우둔 (Stupidity)

2.7K 264 12
                                    

Beware of typo

- warning anak kecil -

Jungkook sibuk tak berhenti sejak bangun tidur pagi tadi, semua pekerjaan rumah yang biasa kulakukan ia ambil alih semuanya. Aku pun terheran melihatnya yang tidak kunjung lelah berlari kesana-kemari dalam rumah. Bahkan tidak mengijinkanku memasak sarapan pagi hari ini.

"Sayang, apa kau sudah siap ?" tanyanya begitu keluar dari dalam kamar mandi

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu ?"

Ia tersenyum sambil menggantungkan handuk basahnya di dekat pintu kamar mandi. Kemudian berlari kecil menuju meja memasukkan dompet dan ponsel ke dalam saku celana, lalu mengambil kunci mobil dan tas milikku.

"Ayo jalan"

"Aku bisa membawa tas itu sendiri, lagi pula tidak terlalu berat" aku menyusul Jungkook yang sudah lebih dulu keluar

Ia mengunci pintu setelah aku melangkah keluar menuju mobil. Menyalakan mesin mobil dan membawa kami pergi begitu saja. Senyumannya tidak kunjung menghilang semenjak mobil yang kami tumpangi meninggalkan garasi rumah.

"Mengapa kau tidak mengijinkanku mengerjakan satupun pekerjaan rumah hari ini ?"

"Karena aku tengah bahagia" jawabnya sambil fokus menyetir

"Dasar aneh"

Aku bersandar pada kursi mobil kemudian memainkan ponsel milikku sampai kami tiba di rumah sakit. Saat aku turun dari mobil sampai berjalan masuk, ia belum juga memberikan tas milikku. Dengan santainya ia berjalan dengan tas wanita yang menggantung di pundaknya.

"Hei berikan tas itu padaku, lihat semua orang disini menatapmu"

"Eeyyy biar saja, mereka juga bisa melihat aku tengah membantu seorang ibu hamil'

Jungkook menyuruhku duduk pada kursi tunggu sementara ia mengurus semua pandaftaran check up hari ini. Menunggu nomor antrian, sampai mengisi daftar diri, bahkan beberapa data lainnya yang di butuhkan rumah sakit. Jungkook kembali dengan wajah berseri-seri, ia duduk di sampingku tidak tenang.

"Kau akan menggangu pasien yang lain kalau tidak berhenti bergerak"

"Aku terlalu bersemangat untuk hari ini, rasanya seperti hari pertama konser BTS di Amerika"

Aku terpaksa menariknya lebih dekat kemudian menyandarkan kepalaku pada bahunya agar ia bisa diam. Kami menunggu kira - kira hampir tiga puluh menit sampai terdengar suara seorang perawat menyebutkan namamu.

"Jangan lakukan hal-hal aneh di dalam" aku memperingatkan Jungkook setelah melihat tingkah anehnya beberapa hari belakangan ini

Sang dokter menyapa kami dengan begitu ramah, tak banyak bertanya tentang status pria yang kubawa masuk hari ini. Mungkin ia berusaha menjada privasi kami, lagi pula status Jungkook bisa terbaca dari data pasien yang ia tuliskan untuk pengecekan hari ini. Kami melakukan USG dan pengecekan lain seperti biasa, sampai sejauh ini Jungkook masih belum melakukan hal aneh selain menangis karena mendengar suara jantung dari anaknya sendiri.

Kami kembali menuju meja konsultasi sambil menunggu foto hasil USG di cetak. Sang dokter juga tengah sibuk membacakan beberapa hasil pemeriksaan yang sudah keluar. Namun saat aku berpikir hariku akan berjalan dengan baik, Jungkook menghancurkan tebakan dalam kepalaku.

"dokter, saya ingin bertanya apakah seorang ibu hamil dilarang melakukan hubungan suami istri ?"

Sontak aku langsung menyikut Jungkook dengan keras setelah si gila ini dengan polosnya bertanya hal seperti itu pada dokter kandunganku. Sang dokter sempat tertawa sambil memperhatikanku, kemudian ia merapihkan data pemeriksaan hari ini sebelum menjawab pertanyaan Jungkook.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang