119

1.9K 207 21
                                    

Beware of Typo

Jeon (y/n), wanita yang dinikahi seorang miliyader muda bernama Jeon Jungkook memang terkenal dengan watak keras kepalanya. Tak heran melihatnya bekerja setengah mati menyelesaikan pekerjaan rumah dengan suhu musim dingin dan pemanas ruang tengah yang sudah beberpa hari mengalami kerusakan. Pagi sibuk dengan membersihkan rumah, begitu mendapat waktu senggang ia masih berlari membeli potongan gading sapi Korea untuk suaminya.

Ia sadar betul kondisi kesehatannya yang menurun semenjak udara dingin ekstrem menerjang kota. Tubuhnya tiba - tiba demam semalam tetapi ia hanya mengandalkan tablet obat yang tersimpan dalam kotak obat. Dua butir paracetamol yang dikonsumsi hingga sore hari ini tentu saja tidak cukup mengatasi demamnya yang semakin parah.

Tangannya masih sibuk membakarkan potongan daging mahal yangbaru dibelinya untuk sang suami yang sebentar lagi akan kembali. Hatinya tengah berbahagia menikmati prestasi luar biasa yang ditorehkan sang suami. Telinganya tidak juga merasa bosan mendengar cerita sang suami dan jumlah piala yang berhasil dibawa pulang oleh pria itu. Apalagi kini suaminya tengah semangat menyelesaikan album barunya, setiap malam ia diperdengarkan beberapa bagian lagu yang belum dirilis ke publik.

PIP PIP PIP PIPP

Suara mesin otomatis pengunci pintu utama terdengar kemudian disusul dengan langkah kaki. Telinganya cukup tajam mendapatkan sang suami yang melakukan kebiasaan buruk, yaitu melewatkan lemari sepatu tempat dimana seharusnya pria itu menyimpan alas kakinya daripada ditinggal begitu saja dekat pintu.

"Jungkook!! Simpan sepatumu dalam lemari!" seru (y/n) yang tengah mengaduk nasi panas, meninggalkan potongan daging mentah yang baru saha diletakkan diatas panggangan

"Arasseo!"

"Jungkook!! jangan lupa cuci tanganmu sebelum bermain dengan Jeongsan!" seruannya kembali terdengar sesaat sebelum suaminya melangkah masuk ke dalam kamar mereka

"Arasseoo!"

Persis seperti anak sekolah dasar yang baru kembali dari sekolahnya, Jungkook memang sering harus diingatkan oleh (y/n). Bahkan untuk hal terkecil seperti mengingatkan pria itu untuk tidak meletakkan ponselnya di siku meja agar tidak jatuh. Tetapi tetap saja layar ponsel mahal milik suaminya itu harus menjadi korban kecerobohan pemiliknya bahkan dengan pelindung yang sudah terpasang sekalipun.

"Jungkook!! Cepat kemari! Makan malamnya sudah siap!"

Panggilan seperti itu tidak hanya akan dilakukan sekali sebab telinga Jungkook tak akan menangkap panggilan sang istri. Biasanya Jungkook terlalu asik bermain dengan putranya, jangan lupa musik yang diputar dengan pengeras suara. Terkadang (y/n) rela berlari meninggalkan tugasnya mencuci alat masak yang kotor, untuk memanggil keluar suaminya itu.

"Jungkook!!"

"JUNGKOOK!! makan malammu sudah siap!"

"Iya aku mendengarmu sayangg" pria itu muncul dengan rambutnya yang berantakan

"Kau bermain diatas tempat tidur lagi ?"

"Hmmm" Jungkook mendatangi meja makan dan mengambil sepotong daging

"Cuci tanganmu dulu!"

Pria itu berlari kecil menuju wastafel mencuci tangannya kilat agar dapat mengisi perut kosongnya yang sudah mengamuk. Menu makan malam hari ini terlalu menggiurkan sampai ia lupa mengajak sang istri makan bersama di sampingnya. (y/n) mengejar piring - piring dan alat masak yang kotor untuk dicuci, tangahnya sigap menuangkan segelas air untuk dibawakan pada sang suami setelah cuciannya selesai.

"Pemanas ruangannya belum dibetulkan ?"

"Belum ada teknisi yang datang" (y/n) menarik kursi pada meja makan untuk mengustirahatkan tubuhnya yang terasa begitu lemas, kedua matanya terpejam merasa serangan sakit luar biasa pada bagian kepala dan leher

SRAK! SRAK!

CRITTT!

"Oh Tuhan!"

(y/n) tak sempat membuka matanya untuk mendapat penjelasan dari kegaduhan suara di depannya, kini Jungkook sibuk menyumpal hidungnya dengan gumpalan tissue kering. Tangan pria itu mengecek dahi sang istri berulang kali, ia masih tak paham bagaimana istrinya bisa bertahan dengan demam tinggi seperti ini. Gumpalan tissue yang diambil olehnya menjadi pertolongan pertama menahan aliran darah yang mengejutkan keluar dari hidung (y/n).

"Mengapa tidak kau beritahu kalau sedang sakit ? Kau demam tinggi dan masih mengurus rumah, apa kau ingin melihatku marah baru berhenti ?"

"Aku tidak tahu akan jadi separah ini" (y/n) menyandarkan kepalanya pada tubuh sang suami

"Kita harus pergi ke rumah sakit sekarang!"

"Jangan, aku bisa sembuh sendiri hanya butuh beberapa tablet obat"

(y/n) bukannya tak suka dengan pilihan rumah sakit, justru bangunan itu adalah mimpi tempat kerjanya sejak kecil. Hanya saja saat malam hari seperti ini biasanya presentase pengunjung di rumah sakit lebih tinggi dengan waktu jam berkunjung, ia tak mau publik sampai harus menemukan Jungkook berkeliaran dalam rumah sakit. Apalagi kalau sampai ada awak media yang berhasil menangkap sosok suaminya, ia menghindari berita konyol menimbang grup mereka akan merilis album baru.

"Aku tak mengijinkan menggunakan ilmu doktermu dalam kondisi seperti ini! Sudahlah aku tak menerima penolakan dalam bentuk apapun" 

Jungkook mengangkat tubuh istrinya begitu mudah keatas sofa ruang tengah, telinga dan mulutnya saat ini sibuk menghubungi panggilan darurat dan meminta kakaknya datang untuk menjaga putranya. Keringatnya nampak lebih jelas dan deras kala gumpalan tissue yang ditarik olehnya kini hampir semua berubah warna setelah menyerap darah yang keluar dari hidung sang istri.

"Aku ingin memelukmu" (y/n) tiba - tiba merengek manja

Jungkook mengangkat kepala sang istri dan menggunakn kedua pahanya menggantikan bantalan sofa yang mengganjal kepal wanita itu sebelumnya. (y/n) melingkarkan kedua tangannya pada pinggang sang suami dan menenggelamkan wajahnya, ia takut melihat Jungkook marah. Sedangkan Jungkook yang panik terus - terus menghujani panggilan pada hyungnya yang dimintai bantuan untuk datang lebih cepat sebelum ambulan dari panggilan darurat tiba.

"maaf merepotkanmu, seharusnya malam ini kau bisa makan tenang menikmati potongan daging sapi mahal yang kubelikan"

"sudah jangan banyak bicara, nanti aku masih ingin memarahimu tapi kau harus sembuh lebih dulu"

TOK TOK TOK

"JUNGKOOKIEE!!"

"HYUNG!! AKU SUDAH MENGIRIMIKAN PASSCODE RUMAH LEWAT PESAN!" Jungkook tak bisa berpindah dari posisinya bahkan tak berani melangkah menjauh menarik kotak tissue

Park Jimin bersama sahabatnya berlari masuk ke dalam rumah mewah itu seperti orang gila, rambutnya berantakan seperti baru saja menerjang badai hebat. Ia berlari menuju ruang tengah seperti perintah adiknya lewat pesan yang dikirimkan, matanya tak kalah panik dari Jungkook saat menemukan gumpalan tissue berwarna merah pekat tersumpal pada hidung (y/n). Sekotak tissue yang ingin diraih Jungkook sejak tadi akhirnya berhasil sampai ditangan berkat bantuan Taehyung, Jungkook perlahan menggantikan gumpalan tissue yang sudah kotor dengan darah.

"kau apakan adikku ??!! sial! darahnya banyak sekali" Jimin memeriksa keadaan sepupunya dengan sensor mata elang

"tanya saja sendiri pada anak ini! apa yang ia lakukan sepanjang hari dengan demam tinggi" 

TING TONG

"PERMISI!!"

Tangan Jungkook sigap menyelinap mengangkat tubuh istrinya yang masih tersadar menuju pintu utama, dengan bantuan Taehyung akhirnya (y/n) berhasil dipindahkan ke dalam ambulan. Jungkook sempat menitipkan dua pria itu untuk menjaga Jeongsan yang ditinggal sendiri dalam kamar, setidaknya sampai ia memastikan kondisi istrinya membaik dan kembali ke rumah. Setidaknya Jungkook bisa bernapas lega melihat penanganan pertama dari tim medis begitu pintu ambulan ditutup dan mobil bergerak.

- TBC -

anehh dahh wkwkwkwkkwk

bingung mau nulis apa, tapi kangen kalian

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα