호르몬 (Hormone)

2.2K 220 20
                                    

Beware of Typo

Jungkook menarik lengan istrinya yang baru saja selesai merebahkan sang anak dalam keranjang dan membawa wanita itu keluar ke area balkon kamar mereka. (y/n) sempat terkejut ketika ada tenaga cukup besar menariknya keluar, padahal ia baru saja hendak mematikan lampu kamar agak tidak mengganggu tidur si kecil. Matanya masiih memperhatikan sosok suami yang tengah berdiri di hadapannya tanpa ekspresi, kedua mata bulat itu hanya memandang lurus memperhatikan setiap sisi wajah sang istri yang kebingungan.

Entah angin dari mana yang mendorong Jungkook untuk sedikit lebih berani pada istri cantiknya. Jarinya menarik sedikit bagian baju sang istri hanya karena ingin bersentuhan langsung dengan kulit sang istri yang biasa terasa lebih hangat karena perbedaan suhu tubuh. Tangannya melingkar erat mengelilingi kulit pinggang sang istri yang masih bingung akibat kelakuannya.

"kau banyak diam beberapa hari belakangan ini, apa yang mengganggumu ?" tanya Jungkook menatap sang istri yang mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka

"tidak ada yang mengganggu, aku hanya lebih banyak memikirkan sesuatu" sang istri akhirnya mencari cara untuk mencairkan suasana, dalam kepalanya hanya terpikir untuk menyentuh rambut – rambut halus yang tumbuh di atas kepala sang suami

"apa yang kau pikirkan ? bolehkah aku tahu ?"

"tentang berita kematian idol perempuan itu, aku jadi takut hal serupa terjadi padamu.. aku bukan bermaksud memandang rendah tentangmu, hanya saja ..."

"semua orang berhak takut karena kita masih manusia, aku tidak melarangmu untuk merasa khawatir setelah berita duka itu. Aku paham kekhawatiranmu karena kami bekerja dalam industri yang sama, kemungkinan terjadi hal semacam itu juga tidak bisa dikatakan kecil. Tapi aku akan terus mengingatkanmu untuk tidak takut sebab aku memilikimu dan anak kita yang selalu menguatkanku" selesai mencurahkan kalimat panjang itu, Jungkook meninggalkan ciuman singkat pada dahi sang istri, matanya masih belum berhenti menatap takjub sosok mungil yang selalu berputar dalam pikirannya

"ada satu lagi" (y/n) menyandarkan wajahnya pada dada bidang sang suami saat merasakan penurunan temperature udara diluar

"ceritakan saja semuanya padaku"

"tentang jadwal wajib militer kalian, aku tahu kita sering membahas ini tetapi tetap saja aku masih tak bisa menerima hasilnya. Bagaimana bisa kalian tidak mendapat pengecualian setelah prestasi luar biasa yang kalian bawa untuk negara ini ?? aku kesal, aku takut, aku tak siap kau pergi, nanti siapa yang memelukku seperti ini kalau kau pergi ??"

"aku bisa memelukmu seperti ini setiap hari, tetapi kau harus datang kesana" Jungkook mencoba mendinginkan suasana

"kau tahu betapa jauhnya tempat pelatihan itu, mana mungkin aku pergi kesana setiap hari"

"kalau begitu bagaimana kau ikut saja denganku ?"

"lalu siapa yang akan memberi makan anak kita ? siapa yang akan menjaa anak kita ?? dasar cerdas" jawab sang istri kesal

"tidak ada yang mendaftar untuk tahun ini, kukira kau sudah membaca berita terbaru hari ini"

"apa kalian akan pergi satu persatu ? atau berkelompok seperti rumor yang beredar" (y/n) menarik wajah mungilnya untuk menatap sang suami

"belum diputuskan sampai hari ini, nanti kita lihat saja"

"tidak bisakah kau tidak bergabung dengan hal itu ??"

"seberapa besar prestasiku untuk negara ini, dimata pemerintah aku tetap saja hanya seorng warga negara yang harus melaksanakan kewajibannya. Lagipula kalau aku berlatih disana bukankah lebih baik ? aku jadi bisa melindungimu dan Jeongsan setelah keluar nanti ?? tubuhku juga pasti terlihat lebih bagus dari hari ini"

"aku tak perduli bentuk tubuhmu bodoh! Aku hanya ingin kau berada disini, aku ingin melihatmu setiap hari, memelukmu kapan pun aku ingin, memasak makan pagi untukmu, menyiapkan air hangat untukmu mandi, bertengkar denganmu karena hal bodoh, lalu .."

"bukankah kau mencintaiku ?"

"tentu saja! Pertanyaan bodoh macam apa itu ?!"

"kalau kau mencintaiku itu artinya aku selalu ada disini" Jungkook menunjuk arah jantung sang istri dengan dagunya

(y/n) terdiam mengedipkan matanya berkali – kali, tubuhnya sama sekali tak siap menerima serangan manis dalam bentuk apapun malam ini. Sialnya Jungkook selalu punya seribu cara untuk memanaskan dua pipi milik sang istri. Entah dari mana lagi ia belajar hal semacam ini, tidak mungkin dari hyungnya sebab ia sudah tinggal di rumah pribadi semenjak jadwal hiatus grup di umumkan.

"jangan menggodaku anak nakal !"

"bukankah kau lebih nakal sayangku ?"

"aku ? siapa yang menggoda lebih dulu ?"

"kau lebih nakal karena membuatku tergoda"

"memangnya apa yang kulakukan ? sejak tadi aku hanya berdiam dan berbicara"

"kau membiarkanku menyentuh kulitmu tanpa penolakan, bukankah biasa kau akan berlari menjauh saat aku menarik bajumu ?"

(y/n) hanya diam berkedip sebab tidak tahu harus mengeluarkan jawaban seperti apa, karena memang perkataan sang suami ada benarnya.

"jadi sebaiknya kita menyelesaikan cerita disini lalu menyelesaikan satu hal lain yang kau mulai"

"aku lelah ingin tidur, diluar dingin"

"tidur tanpa busana lebih hangat, apalagi sambil memelukku dalam selimut"

"dasar gila" (y/n) melepas paksa pelukan sang suami yang mulai berulah, ia harus mengakhiri fantasi sang suami

"ayolah sayang, bukankah jahitannya sudah sembuh ? sebentar saja bermain suamimu yang tampan ini" Jungkook menahan baju yang digunakan sang istri, membuat sang pemilik tidak dapat berlari menjauh

"kau mau mati di tanganku malam ini ?"

"kau yang akan kalah malam ini, tidakkah kau ingat siapa yang mempelajari lebih banyak ilmu bela diri ?? atau harus kuingatkan dengan sabuk hitam yang kusimpan dalam lemari ? bahkan mengangkat tubuhmu saja terasa begitu mudah" Jungkook menahan tubuh sang istri dengan kedua tangannya yang kini berada tepat di pinggang ramping sang istri

"aku akan menelepon Jin oppa dan membuat mereka kemari lalu menarikmu ke dorm"

"lakukan saja! Kita lihat siapa yang akan rindu lebih dulu, atau... aku akan melemparmu ke atas kasur sebelum tanganmu berhasil meraih ponsel"

(y/n) tak bisa berkomentar saat tangan sang suami sudah lebih cepat mengangkat tubuhnya masuk ke dalam kamar. Kedua tangannya melingkar erat di sekitar leher suami berharap ia bisa menemukan jalan untuk melarikan diri. Nyatanya keberanian yang biasa membakar diri kini lenyap saat sang suami melepas pajama miliknya dan membuang benda itu sembarang.

"aku sudah lama menanti untuk melakukan ini, tolong jangan ganggu pekerjaanku malam ini sayang" 

Jungkook melepas pajama miliknya lalu mematikan lampu kamar, tirai besar bergerak otomatis menutup jendela membuat pemandangan semakin gelap. Kini yang dapat dirasakan hanya sentuhan yang mengenai kulit dan suara pria yang terus menggoda.

"akan kutunjukkan apa yang seharusnya kau rindukan saat aku pergi nanti" bisik Jungkook tepat ditelinga sang istri

- TBC -
Hi 😈

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Место, где живут истории. Откройте их для себя