서두르다 (Rushed)

1.5K 192 16
                                    

Beware of typo

Jungkook tidur begitu nyenyak bermain dalam alam mimpinya, apalagi setelah ia berhasil diatas panggung seperti yang diinginkannya. Namun tidak dengan sang istri yang harus menahan rasa sakit dijajah tamu bulanan, itulah sebabnya ia menolak ajakan bermain sang suami. Ia sempat menenggak aspirin dalam dosis rendah saat suaminya berada dalam kamar mandi semalam. Tapi dosis obat itu bekerja hanya sampai ia berhasil menenangkan diri diatas ranjang bersama suaminya.

Pagi ini serangan rasa sakitnya datang dua kali lipat bahkan membuat dahinya dibasahi keringat padahal suhu kamar mereka cukup dingin. (y/n) meringkuk tak bersuara dengan tangannya meremas bagian pinggang dan perut, ia butuh aspirin dalam dosis lebih tinggi atau ia akan menjerit kesakitan sebentar lagi. Jungkook sendiri baru saja terbangun berkat alarm pagi yang terpasang seling satu jam dari alarm milik istrinya.

Pikirnya sang istri tengah berada di dapur menyiapkan sarapan pagi atau berjemur di balkon bersama putra mereka seperti biasa. Namun saat ia memutar tubuh ke samping, ia merasakan hawa panas tubuh lain dari sisi kasur. Ia membuka mata perlahan menyesuaikan dengan cahaya sebelum memeriksa keadaan, tebakannya mungkin sang istri melewatkan suara alarm lagi hari ini.

"Sayang, tidak biasa kau melewatkan alarm"

Jungkook mempersempit jarak mereka, menarik turun selimut, dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Ia melompat turun dari kasur dan berlari ke hadapan sang istri saat merasakan tubuh wanita itu bergetar. Wajah (y/n) nampak pucat dan dibanjiri keringat, dahinya berkerut menggambarkan wanita itu tengah menahan rasa sakit. Saat melihat kemana sang istri meletakkan tangan, Jungkook seakan paham apa yang tengah terjadi pada wanitanya.

"Kau butuh sesuatu ?" Jungkook menyeka keringat lalu mengusap punggung istrinya

"Aspirin dosis ganda" jawab (y/n) dengan matanya yang masih terpejam

Jungkook berlari meraih kotak obat diatas meja rias sang istri yang memang sengaja disediakan untuk kejadian darurat seperti ini. Dua pil aspirin diserahkan beserta segelas air pada istrinya, ia memastikan wanita itu menenggak habis obatnya sebelum beralih memeriksa si kecil yang sudah bangun.

Matanya tak terlepas memperhatikan kondisi perkembangan sang istri pasca menelan dua buah obat pereda nyeri. Tangan kanannya menahan tubuh Jeongsan dalam gendongan, yang satunya kini meraih ponsel untuk meminta pertolongan. Jeongsan minta diturunkan dan ingin bersama ibunya, anak itu seakan mengerti keadaan.

"Hyung tolong ke rumahku secepatnya"

Pria disebrang sana menjawab panggilan dengan ocehan karena merasa jam tidurnya diganggu.

"Tolong hyung, ini darurat"

Jungkook mencari kantung penghangat yang biasa digunakan saat musim dingin lalu menekankan benda itu pada perut sang istri. (y/n) mulai nampak kesulitan meraih oksigen untuk paru - parunya, bibirnya semakin pucat sepertinya dosis ganda tak bekerja untuk pagi ini. Jungkook meneror pria yang tadi ia hubungi melihat keadaan istrinya yang semakin parah.

"Jelek sekali kau pagi ini" ujar (y/n) meledek suaminya yang ketakutan

"Aku khawatir setengah mati tapi kau masih bisa mengejekku"

"Bisakah kau memelukku ?"

Jungkook perlahan naik keatas ranjang dan menggendong tubuh istrinya dalam pangkuan, Jeongsan disamping juga nampak tak mau tertinggal tapi Jungkook harus memisahkan anak itu dari ibunya untuk sementara. Kepala (y/n) bersandar pada dada suaminya, barulah ia merasa tenang dan berhasil mengambil nafas dengan tenang. Ponsel Jungkook tiba - tiba berbunyi disusul ketukan pintu.

"Waeyo ?"

Jungkook mematikan sambungan lalu mengetikkan beberapa rangkian angka untuk seseorang. Beberapa detik berikutnya terdengar derap lngkap kaki disusul pintu kamar terbuka. Dua pria masuk ke dalam dengan rambut berantakan dan set piyama lengkap.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang