#98

48 6 0
                                    

Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, dan kini Venka sedang termenung di dalam kamarnya, dan hanya seorang diri saja.

"Aku jadi penasaran, kenapa tadi malam, Draz terlihat seperti tidak bersemangat? Apakah ada yang sedang ia pikirkan?" gumamnya, sambil menatap ke jendela kamarnya, dan mencoba menebak-nebak, apa yang sedang dipikirkan oleh Draz tadi malam.

Namun tiba-tiba, kedua matanya langsung membulat, lalu ia berkata, "Atau jangan-jangan, ia sedang memikirkan dirinya yang sebentar lagi akan kembali ke alamnya?".

"Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Karena aku belum siap untuk berpisah dengannya" ucap Venka, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


Tok tok tok. . .


"Venka, buka pintunya nak, ada seseorang yang sedang menunggumu di bawah"

Venka pun langsung tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara tersebut, segera ia bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.

Sesampainya di dekat pintu, ia pun langsung membukanya, dan dapat ia lihat, ibunya yang sedang berdiri di depannya, "Seseorang? Siapa Bu?" tanyanya, dengan dahinya yang ia kerutkan.

Sebuah senyuman pun mulai terukir, di wajah wanita, yang berumur lima puluh tahunan itu, lalu ia memegang bahu putrinya, dan berkata, "Sebaiknya, kau langsung lihat saja".

"Baik Bu" ucap Venka, sambil mengganggukkan kepalanya, dan segera keluar dari kamarnya. Lalu ia pun berjalan menuruni anak tangga, dan menuju ke ruang keluarga.

Setelah sampai di ruang keluarga, ia langsung menghentikan langkahnya, saat melihat seorang pria, yang sedang duduk di sofa, "Draz?" ucapnya, sehingga membuat pria itu, langsung menoleh ke arahnya.

"Hai Venka" sapa pria itu, yang memanglah Draz, sambil menyunggingkan senyuman.

"Ada apa kau datang ke sini?" tanya Venka, sambil berjalan menghampiri Draz, dan duduk di sebelahnya.

"Katanya, Draz ingin mengajakmu pergi berjalan-jalan" sahut ibunya Venka, sehingga membuat mereka berdua langsung menoleh ke arahnya.

"Apakah benar yang dikatakan oleh ibuku?" tanya Venka, beralih menatap hantu itu, yang kini sedang menjelma menjadi manusia.

Segera Draz mengganggukkan kepalanya, dan kembali menyunggingkan senyuman, "Benar Venka, kedatanganku ke sini memang untuk mengajakmu berjalan-jalan" jawabnya.

"Dan ibu mengizinkannya" sahut ibunya Venka kembali, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Memangnya, mau jalan-jalan ke mana?" tanya Venka, yang kembali menoleh ke arah Draz, dan menatapnya dengan datar.

"Itu rahasia" jawab Draz, sambil menyunggingkan senyuman.

Mendengar jawabannya Draz, membuat Venka langsung menghela nafasnya, dan berkata, "Ya sudah, kalau begitu aku ganti baju dulu". Dan kemudian, Venka pun segera bangkit dari sofa, dan berjalan menuju tangga.



1 jam kemudian. . .



Kini, Draz dan Venka sedang berada di atas motornya Draz, dan sedang menuju ke rumah sepupunya hantu itu.

"Memangnya, kita mau ke mana?" tanya Venka, sambil menatap Draz dari belakang, sambil memeluk pinggangnya.

"Ke sebuah tempat yang begitu indah, dan ku yakin, kau akan menyukainya" jawab Draz, sambil berfokus menyetir, dan menyunggingkan senyuman.

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now