#77

47 10 0
                                    

Draz berjalan menuju tempat parkir kampus, dengan sedikit tergesa-gesa, bahkan setelah selesai syuting, ia tidak beristirahat, dan langsung izin untuk pulang, pada sutradara film itu.


Setelah sampai di tempat parkir, ia langsung berhenti di dekat sebuah motor berwarna hitam, yang merupakan motornya. Lalu ia mengambil helm, dan hendak memakainya.

"Draz!"

Mendengar suara tersebut, membuatnya langsung menoleh, dan dapat ia lihat, Venka yang sedang berdiri di dekatnya, "Ada apa?" tanyanya dengan datar, yang kemudian memakai helm.

"Aku ingin meminta maaf padamu" ucap Venka, sambil menundukkan kepalanya, sehingga membuat Draz menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya, "Karena tadi malam, aku sudah berkata seperti itu padamu. Tapi jujur, aku tidak bermaksud mengatakan hal tersebut, karena saat itu aku sedang emosi, dan begitu takut kehilangan dirimu. Sebab aku merasa, cepat atau lambat, kau akan pergi meninggalkanku, dan ke kembali ke alam mu" sambungnya, dengan matanya, yang mulai berkaca-kaca.

Segera Draz menarik Venka ke dalam pelukannya, dan mengusap-usap punggungnya, sehingga membuat gadis itu, terisak di dalam pelukannya, "Aku tahu, kau tidak benar-benar bermaksud berkata seperti itu, Venka. Dan, aku sudah memaafkan mu. Lalu, soal aku akan pergi meninggalkan mu, dan kembali ke alam ku, itu adalah suatu hal yang pasti. Namun kita masih punya waktu, untuk menghabiskannya bersama-sama, dan melakukan hal-hal, yang membuat kita bahagia" tuturnya.

Mendengar apa yang baru saja hantu itu katakan, membuat Venka semakin terisak, dan memeluk Draz dengan begitu erat, seakan tak ingin melepaskannya, "Andai saja kau tahu Draz, aku tidak ingin kau pergi, apalagi berpisah dengan mu, karena aku ingin kita terus bersama-bersama" ucapnya di dalam hati.


1 jam kemudian. . .


Draz mematikan mesin motornya, saat tiba di depan rumah. Venka pun langsung memegang kedua bahu hantu itu, dan segera turun.

"Terima kasih Draz, kau telah mengantarku pulang" ucap Venka, sambil menyunggingkan senyuman, dan melepaskan helm, yang ia pakai. Ya, siang ini Draz memang mengantar Venka pulang ke rumahnya.

"Sama-sama" jawab Draz, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya, "Lalu soal traveling bersama, kapan kita akan memulainya?" tanyanya, dengan satu alisnya yang terangkat.

Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Draz, membuat Venka langsung terdiam, dan mendadak jadi patung.

Draz yang melihat hal tersebut pun menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya, "Venka, kenapa kau hanya diam? Kau baik-baik saja, kan?" tanyanya.

Segera Venka tersadar dari lamunannya, dan mengganggukkan kepalanya, "Iya, aku baik-baik saja" jawabnya, lalu ia memalingkan pandangannya, dan berkata, "Kalau soal traveling bersama, kurasa aku harus meminta izin terlebih dahulu pada kedua orang tuaku, apalagi jika kita travelingnya sampai ke luar negeri".

Seketika, gelak tawanya Draz pun langsung pecah, setelah mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan, "Venka Venka, apakah kau lupa? Kalau kita bisa pergi ke manapun, hanya dalam waktu hitungan detik saja?" ucapnya, sehingga membuat Venka jadi kembali terdiam, "Jadi, kau tidak perlu izin pada kedua orang tuamu, karena kita hanya pergi sebentar saja" sambungnya.

"Tapi, jika kita perginya bukan malam hari, tetap saja aku harus meminta izin pada mereka" ujar Venka.

Draz pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan berkata, "Benar, tapi izinnya bukan traveling, melainkan hanya berjalan-jalan saja".

"Baiklah, kalau begitu aku akan memikirkan hal tersebut" ucap Venka, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu" ujar Draz, yang kembali menyalakan mesin motornya, dan bersiap untuk pergi.

"Tunggu!" ucap Venka, sambil memegang tangannya Draz, sehingga membuat hantu itu, langsung menoleh ke arahnya, dan mengerutkan dahinya, "Apakah nanti malam, kau akan datang?" tanyanya, sambil menatap Draz dengan dalam.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Draz, lalu ia mengganggukkan kepalanya, dan berkata, "Demi dirimu, akan ku usahakan untuk datang".

Mendengar apa yang baru saja hantu itu katakan, membuat Venka langsung menyunggingkan senyuman, "Kalau begitu, sampai bertemu nanti malam, dan hati-hati di jalan" ucapnya.

Hanya dengan sebuah anggukkan, dan senyuman Draz menjawabnya. Lalu ia segera melajukan motornya, dan meninggalkan rumahnya Venka.

Sedangkan Venka, ia terus saja tersenyum, dan memperhatikan punggungnya Draz, yang mulai menghilang. Kemudian, ia membalikkan tubuhnya, dan berjalan memasuki halaman rumahnya.













To be continue. . .

The Ghost Friend [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu