이건 안 괜찮아(This is not okay)

2K 214 2
                                    

Beware of Typo

Satu lagi penghuni rumah datang mengisi bangunan luas yang kutinggali, walaupun tak berjangka waktu lama setidaknya dapat menghidupkan suasana rumah. Seolbi eonni rela menginap di rumahku yang letaknya lebih jauh dari lokasi perusahaan tempat ia bekerja. Begitu aku selesai menceritakan masalahku melalui ponsel, ia langsung datang dengan koper besar serta mobil kesayangannya.

Eonni memang tidak bisa membantu banyak pekerjaan rumah, tetapi ia mengisi tugas Jungkook menjaga Jeongsan sebelum dan setelah ia pergi kerja. Sebenarnya saat eonni datang kemari, ia hampir mengamuk mendengar masalah keluargaku. Sempat ia meneror semua member BTS hanya agar mendapat kabar dari Jungkook dan melampiaskan kekesalannya pada pria itu.

Eonni memang tidak menelepon mereka semua saat aku berada dekat dengannya, tapi telingaku cukup tajam mendengar suara amukan wanita yang hampir menginjak umur tiga puluh tahun itu. Semalam Sejin oppa menelepon nomor ponselku dan menjelaskan situasi syuting mereka kali ini, ia juga menawarkan kesempatan agar aku bisa berbicara dengan Jungkook.

Tetapi baru saja Sejin oppa berseru memangggil nama pria yang bersangkutan, panggilan sudah kumatikan karena panik. Entah ada perasaan bersalah yang kurasa setelah mengirim pesan seperti itu padanya, aku tak bisa memeriksa apakah pria itu sudah membaca pesan yang kukirim atau belum , sebab aku menghapus semua riwayat pesan pada ponselku. Pikiran itu semakin lama terasa mengganggu dan membuatku tidak bisa fokus saat tengha menjaga Jeongsan atau mengerjakan pekerjaan rumah.

"apa kau akan terus duduk disitu ? sudah dua jam memperhatikan cangkir itu, apa kau berharap cangkir itu terbang di langit - langit rumah barulah kau berhenti ?" Seolbi eonni mungkin tak tahan melihatku yang hanya berdiam diri di meja makan

"aniyo"

"aku sudah katakan padamu, kau harus berbicara dengan salah satu dari mereka kalau kau tak berani mengucapkan masalahmu langsung pada anak itu."

"mereka sedang bekerja, aku tak mau mengganggu"

"inilah hal yang paling kubenci darimu, terlalu baik dengan orang lain sampai tak mempertimbangkan kondisimu sendiri" eonni duduk di sofa tengah sambil sibuk memainkan ponselnya

"bagaimana pekerjaan eonni hari ini ?" aku membawa cangkir yang sudah kosong ke dalam wastafel untuk dicuci

"apakah setiap hari kau akan terus bertanya seperti itu ?!"

"eonni.. jangan terlalu galak seperti ituuuu, nanti cantiknya hilang bagaimana ??" aku berlari kecil menyusul Seolbi eonni 

"lebih baik cantikku hilang daripada harus sakit kepala memikirkanmu"

"eeyyy... jangan seperti ituuu"

"(y/n)-ah, dimana ponselmu ??"

"disini" aku menarik benda persegi panjang itu keluar dari dalam kantong celana

"geurae.. aku akan pergi mandi dan memeriksa anakmu, kalau nanti ada panggilan masuk kau harus menjawab"

"panggilan dari siapa ?"

"siapapun itu lihat saja nanti, tapi KAU HARUS MENJAWAB PANGGILAN MASUK ITU" Seolbi eonni pergi sebelum aku bertanya lebih detail tentang maksudnya

Mataku sibuk memperhatikan benda persegi yang kini tergeletak di atas meja kaca, ada sedikit kepanikan saat eonni mengatakan hal itu. Sempat aku menyerah hendak meninggalkan benda itu sendiri, tetapi gagal begitu teringat bagaimana eonni marah nantinya. Kini pandanganku beralih pada lampu - lampu kuning yang terpasang di halaman belakang, proyek pembangunan di balik pembatas halaman sebenarnya menggangguku karena terlalu bising.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now