#84

44 9 0
                                    

Segera Venka menggelengkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Tentu saja tidak Bu, kami berdua sedang tidak bertengkar. Hanya saja ia sedang sibuk, jadi tidak bisa datang ke rumah" ucapnya, yang sengaja berdusta.


"Sayang sekali, padahal ia anak yang begitu baik, dan juga sopan. Ditambah, ia juga begitu tampan" ujar ibunya.

"Kalau begitu, kau hubungi dia saja, dan suruh dia, untuk datang besoko malam" sahut ayahnya.

Kedua matanya Venka pun langsung membuat, usai mendengar apa yang baru saja ayahnya katakan. Lalu ia menoleh ke arah pria berumur lima puluh tahunan itu, dan berkata, "Datang ke rumah? Untuk apa Yah?".

"Untuk makan malam bersama dengan kita. Dan lagipula, ayah ingin mengobrol lebih banyak dengannya" jawab ayahnya, sambil terus berjalan.

"Benar itu nak, ibu juga ingin bertemu dengannya lagi" sahut ibunya.

Venka pun langsung terdiam, dan memalingkan pandangannya, tanpa mengatakan apa-apa. Tapi di dalam hatinya, ia berkata, "Apa yang ingin ayah katakan, pada Draz?".




*************************




"Ayah dan ibumu, mengundangku untuk makan malam bersama dengan kalian?" ujar Draz.

Ya, kini Draz memang sedang berada di dalam kamarnya Venka dalam wujud hantu, sehingga orang lain tidak bisa melihatnya, terkecuali Venka.

"Iya, tadi kedua orang tuaku mengatakan seperti itu" jawab Venka, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Tapi kenapa, tiba-tiba mereka mengundangku untuk makan malam?" tanya Draz, yang mulai terlihat bingung, sambil mengerutkan.

"Katanya, mereka ingin berbicara lebih banyak padamu" jawab Venka.

"Berbicara lebih banyak? Tapi membicarakan apa?" tanya Draz kembali.

"Aku juga tidak tahu" jawab Venka, sambil mengangkat kedua bahunya.

Draz pun langsung terdiam, dan memalingkan pandangannya, tanpa mengatakan apa-apa. Namun di dalam hatinya, ia mulai menebak-nebak, apa yang ingin dibicarakan oleh ayahnya Venka?

Karena melihat raut wajahnya hantu itu, Venka pun berkata, "Ya sudah, tidak usah kau pikirkan. Bagaimana kalau sekarang, kita pergi ke suatu tempat? Kau masih ingat, kan? Kalau, kau ingin mengajakku traveling bersama".

Mendengar apa yang baru saja Venka katakan, membuat Draz langsung tersadar dari lamunannya. Lalu ia menoleh ke arah Venka, dan mengganggukkan kepala, "Benar juga, sebaiknya kita pergi ke suatu tempat, untuk menyegarkan pikiran" ucapnya.

"Ya sudah, kalau begitu ayo!" ajak Venka, yang terlihat begitu antusias, sambil bangkit dari tempat tidur.

"Baik, tapi mau ke mana?" tanya Draz, yang juga ikut bangkit, dari tempat tidurnya Venka.

"Eum. . . Terserah kau saja" jawab Venka, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

Lagi-lagi, Draz kembali terdiam, dan menatap Venka, tanpa mengatakan apa-apa.

Beberapa saat kemudian, Draz mengganggukkan kepalanya, dan mengulurkan lengannya pada Venka, "Kalau begitu, berpegangan lah. Agar kau tidak hilang. Nanti jika kau hilang, bisa-bisa kedua orang tuamu akan menyalahkanku".

"Mana mungkin mereka menyalahkan mu, memangnya mereka tahu, kalau aku perginya bersama denganmu?" ucap Venka sambil terkekeh, dan memeluk lengannya Draz.

Namun Draz hanya terkekeh saja, dan segera memejamkan kedua matanya.

Melihat hal tersebut, membuat Venka buru-buru memejamkan matanya juga, dengan disertai senyuman yang terukir di wajahnya. Dan kemudian, mereka berdua mulai menghilang begitu saja.

Beberapa saat kemudian, Draz membuka kedua matanya, dan menoleh ke arah Venka, saat mereka tiba di sebuah tempat, "Sekarang, coba buka kedua matamu" ujarnya.

Perlahan, Venka pun membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangan ke sekitar, "Sekarang kita ada di mana?" tanyanya.

"Di sebuah tempat, yang berada di Norwegia" jawab Draz, dengan disertai senyuman yang terukir di wajahnya, "Sekarang, coba kau lihat ke atas" sambungnya.

"Ke atas, memangnya ada apa?" tanya Venka kembali, sambil mengerutkan dahinya.

"Tidak usah banyak tanya, cukup lakukan saja" jawab Draz.

Venka yang masih tak mengerti pun, segera mendongak dan menatap langit, namun kedua matanya langsung membulat, saat melihat langit malam, yang dihiasi oleh banyak bintang, sehingga terlihat begitu indah, "Draz, ini begitu indah" ucapnya, yang terlihat begitu kagum.

"Bagaimana, apakah kau suka?" tanya Draz, sambil menyunggingkan senyuman.

Segera Venka mengganggukkan kepalanya, dan menoleh ke arah hantu itu, "Tentu saja aku suka, karena begitu indah. Ditambah, pemandangan di sini, yang terlihat menyegarkan mata" jawabnya.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya, Venka. Dan, selama aku masih berada di dunia ini, aku akan mengajakmu, ke tempat-tempat yang indah" ucap Draz, sambil menatap langit malam, dan kembali menyunggingkan senyuman.

Mendengar apa yang baru saja Draz katakan, membuat sebuah senyuman, langsung terukir di wajahnya Venka. Lalu ia menatap langit malam, yang begitu indah, dan berkata, "Terima kasih Draz, kau tahu benar, cara membuatku bahagia".

Namun Draz hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan menyunggingkan senyuman, sambil terus menatap langit malam.














To be continue. . .

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now