회색 (Gray)

1.5K 208 27
                                    

Beware of typo

3rd POV

(y/n) tidak bisa tidur nyenyak meskipun memaksa dirinya memejamkan mata lebih awal beberapa hari belakangan ini. Perseteruannya dengan sang suami benar - benar mengganggu hari - harinya, meskipun ia terhibur dengan ulah keluarganya yang menggila selama liburan tetapi tetap saja ada yang mengganjal. Panggilan masuk dari suaminya terhitung sudah hampir menyentuh anggka seratus dalam dua hari belakangan.

Ia terpaksa menonaktifkan nomornya dan mengganti dengan nomor lokal yang baru, tak ada yang tahu numerik ponsel barunya kecuali keluarga yang tinggal dalma rumah ini. Tak hanya (y/n) nampaknya kakak tertua juga terganggu melihat adiknya yang nampak lebih kaku dari yang biasa ia kenal. Adiknya yang ia kenal bisa saja menanggapi lelucon sang ayah atau menari di depan televisi saat lagu masa kecilnya diputar, benar - benar bisa menjadi orang yang segila itu.

Hari ini seharusnya mereka berpesta menikmati hari - hari akhir tahun, tapi (y/n) duduk di depan layar televisi menyala yang bahkan tak diperhatikannya. Putranya sibuk diajak bermain oleh bibi termuda sejak bangun pagi tadi, sang nenek juga ikut menemani cucu kesayangannya bermain dalam kamar.

"mau kopi ?" sang kakak menawarkan secangkir kopi panas yang tengah ia siapkan untuk dirinya

"tidak aku sudah berhenti mengkonsumsi kopi, terima kasih kak" (y/n) menatap pot - pot bunga milik sang ibu yang tertata rapih di taman samping rumah

TOK! TOK! TOK!

"dikkk!! tolong buka pintunya" satu - satunya orang yang bisa disuruh hanya anak bungsu keluarga ini

"memangnya kalian berdua sesibuk apa sampai tak bisa membuka pintu untuk tamu ?" tentu saja si bungsu kesal waktu bermainnya bersama sang ponakan harus terganggu 

"sudah buka saja! mana tahu Jimin BTS-mu itu datang bertamu" sahut sang kakak tertua jahil

"heol! mimpi disiang bolong"

Si bungsu menghilang dibalik dinding pembatas ruang tamu yang menghubungkan dengan pintu utama rumah ini. Sedetik setelah pintu terbuka terdengar jelas jeritan gadis muda itu, sontak seisi rumah terkejut bahkan ibu mereka sampai berlari keluar sambil menggendong cucunya. Kepala keluarga juga berlari dari kamarnya membawa serta perkakas sebab ia memang tengah membetulkan lemari tua turunan ibunya.

"benar - benar kejadian mimpi disiang bolong rupanya" si sulung meletakkan secangkir kopi panasnya diatas meja ruang tengah

Empat anggota keluarga yang tinggal dalam rumah kecuali (y/n) kini tengah terkejut mendapati rumah mereka di datangi tujuh pria tampan yang terkenal mendunia. (y/n) melihat jelas senyum ibunya yang nampak begitu bahagia dan ramah sambil memeluk satu persatu tamunya. Sang adik juga gelagapan menjadi penerjemah bahasa atas setiap kalimat yang diucapkan sang ibu.

Tujuh pria itu tidak duduk di ruang tamu seperti yang seharusnya, mereka dibawa masuk ke ruang keluarga dimana (y/n) sekarang berada. Senyum mereka merekah begitu bertemu pandang dengan (y/n) yang masih duduk diatas sofa tanpa ekspresi. Jeongsan kini sudah berpindah ketangan ayahnya setelahdipindah alihkan oleh sang nenek.

Anak sulung kini memiliki kesempatan memamerkan keahliannya menyiapkan cangkir - cangkir kopi tradisional khas Indonesia. Ibu dan anak bungsunya sibuk berbincang dengan tamu super spesial mereka diakhir tahun ini, mata si bungsu tak berpindah dari sosok pria bernama Kim Taehyung yang duduk tepat di sampingnya. (y/n) menatap mereka satu persatu berpikir keras bagaimana artis papan atas ini rela menghabiskan akhir tahun mereka dalam rumah sederhananya.

Matanya bertemu dengan milik Jungkook tetapi berakhir dalam dua detik setelah (y/n) mengalihkan pandangan kembali pada tanaman ibunya. Ia berjalan menuju dapur membantu kakaknya membawa cangkir - cangkir kopi hangat untuk tamu, lebih tepat dikatakan sebagai alasan untuk menghindar dari tatapan mata Jungkook. Tangannya sibuk menata cangkir - cangkir minuman dan makanan ringan yang memang selalu tersedia bagi tamu yang datang.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now