#11

166 23 0
                                    

Saat ini, Venka tengah berada di dalam sebuah kamar, yang tak ia ketahui kamar siapakah itu? Karena itu bukanlah kamarnya. Ia pun mencoba memperhatikan sekitar, tapi tiba-tiba, ia melihat si pria misterius, yang sedang terbaring tak berdaya, di atas ranjang.


"Pria misterius itu" batinnya, dengan kedua matanya, yang langsung membulat dengan sempurna. Lalu ia berjalan menghampiri si pria misterius, dan duduk di tepi ranjang. Kemudian, ia memperhatikan si pria misterius, yang kini sedang tak sadarkan diri.


"Kasihan sekali dirimu. Tapi untungnya, kau masih hidup" gumam Venka, tanpa memalingkan pandangannya, dari si pria misterius.


Perlahan, si pria misterius membuka kedua matanya, dan memperhatikan ke sekitar. Dan ia mendapati dirinya, yang tengah berada di dalam kamarnya.


"Ternyata aku masih hidup" gumamnya.


Tapi kini, ia merasakan kepala, dan seluruh tubuhnya, yang terasa begitu sakit. Dan perlahan, ia meraba-raba kepalanya, dan mendapati kepalanya yang diperban. Lalu ia melihat ke arah tangan kanannya, yang juga diperban.


Namun tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka, dan terlihat ayah dan ibunya si pria misterius, yang berjalan memasuki kamar putranya, dan menghampirinya.


"Draz, kau sudah sadar, nak?" ucap ibunya, dengan raut wajahnya, yang terlihat begitu khawatir.


"Dasar lemah" ujar ayahnya sambil mendengus, dan melipat kedua tangannya di dada.


Draz dan ibunya pun, langsung menoleh ke arah pria paruh baya itu, tapi mereka tidak mengatakan apa-apa.


"Bu, aku kira, aku sudah mati" ujar si pria misterius, sambil menoleh ke arah ibunya, yang duduk di tepi tempat tidurnya.


Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajah ibunya. Lalu ia mengusap wajah si pria misterius dengan lembut, dan berkata, "Belum sayang, kau masih hidup".


"Tapi memang seharusnya kau mati saja, dari pada jadi semakin menyusahkan seperti ini. Dan untung saja, ada teman dekat ayah, yang merupakan seorang dokter. Jadi ayah tak perlu membawamu ke rumah sakit, dan membuang banyak uang, untuk biaya berobatmu" ujar ayahnya, sambil memutar bola matanya.


Kedua matanya Venka pun langsung membelalak, setelah mendengar apa yang baru saja, ayahnya si pria misterius katakan. Sungguh, ia tak menyangka, jika ada seorang ayah, yang begitu kejam seperti itu.


Sedangkan si pria misterius, ia langsung terdiam, dan menundukkan kepalanya. Bahkan raut wajahnya, langsung berubah menjadi murung dal seketika, "Aku juga tak mau, menjadi seperti ini, Yah" katanya.


"Makanya, jadi pria jangan lemah! Percuma kau mempunyai wajah yang tampan, dan tubuh yang atletis, kalau kau tidak berani, melawan genk itu" ucap ayahnya dengan ketus.


"Vic, sudahlah, jangan seperti itu. Draz kan baru saja sadarkan diri, biarkan ia istirahat dulu" sahut ibunya, yang beralih menatap suaminya.


"Ck, dasar anak tidak berguna. Lihatlah, sekarang tangan kanannya malah patah. Kalau seperti itu? Bagaimana ia bisa beraktifitas? Benar kataku tadi, sebaiknya ia mati saja. Karena hidup pun, tidak ada gunanya" ujar ayahnya, yang kemudian berlalu begitu saja.


Kedua matanya si pria misterius pun langsung membelalak, setelah mendengar apa yang baru saja ayahnya katakan. Segera ia menoleh ke arah tangan kanannya, dan mencoba untuk menggerakannya, tapi terasa begitu sakit, sehingga membuatnya meringis kesakitan.


"Arghhh sakit, Bu" ucapnya, sambil menggigit bibirnya, dan memejamkan kedua matanya.


"Ssstt sayang. . . Jangan dipaksakan. Tangan kananmu memang patah" ujar ibunya, sambil mencoba untuk menenangkan anak pertamanya itu.


"Tapi kalau seperti ini, bagaimana aku bisa berkuliah? Dan beraktifitas, Bu?" tanya si pria misterius, sambil menatap ibunya.


Segera wanita paruh baya itu memeluk putranya, dan berkata, "Tenanglah sayang, kau akan segera sembuh. Dan jika kau sudah sembuh, maka ibu akan memindahkan tempat kuliahmu, di kampus lain".


Namun si pria misterius hanya terdiam, dan tidak mengatakan apa-apa. Tapi di dalam hatinya, ia merasa begitu kesal, marah, dan juga kecewa. Dan ingin rasanya, ia membalas penyiksaan yang didapatnya, pada Riley dan keempat temannya.


Melihat pemandangan tersebut, membuat Venka jadi semakin kasihan, pada pria misterius itu. Tapi sayang, ia tidak bisa melakukan apa-apa, karena saat ini, ia sedang berada di dalam mimpinya.














To be continue. . .

The Ghost Friend [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora