추운 날씨 (Cold weather)

2K 212 26
                                    

Beware of Typo

Suhu rendah kota seakan mengunci semua penduduk untuk mengurangi jumlah aktivitas mereka dari yang biasa dilakukan. Perapian dalam rumah - rumah mulai bekerja semenjak awal bulan meskipun belum ada setitik salju terlihat turun dari langit yang selalu cerah. Dua sampai tiga lapis pakaian panjang dan tebal menjadi teman sebelum akhirnya berlindung dibalik selimut tebal seperti yang kurasakan saat ini.

Nyaman sekali tidur dalam cuaca seperti ini setelah melewati aktivitas melelahkan sepanjang hari, rasanya seperti tidur dengan pendingin ruangan ditemani hujan saat musim panas. Pukul sebelas malam barulah akhirnya tubuhku menikmati ranjang milik suami yang sedang sedang tidak berada disini. Hari ini Jeongsan sedikit merepotkan dari biasanya, entah tangisan rindu pada sang ayah atau amukan padaku yang membuatnya melewatkan jam tidur dan membuatku terjaga.

Setengah air hangat dalam gelas kaca kutenggak habis sebelum memejamkan mata dan menikmati kehangatan dibalik selimut. Jungkook tak meneleponku malam ini dan itu sangat menyebalkan, ponselnya tidak aktif semenjak tengah hari tadi padahal aku sudah melihat fotonya mendarat di bandara dari beberapa fansite. Jungkook juga tidak menghubungi kedua orang tuanya maupun sang kakak sekedar memberi kabar seperti biasa, hal ini yang kadang membuatku jengkel karena menjadi khawatir sementara harus mengurus hal lain.

Aku mengambil nafas panjang mencoba memikirkan hal - hal positif dan melupakan rasa khawatirku tentangnya, kalau pun memang ada hal buruk besok aku bisa kembali ke Seoul menjumpainya. Jariku menyentuh tombol lampu dekat dinding mematikan lampu kuning kecil dan mengantarkanku kepada kegelapan total yang menenangkan.

"hai cantik maaf aku terlambat, kau pasti kesal padaku"

Sebuah suara seperti mimpi namun terasa begitu nyata tertangkap pendengaranku, mungkin saja itu hadiah dari Tuhan untuk menemani tidur malamku. Namun saat ada pergerakan lain tertangkap, saat itulah aku tersadar bahwa bisikan tadi bukanlah mimpi atau hanya sekedar perasaanku. Aku membuka sedikit mataku yang terasa berat mencari tombol lampu kecil, jariku meraba dinding berusaha meraih benda yang membantu menerangi ruangan.

"sssttt maaf membangunkanmu" sebuah tangan menyentuhku lembut dan mengembalikanku pada posisi tidur awal

"nuguseyo ?" tanyaku malas membuka mata

"maaf aku datang terlambat dan mengganggu istirahatmu" tbuhnya berpindah ke atas tempat tidur mengambil bagian yang masih kosong

"siapa ?"

Ia tak menjawab pertanyaanku sebab sibuk menempatkan tubuhnya senyaman mungkin di sampingku, satu lengannya kini bergerak menggantikan bantal dibawah kepalaku. Hidungku bekerja sangat cepat mengenali wangi parfum yang ada pada sosok misterius itu, sebab mataku benar - benar tak mau terbuka.

"cepat tidur lagi" kepalaku diusap lembut olehnya

Butuh waktu beberapa detik bagiku untuk menyadari sepenuhnya siapa sosok misterius yang mengganggu jam istirahatku "Jungkook"

"hmmm ??"

"dari mana saja ? mengapa ponselmu tidak aktif ?" aku memindahkan wajahku semakin dekat dengan dadanya menempati titik nyaman seperti biasa

"kehabisan daya lalu aku terbang kemari jadi belum sempat memberi kabar"

"kau membuatku kesal tahu" lenganku melingkar menarik pinggang rampingnya 

"arasseo, mianhae.. besok aku akan menebus kesalahanku tetapi sekarang kita harus tidur sebelum Jeongsan bangun"

Lengkap sudah kebahagianku malam ini ditemani dua sosok yang paling kucintai, rasanya seperti kerja keras sehari penuh terbayar sudah. Tubuhnya mengantar kehangatan lebih dari yang bisa dilakukan selimut yang menemaniku sebelumnya.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now