlibur menikmati alam.

Padahal bisa saja ia bertanya langsung pada pemeran utama disana, tapi gambaran visual lebih menarik dibanding penjabaran detail yang mungkin tak masuk dalam tayangan. Meskipun matanya cukup mengantuk tapi ia berusaha bertahan untuk menyaksikan perdana keseruan acara suaminya, oleh sebab itu ia membuka dua kaleng soda untuk menyegarkan tubuh dan matanya. Jungkook sendiri baru saja selesai membersihkan tubuh setelah mengantar putranya menemui enam paman yang meminta anak itu untuk tinggal menginap beberapa hari bersama mereka.

Awalnya tentu saja sulit memisahkan Jeongsan dari ayahnya, apalagi sejak pagi mereka berdua merekat layaknya perangko dan surat. Jeongsan tak mencari ibunya bahkan saat jam makan, ia tertarik pada tingkah konyol ayahnya, atau membuat ayahnya kewalahan menjaganya belajar jalan. Tapi malam ini Jungkook dan istrinya bisa dengan bebas melakukan hal apapun yang mereka senangi tanpa harus mengkhawatirkan putra mereka.

(y/n) begitu antusias bahkan semenjak detik awal tayangan berputar, ia dibuat tak berhenti tertawa melihat tingkah sepupu laki - lakinya. Orang itu mungkin cocok menjadi seorang komedian kalau sampai terlahir kembali nantinya, ada - ada saja tingkah anehnya selama berlibur. Tetapi dalam hati (y/n) lebih iri melihat lokasi liburan mereka kali ini, begitu tenang dan dilengkapi fasilitas lengkap yang tak mungkin membuat jenuh.

"senangnya bisa berada disana"

"ingin pergi kesana ?" Jungkook merebut soda yang hendak ditenggak istrinya

"siapa yang akan menolak ?"

"kalau begitu ayo kita kesana sebelum tengah malam, aku bisa memesan villanya untuk beberapa hari"

"tidak bisa" (y/n) balik merampas botol soda miliknya setelah Jungkook selesai membanjiri kerongkongannya

"Mengapa tidak bisa ?" kini kepala Jungkook bebas bersandar pada bahu sang istri

"Besok lusa sudah perilisan single tandanya jadwalmu di Bighit akan semakin padat, kau juga pasti ada acara perilisan seperti biasa"

"Tidak ada yang tidak bisa bagi istri cantikku"

Jungkook merangkul istrinya keluar dari rumah lalu menuntunnya masuk ke dalam mobil lebih dulu kemudian ia berlari mengisi kursi kemudi. Lancar sekali baginya mengarahkan tujuan malam ini sebab ia masih hafal betul jalan menuju tempat indah itu.

"Nanti kau dimarahi Sejin oppa"

"Sssttt.. tidur saja! nanti kubangunkan kalau sudah tiba, lagipula hanya semalam menginap dan besok siang kita kembali lagi kemari."

---

Setelah berkendara hampir dua jam akhirnya mereka tiba persis di lokasi pengambilan gambar yang tadi membuat (y/n) iri. Sejuknya udara malam hari membuat (y/n) harus mengumpat dibalik tubuh suaminya, tentu saja tak ada pakaian lain yang mereka bawa selain yang melekat pada tubuh. (y/n) juga tak tahu kapan suaminya berhasil menghubungi pemilik penginapan, yang ia tahu saat tiba ditempat itu, semuanya sudah siap bahkan sampai detail lampu - lampu kuning yang menghiasi taman.

"kasihannya istriku kedinginan" Jungkook merangkul (y/n) sambil berjalan masuk ke dalam bangunan inti

"siapa suruh mendadak kemari"

"aku tak mungkin tega melihatmu iri, kau bilang ingin menikmati tempat ini juga" 

Jungkook mengajak istrinya ke kamar yang berada pada lantai dua, kebetulan sekali kamar disana dilapisi kaca besar sehingga memudahkan mereka untuk menikmati pemandangan tanpa harus bertarung dengan udara dingin diluar. Lampu kamar sengaja dimatikan dan mereka hanya menggunakan terang lampu taman dan sinar bulan yang menembus kaca kamar. Keduanya kini sudah duduk dengan nyaman diatas tempat tidur sambil berbagi kehangatan ditemani ketenangan alam sekeliling. 

"kau pasti tak menyangka ada tempat seindah ini tak jauh dari ibu kota" 

"sstt.. nikmati saja pemandangannya" 

(y/n) tak mau pemandangan seindah ini sia -sia, matanya memperhatikan setiap detail keindahan alam dihadapannya. Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali mereka menikmati waktu berdua, sulit sekali mendapati suasana yang begitu tenang serasa tengah menyembuhkan diri mereka. 

Berbeda dengan (y/n) yang menikmati pemandangan alam disana, Jungkook lebih memilih menikmati wajah istrinya dari samping. Matanya memperhatikan detail garis muka wanita itu dari dahi, lentik bulu mata, lancip hidung, tebal bibir, hingga lekuk dagu.

"sampai kapan kau akan memperhatikanku ? seharusnya kau memperhatikan pantulan cahaya bulan pada air danau yang jauh lebih indah, atau bintang - bintang diatas sana yang sulit ditemukan"

"mereka tak lebih indah darimu"

"berhenti menggodaku" (y/n) melirik sekilas lalu kembali memfokuskan pandanganya pada pemandangan alam malam yang begitu menenangkan

"itu bukan godaan tapi kenyataan, mengapa selalu menolak saat aku memujimu ?"

(y/n) tersenyum lalu membalas tatapan suaminya "lalu mau sampai kapan kau akan memperhatikanku ?" tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi dahi pria itu

"sampai kau mengaku kalau kau lebih indah dari bintang - bintang dan pantulan bulan" Jungkook mengikis jarak diantara mereka, mungkin memperhatikan wajah (y/n) menjadi salah satu kegemaran barunya

"sampai kapan kau akan menggoda istrimu, tuan tampan ?"

Bibir Jungkook seketika lumpuh saat sang istri tersenyum begitu manis dihadapannya, bahkan dengan penerangan minim seperti ini saja sudah cukup membuat jantungnya berdebar gila. 

"Mengapa diam saja ? apakah sekarang cantikku sudah berkurang ?"

Suasana romantis malam ini tak disia - siakan begitu saja, apalagi kesempatan emas bisa menikmati waktu berdua dengan sang istri setelah kelahiran anak pertama mereka. Pria normal mana yang tak terdorong melakukan adegan dewasa saat ada wanita berada kurang dari lima centimeter darinya. Jungkook merekatkan bibirnya pada milik sang istri saat wanita itu baru saja hendak kembali berkomentar.

Tangan kiri Jungkook bergerak masuk menembus pakaian sang istri mencari celah saat wanitanya membalas permainan. (y/n) bahkan tak berkomentar saat bibir nakal itu bergerak mencicipi lehernya yang tak terlindungi, kaus rumah yang dikenakan juga menjadi target lunak incaran sang suami. Jungkook sempat tersenyum disela ciuman saat ia mendapatkan lampu hijau dari sang istri.

"kau tak bawa pengaman"

"tak perduli" malam ini Jungkook tak akan mengijinkan siapapun mengganggu permainannya, kesempatan seperti ini sulit sekali didapatkan meskipun dicoba beratus - ratus kali.

- TBC -

tadinya mau di publish pas ep.1 SOOP

tapi ada problem di draftnya huhu..

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Kde žijí příběhy. Začni objevovat