a Letter (편지)

2K 261 44
                                    

Beware of Typo

Jungkook nampak begitu bersinar di atas panggung, entah karena sudah lama tidak melihatnya tampil secara langsung atau karena memang auranya semakin tajam. Mulutku bahkan terbuka selama memperhatikan pria tampan itu tampil bersama enam hyungnya di atas panggung. Aku malu mengakui rasa kagumku setiap menyaksikan aksi panggungnya, melihatnya tampil dengan rambut panjang di balut kemeja hitam dengan jarak leher agak rendah sepertinya aku bisa menjerit kalau tidak ingat dimana aku berada sekarang.

Bagaimana bisa anak kecil dari Busan yang biasa terlihat antusias di depan komputer gamenya berubah seketika menjadi pria dewasa yang menarik perhatian seluruh wanita di bumi. Setiap gerakan dan ekspresinya barusan membuatku semakin jatuh cinta lebih dalam lagi. Aku ingin melompat - lompat karena terlalu girang melihat aksi panggungnya, tetapi harus tertahan oleh cedera kakiku dan juga Jeongsan yang pasti marah kalau sampai aku melakukan itu.

Jeon Jungkook si artis taraf Billboard itu kembali setelah menyelesaikan penampilannya, ia langsung menghampiriku dan dengan cepat mencuri sebuah ciuman bibir dariku. Bayangkan saja betapa lemahnya jantungku menerima semua perlakuan manisnya, di tambah efek rambut panjang basah yang membuatnya terlihat semakin menarik. Ia mengacak - acak rambutku saat aku menunduk menyembunyikan pipi yang memerah menahan malu.

Kepalaku berpikir keras mencari sisi lugu Jeon Jungkook seperti sebelum ia naik ke panggung tadi. Tidak mungkin di atas panggung tadi ada jimat yang merubahnya menjadi liar dan berani dalam hitungan detik. Ia melepas bajunya begitu saja dalam ruangan, seakan ruangan ini kamar tidurnya. Setelah berganti baju dan mengeringkan rambut, ia mengambil tas miliknya lalu datang menghampiriku.

"mengapa tidak mengganti bajumu di kamar mandi saja ?"

"aku hanya tidak ingin membuang - buang waktu"

"seharusnya kau mengganti baju di kamar mandi"

"wae ?? kau cemburu karena tubuhku terlihat semua noona disini ?" ia membungkuk untuk membisikkanku sesuatu "atau jantungmu berdetak kencang saat melihat tubuhku ?"

"aish!" aku mendorong bahunya menjauh

"aku bisa memberimu penglihatan lebih dari sekedar tubuh atasku di rumah nanti" bisiknya jahil sebelum mendorong kursi rodaku keluar menuju parkiran

Pria gila ini membuatku semakin sakit kepala, bagaimana bisa dengan bisikkan seperti itu saja keringat sudah membasahi dahiku. Jungkook bersiul seperti sedang merayakan kemenangan setelah melihat ekspresi dan pipiku yang terbakar. Ia bahkan dengan gilanya mengedipkan mata saat memindahkanku ke dalam mobil, untung saja aku langsung menalihkan perhatianku pada hal lain.

"kalau kau terus melakukan itu, aku akan membunuhmu" ujarku setelah ia duduk pada kursi kemudi

"bukankah membunuhmu lebih mudah ? hanya perlu melakukan ini" ia menarik bajunya menggodaku

"YAA!! JEON JUNGKOOK!!" aku menutup wajahku dengan kedua tangan

"AHAHHAA.. arasseo arasseo aku bercanda"

"kalau kau melakukan itu satu kali lagi, aku benar - benar akan membunuhmu disini !! aku serius kali ini !" aku menurunkan tangan kesal

"(y/n)-ah"

"apalagi ?!" 

"arasseooo aku minta maaf sudah mengganggumu, tapi aku ada sesuatu untukmu"

"apa ?! kalau kau mengerjaiku lagi, kau akan tidur diluar rumah malam ini"

Jungkook tertawa menggemaskan sambil menarik sesuatu keluar dari tas yang di simpan di kursi belakang. Ia menyerahkan sebuah amplop putih padaku, ada kecurigaan saat aku membaca ekspresi wajahnya.

전정국 imagine (Book 2) {HIATUS}Where stories live. Discover now