#93

44 6 0
                                    

Saat ini, Draz dan Venka sudah berada di dalam tenda lagi, dan tengah berselimut bersama.

"Draz" ujar Venka, yang terbaring di sebelahnya Draz.

"Iya, ada apa Venka?" tanya Draz, sambil menoleh ke arah gadis itu, dan mengangkat satu alisnya.

"Eum. . . Bolehkah kita menginap di sini?" tanya Venka, sambil menoleh ke arah hantu itu, dan menatapnya dari samping.

"Boleh-boleh saja, tapi kita kan belum izin pada kedua orang tuamu, nanti jika mereka mencarimu, bagaimana? Nanti bisa-bisa, aku dianggap menculik dirimu" ujar Draz.

Venka pun langsung menghela nafasnya dengan berat, dan memalingkan pandangannya, "Benar juga, kita kan hanya izin untuk pergi berjalan-jalan saja, bukan untuk berkemah bersama" ucapnya.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Draz, lalu ia mengacak rambutnya Venka, dan berkata, "Kalau begitu lain waktu saja, tapi kita harus meminta izin pada kedua orang tuamu terlebih dahulu".

"Tapi kapan? Nanti keburu kau kembali ke alam mu" ucap Venka, dengan raut wajahnya, yang langsung brrubah menjadi murung.

Melihat hal tersebut, membuat Draz langsung terdiam, dan mendadak jadi patung karena ia juga tidak tahu, harus mengatakan apa.

"Bagaimana kalau nanti malam saja?" ujar Venka sambil menoleh ke arah Draz, dan menatapnya dari samping.

"Nanti malam?" tanya Draz.

"Iya, nanti kita pulang ke rumahku, lalu aku akan meminta izin pada kedua orang tuaku, dan mengatakan pada mereka, kalau aku akan berkemah bersama dengan dirimu" jawab Venka, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Tapi, apakah mereka akan mengizinkannya? Karena mendadak seperti itu" ucap Draz, sambil mengerutkan dahinya.

"Kau tenang saja, mereka pasti akan memberikan izin, dan aku akan mengatakan pada mereka, kalau tadi kita tidak tidak jadi pergi, dan memutuskan untuk berkemah saja" ujar Venka, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya, "Bagaimana, kau setuju kan?" tanyanya.

Dengan berat, Draz menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, "Itu namanya berbohong, dan hal tersebut tidak baik" katanya.

Venka pun langsung menghela nafasnya, dan ikut memalingkan pandangannya, "Iya, aku tahu hal itu tidak baik, karena berbohong itu dosa" katanya, sambil mengerutkan bibirnya, "Tapi untuk kali saja, tidak apa-apa, ya? Karena aku ingin, berkemah bersama denganmu, dan kuyakin, pasti akan terasa menyenangkan" sambungnya, sambil menoleh ke arah hantu itu.

Segera Draz menoleh ke arah Venka, dan menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.

"Ayolah Draz, untuk kali ini saja, karena aku tidak ingin menunda-nunda hal tersebut, sebab aku takut, nanti keburu kau kembali ke alam mu" ucap Venka, sambil menatap Draz, dengan tatapan memohon.

"Tidak Venka" ucap Draz dengan datar, sambil memalingkan pandangannya.

"Draz, ayolah. . . Kumohon, untuk kali ini saja. Ya? Kau mau kan?" rengek Venka, sambil terus menatap Draz.

"Tetap jawabannya, tidak" ucap Draz, yang tetap saja datar, dan tanpa ekspresi sedikitpun.

"Aaaaaaa Draz, ayolah. Apakah kau tega, melihatku bersedih? Karena kita tidak bisa berkemah bersama?" rengek Venka kembali, sambil mengerutkan bibirnya, dan menarik-narik tangannya Draz.

Dengan sedikit berat, Draz pun menghela nafasnya, dan mengganggukkan kepala, "Baiklah, tapi untuk kali ini saja, ya? Lain kali, kau tidak boleh berbohong lagi, pada kedua orang tuamu" ucapnya, sambil menatap Venka.

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now