슈퍼마켓(Supermarket)

2.2K 256 13
                                    

Beware of Typo

"Jungkook-ah aku pergi dulu! jangan lupa undang hyungmu setelah selesai mandi nanti !!" aku berjalan keluar dar kamar membawa serta dompet dan kunci mobil

"eodiga ?!!" terdengar suara pintu kamar mandi di buka kencang di susul langkah kaki berlari menaiki tangga menuju pintu utama tempat dimana aku berada sekarang

"supermarket.. aku sudah memberitahumu semalam kalau nanti malam aku ingin mengadakan pesta kecil untuk kalian" aku menutup kembali pintu rumah yang sudah sempat terbuka

"tunggu" 

Jungkook berlari kembali ke dalam kamar hendak mengambil baju sepertinya, sebab barusan ia keluar hanya menggunakan bathrobe. Aku menunggunya diluar sekaligus menyalakan mesin mobil dan memeriksa daftar belanjaanku hari ini. Sepuluh menit kemudian Jungkook keluar dengan kaus hitam dan celana pendek selutut, rambutnya juga masih basah hanya di sisir asal dengan jari kurasa.

"mengapa kau duduk disini ?" katanya setelah membuka pintu kursi kemudi

"aku pikir kau hanya ingin ikut, jadi aku yang mengendarai mobil hari ini"

"pindah"

Aku mengalah dari tempatku yang sekarang lalu berpindah ke kursi penumpang di sebelahnya. Jarak supermarket tidak terlalu jauh dari kawasan rumah kami tinggal, dan biasanya tidak terlalu ramai pengunjung walaupun gedungnya cukup besar. Aku turun lebih dulu dan menunggu Jungkook yang masih harus mencari tempat parkir untuk mobil kami.

"kau mau masak apa ?" Jungkook menarik keranjang belanjaan paling besar yang tersedia dekat pintu masuk

"aku berpikir hanya akan membeli daging - daging, beberapa bahan mentah, dan bumbu masakan.. biasanya kalian punya menu masakan sendiri, jadi aku tidak tahu harus memasak apa, lagipula nanti ada Jin oppa yang pasti mengurus makanan kalian"

Jungkook mendorong keranjang belanjaan dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia letakkan di pinggangku. Hari ini mulutnya tak banyak berkomentar, kakinya menuruti kemana pun aku pergi mengambil belanjaan. Terakhir kali sebelum membayar belanjaan, ia hanya minta di belikan satu bucket ice cream dan satu pack ramyeon pedas.

Aku merasa seperti tengah pergi belanja dengan adikku, semua daftar belanjaanku dengan cepat terpenuhi karena bantuannya. Aku tak perlu berjalan jauh berkeliling sebab Jungkook akan berlari mengambil barang yang kubutuhkan. Saat aku tengah fokus memilih bahan makanan, ia berdiri di belakangku menyandarkan dagunya pada pundakku.

Pelayan dan penjaga supermarket bahkan tersenyum melihat tingkahnya hari ini. Jungkook tidak memakai masker hitam yang biasa menjadi senjata peragnyaa saat berada diluar, sebab hampir semua orang yang bekerja disini sudah mengenal kami karena terlalu sering belanja makanan di sini. Lagipula orang lain juga tak akan mengenali penampilannya hari ini, rambut panjangnya saja menutupi hampir setengah bagian mukanya.

Ia mengangkat semua belanjaan menuju mobil kami, aku tak di ijinkan untuk mengangkat bahkan satu kantong kecil yang hanya berisi sayuran. Padahal Jungkook yang membayar semua belanjaan dengan kartu kreditnya, hari ini rasanya benar - benar di manjakan seperti tuan puteri.

"nanti tolong bantu aku mencuci semua bahan itu" aku terpaksa mengatakan hal ini sebab mungkin saja ia pergi ke atas menghabiskan waktu mencoba teknologi canggih yang terpasang kemarin.

"iya sayang"

---

Aku benar - benar tidak tahu apa yang merasuki tubuh pria itu hari ini, semua perintahku di jalankan olehnya tanpa komentar atau penolakan. Dari mencuci sayur, memotong daging, menata piring, menyiapkan alat pemanggang di halaman belakang. Bajunya kini sudah di basahi keringat karena melakukan semua pekerjaan itu.

"Jungkook-ah"

"ne ?"

"coba kemari sebentar"

Ia menutup tutup panggangan karena bara arang yang ia tuang baru berhasil di nyalakan setelah hampir sepuluh menit menunggu. Jungkook datang sambil menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangan, ia tak sadar kalau tangannya menghitam karena memegang arang tadi dengan tangan telanjang.

"kau butuh apa lagi ?"

"duduk dulu disini" aku menarik kursi yang berada pada meja makan

"wae ?"

"minum dulu" segelas air dingin kini berada pada tangannya

"gomawo"

"aigoo.. lihat berapa berantakannya anak ini" aku menyeka keringat dan noda hitam pada wajahnya dengan tissue

"tadi aku sudah memberitahu mereka untuk datang sore ini, mereka bertanya apa kau butuh sesuatu untuk di beli ?" ia meletakkan segelas gelas kaca yang seluruh isinya sudah habs menghilang 

"tidak ada"

"baiklah biar kuberitahu mereka dulu" ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku lalu mengetikkan kalimat panjang dalam grup chat

"mengapa kau begitu rajin hari ini ? membantuku mengerjakan semua bahkan tanpa perlu di suruh"

Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggangku menarikku berdiri lebih dekat dengannya "aku berpikir sekarang aku harus membantumu dalam setiap hal, karena mengandung anakku saja sudah sulit, jadi aku tak mau menambah pekerjaanmu.. pinggangmu sering sakit belakangan ini, kakimu tidak bisa berdiri selama yang dulu, kau mudah merasa kepanasan karena melakukan sesuatu, jadi aku berpikir ini semua sudah menjadi tanggung jawabku untuk membantumu"

"kupikir kau akan meminta sesuatu dariku sebagai imbalannya, kalau memang benar itu alasannya maka aku tak harus pusing memikirkan hal ini. Terima kasih Jeon Jungkook suamiku yang paling tampan dan baik hati, saranghae"

"hehehehe.. sini cium aku dulu" ia berdiri lalu menarik wajahku

aku tahu dia akan meminta ini, tetapi aku tetap memberinya hadiah atas hasil kerja kerasnya seharian ini. Aku menarik tubuhku setelah merekat dengannya selama kurang lebih sepuluh menit, bukan karena aku tak suka tetapi lebih tepatnya karena aku malu. Menggunakan alasan tubuh gerah dan memintanya menyalakan pendingin ruangan sambil menunggu member BTS datang.

Jungkook menyalakan pendingin ruangan seperti yang kuminta lalu kembali keluar memeriksa bara - bara yang berhasil ia nyalakan. Aku melarikan diri menuju kamar mandi dalam kamar dan mengunci pintu, mengguyur tubuhku dengan air dingin dari pancuran shower lalu memilih baju paling indah untuk malam ini. Jungkook masuk ke dalam kamar tepat setelah aku selesai mengganti bajuku, ia melepas bajunya yang kini di penuhi bau asap dalm terlihat jauh lebih kotor.

"hanya melepas baju ? mengapa tidak sekalian celanamu ? aku baru saja ingin membawa semua pakaian kotor ke belakang"

"kau pasti memarahiku atau paling tidak melarikan diri kalau aku melepaskan celanaku di depan matamu" Jungkook menggodaku dengan melepaskan perlahan tali celananya

"cepat!!"

Jungkook benar - benar melepaskan celananya, untung saja aku sudah memutar pandangan ke arah keranjang baju kotor. Setelah ia masuk ke dalam kamar mandi barulah aku memungut celana kotor yang ia tinggalkan di depan pintu kamar mandi. 

- TBC -

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now