6월 (June).

1.5K 194 37
                                    

Beware of typo

Sabtu pagi merupakan jadwal (y/n) untuk pergi ke pasar swalayan membeli kebutuhan dasar rumahnya. Seperti misalnya hari ini ia sudah bangun pagi-pagi sekali padahal seharusnya ia beristirahat dalam masa pemulihan. Tetapi sayangnya ia bukan orang pemalas yang menyukai menghabiskan banyak waktu di atas ranjang kecuali terpaksa karena sakit.

Pukul delapan pagi ia sudah rapi dan siap untuk pergi, biasanya ia pergi membawa si kecil bersamanya. Tapi kali ini Jeongsan dititipkan pada ayahnya yang tak memiliki jadwal untuk tiga hari kedepan. Dompet berisi kartu kredit dan ponsel sudah disimpan dalam jam saku celana kemudian ia melangkah menuju tempat penyimpanan kunci mobil.

Namun ia tak menemukan kunci mobil miliknya, terpaksa ia mengambil kunci milik sang suami yang tertinggal sendiri di sana. Pikirnya mungkin sang suami baru saja meminjam mobil miliknya lalu lupa mengembalikan kunci pada tempat semula. Ia berjalan ke garasi mobil lalu terkejut sebab tak menemukan mobil miliknya terparkir di dalam.

Seceroboh apapun Jungkook, pria itu tak mungkin sampai lupa mengembalikan mobil ke dalam garasi. (y/n) kemudian berseru memanggil pria yang tengah berjemur matahari pagi bersama sang putra dekat kolam renang. Suara langkah kaki terdengar tak sampai dua detik setelah namanya diserukan.

"Mobilku dimana ?"

"Eoh ? Sudah kujual" jawab suaminya dengan begitu santai sambil menimang Jeongsan yang tengah tertawa

"KAU JUAL ?!"

"Yaa betul, sudah kujual"

"Lalu bagaimana denganku ?!"

"Pakai saja mobilku dulu, tohh kau juga sudah memegang kuncinya"

Jungkook berbalik arah melangkah kembali menuju kolam renang untuk berjemur pagi bersama putranya. (y/n) terpaksa masuk ke dalam mobil sang suami meskipun ia kesal permasalahannya belum selesai. Ia menggerutu sepanjang perjalanan sebab tingkah konyol suaminya yang tiba-tiba saja menjual mobil pribadi miliknya tanpa apa ada pembicaraan.

Tangannya mengambil cepat barang-barang yang ia tulis dalam list belanjaan begitu tiba dalam pasar swalayan. Ia tak menemukan kenyamanan dalam kursi mobil mewah milik sama suami. Hatinya benar-benar jengkel sekali ini sebab ulah suaminya yang tanpa alasan membuat keputusan sepihak.

Saat tiba dalam rumah ia tak menyempatkan diri untuk mengeluarkan kantung belanjaan dari dalam bagasi. kunci mobil mewah sang suami kini sudah kembali pada pemilik aslinya setelah dilemparkan oleh (y/n).

"Ambilkan seluruh belanjaannya dari bagasi" ujar (y/n) kesal sebelum menenggak segelas air dingin

"Mengapa aku ? Biasanya juga kalau yang mengurus hal itu sendiri"

"Tck!" (y/n) melirik tajam pada suaminya "cepat lakukan dan jangan banyak berkomentar sebab kita punya hal yang harus dibahas"

"Arasseo arasseo" Jungkook meninggalkan Jeongsan dalam kursi bayi sebab kalau tidak, anak itu pasti berusaha berjalan kesana kemari

Jungkook menyelesaikan pekerjaan yang diminta istrinya dengan cepat, lalu duduk mengisi salah satu kursi meja makan.

"Mengapa kau tiba-tiba menjual mobil milikku ?? Seharusnya kau diskusikan hal itu denganku terlebih dahulu"

"Karena aku bosan" jawab Jungkook setengah tertawa melahap potongan kue tart yang ada di depannya

"Bosan ?? Karena kau bosan lalu kau menjual mobil milikku tanpa berdiskusi lebih dulu ?!"

"Hmm" Jungkook mengangguk sambil tertawa

"Kalau begitu mulai sekarang mobilmu menjadi milikku" (y/n) melipat kedua tangannya di depan dada lalu berkata dengan nada serius

"Andwe andwe.. mobilku mahalll"

"Lalu mengapa kamu jual mobilkuuu??"

"Jangan marah sayang" Jungkook menarik pinggang istrinya lalu tertawa dengan gemas

"Bagaimana aku tidak marah melihat kelakuan konyolmu ??"

Ponsel Jungkook tiba-tiba berbunyi lalu mengundang senyuman lebar dari pria itu. Ia menggendong kembali Jeongsan lalu berjalan menuju garasi, (y/n) yang masih kesal mengejar mereka dari belakang.

"Aku belum selesai bicara padamu Jeon Jungkook!!"

"Ikut saja dulu"

(y/n) terus mengoceh mengeluarkan seluruh kekesalannya pada sang suami sementara pria itu hanya tertawa. Ocehannya berhenti saat lampu garasi menyala dan hadir sesuatu yang mengejutkan.

"Aku menjualnya untuk ini"

"Aku menjualnya untuk ini"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Masih mau marah ?"

(y/n) sontak tersipu malu sekaligus jengkel atas kejahilan suaminya. Di depannya kini hadir mobil mewah setipe dengan milik sang suami.

"aku mengganti mobil milikmu agar kau tidak terus mencari alasan untuk mencuri milikku" Jungkook memberikan kunci mobil yang ia simpan dalam saku celana sejak tadi

"Kau.."

"Masih marah tidak ?"

"Dasar menyebalkan" (y/n) merebut kunci mobil dari tangan suaminya sambil menahan tawa atau senyuman karena ia malu menuduh buruk suaminya

"Sudah ku bayar lunas atas nama nyonya Jeon"

"Kau tidak sedang menjadi milikku lagi 'kan ?"

"Mana mungkin aku jahil di hari ulang tahunmu" Jungkook memeluk istrinya dari samping sebab untuk memeluk dari depan terhalang oleh si jagoan

"Kau tidak menuntut balasan dalam bentuk ? Sebab aku benar-benar curiga dan sulit percaya otak jahilmu"

"Satu ciuman disini" Jungkook menunjuk kearah bibirnya

"Tidak ada yang lain lagi ?"

Jungkook menggelengkan kepala sambil mempererat pelukannya yang kemudian dihadiahi sesuatu persis seperti yang ia minta. (y/n) merebut Jeongsan dari sang suami lalu mencium kedua pipi anak itu, sebenarnya karena ia sedang tersipu malu.

"Aduh bagaimana ya, aku jadi semakin jatuh cinta pada istriku"

Kini lengan Jungkook bisa bebas memeluk tubuh istrinya bahkan seluruh anggota keluarga kecilnya. Ia menyadari ada sebuah kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang, menyadari bahwa tak perlu berusaha keras untuk mencari kebahagiaan selama ada istri dan anaknya.

"Karena sekarang umur kita sama jadi aku akan melakukan apapun sesukaku dan kau tak boleh protes"

"Maksudmu ?" Jungkook yang curiga pada sang istri melepaskan pelukan

"Seperti ini" (y/n) mengembalikan Jeongsan pada ayahnya lalu membalikkan badan "Jungkook-ah tolong pijat pundakku"

Biasa Jungkook geram istrinya tak memanggil dengan sebutan oppa yang biasa digunakan untuk memanggil kakak laki-laki yang lebih tua. Tapi kini wanita itu dengan lancar menggunakan bahasa informal sambil meledek tertawa.

"Aku akan membiarkanmu melakukan itu sampai ulang tahunku tiba" Jungkook terpaksa tertawa menyadari umur mereka kini sama walaupun untuk dua bulan kedepan

"Jungkook-ah pijat disini, cepat cepat" (y/n) tertawa jahil sambil menepuk pundaknya

- TBC -

Kemarin ada yang komen ultah bulan Juni, happy birthday buat yang ulang tahun di bulan Juni

Hahahha ultahnya sama BITIES cieeee

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now