낙담 한 (Discouraged)

3.1K 327 14
                                    

BEWARE OF TYPO

Berjuang seharian di dalam ruangan perpustakaan yang seluas ukuran rumah tinggal, hanya di temani segulung gimbap pemberian Sori, demi menyelesaikan lapran akhir sebelum akhirnya dapat menikmati liburan panjang sebelum ujian datang. Bisa dikatakan tiga perempat gedung perpustakaan ini di penuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi fakultas kedokteran, raut ekspresi wajah mereka rata - rata serupa karena tekanan tugas dan laporan akhir yang tidak hanya berlaku untuk semester akhir. Untungnya hari ini aku mengikuti kata hati untuk membawa mobil Jungkook, jadi tak perlu khawatir harus menunggu transportasi umum untuk kembali ke rumah. 

Sekarang sudah hampir pukul setengah sembilan malam yang artinya aku harus bergegas kembali ke rumah sebelum Jungkook tiba lebih dulu. Sebab kalau sampai ia tahu aku kembali ke rumah lewat pukul delapan, ia akan marah besar apalagi aku nekat membawa mobil miliknya seorang diri. Segala peralatan elektronik dan tumpukan buku kurapihkan dengan sigap, kemudian berjalan menuju parkiran mencari mobil milik tuan Jeon yang kubawa tanpa sepengetahuannya.

Untungnya jalanan hari ini tidak terlalu ramai, aku tiba di rumah hanya membutuhkan waktu setengah jam. Memarkirkan benda yang kupinjam itu kembali pada posisi awal kemudian masuk ke dalam rumah sebelum ketahuan sang pemilik yang seharusnya tengah dalam perjalanan kembali. Meninggalkan tas milikku di atas meja dengan rapih lalu menarik baju tidur dan pergi ke dalam kamar mandi.

Selesai dengan urusanku dalam kamar mandi nampaknya ia sudah tiba di rumah, sebab aku sempat mendengar suara managernya lima menit yang lalu. Aku mengeringkan rambutku asal dengan handuk sebelum keluar mencarinya.

"Jungkook  ?" aku berjalan keluar dari kamar menuju dapur hendak mencari segelas air dingin

Tiba - tiba terdengar suara pintu halaman belakang yang tertutup cukup kuat, sepertinya sengaja di banting oleh seseorang. Langkah kakiku gagal menuju lemari pendingin, sebaliknya berbelok menuju sosok pria yang tengah berdiri di halaman belakang.

"kook ?"

Ia berdiri disana sambil memejamkan kedua matanya tanpa berbicara, padahal biasanya saat ia kembali ke rumah ia akan mencariku dengan girang sambil bertingkah aneh atau menceritakan pekerjaannya hari ini.

"gwenchanayo ?"

Ia menghela nafas kasar sambil menungduk, tangannya menyisir kebelakang rambut gelap tebal dengan kasar.

"ada apa ?"

"tidak ada"

Aku berjalan mendekat ke arahnya dan meletakkan tanganku pada kedua bahunya, bergerak disana mengelus berusaha memberi ketenangan. Kemudian setelah situasinya sedikit membaik, aku membawa Jungkook masuk ke dalam dan duduk di sofa. Mataku melihat dengan jelas air mata menggenang pada kedua matanya meskipun ia berusaha menutupi dariku.

"Jungkook.. apa yang terjadi ?"

Setelah pertanyaanku terdengar olehnya, dua bulir air mata keluar membasahi pipinya dan membuatku semakin takut, ia menghapus jejak air mata itu dengan cepat.

"ceritakan padaku" ujarku dengan nada tenang

"a..aku"

Setiap kalimat yang ia ujarkan selalu bergetar, terus seperti itu sampai ia menyelesaikan ceritanya. Ia mengatakan hal yang mengganggunya belakangan ini, ia berpikir kalau ia tidak bisa memberikan yang terbaik dan itu yang membuatnya menjadi berkecil hati.

"Jungkook dengarkan aku.. kau tahu seberapa spesialnya dirimu ? kau dengan berjuta talentamu.. kau punya ratusan atau jutaan orang yang mencintai dan mendukungmu, tidak perduli seberapa buruknya dirimu"

"aku tahu, tapi aku merasa ..."

Aku melingkarkan tanganku pada lehernya, menarik bayi besar ini ke dalam pelukanku.

"aku mencintaimu dan mendukungmu bahkan kalau kau melakukan kesalahan sekalipun jadi jangan takut"

"aku juga mencintaimu dan terima kasih"

Malam ini ia tidur dalam pelukanku di temani tanganku yang terus bermain di atas kepalanya sampai ia merasa tenang kemudian terlelap dengan nyenyak.

- TBC -

yahh pendek jadinya..

gapapalah yaa

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now