#30

110 24 0
                                    

Sama seperti malam-malam sebelumnya, saat ini Venka tengah sibuk mengetik cerita, dengan menggunakan laptop, dan berada di dalam kamarnya.


Namun tiba-tiba, angin mulai berhembus, dan masuk ke dalam kamarnya, melalui jendela yang sengaja, belum ia tutup.

"Pasti, itu Draz" batinnya, tanpa menoleh sedikitpun, dan terus saja mengetik.

Dan benar saja, sesosok makhluk tak kasat mata, mulai muncul di depannya, dan memperhatikannya.

"Jangan berdiri di situ, duduk saja" ucap Venka, saat merasakan ada seseorang, yang sedang mengawasi di depannya.

"Kau tahu saja, kalau aku sudah datang" ujar sesosok hantu itu, yang memanglah Draz. Dan kemudian, ia segera mendudukkan tubuhnya, di sebelahnya Venka.

"Tentu saja tahu, karena aku sudah hafal" ucap Venka, tanpa menoleh sedikitpun, dan masih sibuk mengetik.

"Sekarang, sudah sampai part berapa?" tanya Draz, sambil melirik ke layar laptopnya Venka.

"Sudah sampai part 13" jawab Venka, yang tetap tidak menoleh.

Namun Draz hanya menggangguk-anggukkan kepalanya saja, dan memalingkan pandangannya ke depan.

"Oh ya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu" ujar Venka, sambil menghentikan aktifitasnya, dan menoleh ke arah Draz.

"Sesuatu yang ingin kau tanyakan? Apa?" ucap Draz, yang mulai terlihat penasaran.

"Umm. . . Kalau aku boleh tahu, kau mati di tahun berapa? Dan, berapa usiamu saat itu?" tanya Venka, dengan begitu berhati-hati, sambil menundukkan kepalanya. Karena ia takut, kalau pertanyaannya itu malah membuat Draz menjadi tersinggung, dan merasa tidak nyaman.

Dengan kasar, Draz menghela nafasnya, dan memalingkan pandangan, dari Venka, "Aku mati pada tahun 2019, dan saat itu, usiaku baru menginjak 24 tahun. Jadi, kalau saat ini aku masih ada, usiaku 25 tahun" jawabnya.

"25 tahun? Itu berarti, kau seumuran denganku" ujar Venka, sambil menoleh ke arah Draz, dan menatapnya dari samping.

"Benar, seharusnya sekarang usiaku 25 tahun, tapi karena aku sudah mati, jadi itu tidak bisa dihitung lagi" ucap Draz, sambil mengganggukkan kepalanya, "Itu artinya, kita lahir pada tahun yang sama, hanya saja takdir kita, yang jauh berbeda" sambungnya, sambil menoleh ke arah Venka, dan tersenyum tipis.

Venka pun langsung menundukkan kepalanya kembali, dan menggangguk pelan, "Sebenarnya, ada satu hal lagi, yang ingin kutanyakan padamu. Tapi aku takut, hal tersebut malah membuatmu menjadi sedih, atau membuatmu merasa tersinggung" katanya.

"Kalau begitu tanyakan saja, aku akan menjawabnya dengan jujur" ujar Draz, yang masih menatap Venka, dari samping.

Dengan berat, Venka menghela nafasnya, dan memejamkan kedua matanya, sehingga membuat Draz, menjadi bingung dan mengerutkan dahinya, "Sebenarnya, kau anak kandung ayahmu atau bukan? Sebab, aku melihat di mimpiku, ayahmu seperti sangat membencimu, seolah kau adalah anak tiri" ucapnya.

Raut wajahnya Draz pun langsung berubah menjadi murung, setelah mendengar, apa yang baru saja Venka katakan. Lalu ia bangkit dari tempat tidurnya Venka, dan berjalan menuju jendela, "Sebenarnya, aku pun juga tidak tahu pasti, apakah aku anak kandung ayahku, atau bukan? Sebab, aku merasa ayahku tidak pernah menyayangiku sama sekali" katanya, sambil menatap keluar jendela.

Segera Venka mengangkat kepalanya, dan menatap ke arah hantu itu, yang berdiri di dekat jendela, "Jadi, kau tidak mengetahui tentang hal tersebut?" tanyanya.

"Bukan tidak mengetahui, ibuku selalu mengatakan, kalau aku adalah anak kandung mereka berdua. Tapi untuk kepastiannya, aku tidak tahu" jawabnya.

"Benar juga, jika kau memang anak kandung mereka, kenapa ayahmu tega, melakukan hal tersebut, padamu? Dan menyia-nyiakanmu seperti itu?" ujar Venka, sambil menundukkan kepalanya.

"Itu dia, yang masih menjadi pertanyaanku, sampai saat ini" ucap Draz.

"Lalu, apakah saat ini, kedua orang tua, dan juga adikmu, masih tinggal di Canada?" tanya Venka kembali, yang beralih menatap punggungnya Draz.

"Masih, mereka tetap tinggal di sana, sampai saat ini" jawab Draz, tanpa menoleh ke arah Venka, sedikitpun.

Namun Venka hanya menggangguk-anggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa lagi.














To be continue. . .

Nb : Setting waktu cerita ini, adalah tahun 2020. Karena tadinya, saya berniat untuk mentamatkan cerita ini di tahun kemarin, tapi karena saya ada kesibukan lain, jadinya niat tersebut tidak terealisasikan.

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now