#90

43 7 0
                                    

Waktu baru menunjukkan pukul setengah 9 malam. Dan saat ini, Draz dan Venka, tengah berada di sebuah tempat, yang berada di kota Kanagawa, Jepang.


"Draz" ujar Venka, yang berjalan di sebelahnya Draz.

"Iya, ada apa Venka?" tanya Draz, sambil terus berjalan, sambil memperhatikan lampu-lampu berwarna biru, yang berada di sisi kiri dan kanan jalan.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Venka, yang berbalik tanya, pada hantu itu.

"Tentu saja boleh" jawab Draz, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Apakah benar, kalau kau membuatku merasa bahagia, karena kau ingin orang lain bahagia? Sebab, sewaktu kau masih hidup, kau tidak pernah merasakan, yang namanya bahagia?" ujar Venka, dengan begitu hati-hati, sambil menatap Draz dari samping.

Segera Draz menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah Venka, "Siapa yang mengatakan hal itu?" tanyanya, dengan satu alisnya yang terangkat. Lalu ia kembali melanjutkan langkahnya, dan berkata, "Itu tidaklah benar, Venka. Sebab, aku melakukan hal tersebut, bukan karena aku ingin membuat orang lain, merasa bahagia. Dan, jika itu memanglah tujuanku, maka aku sudah melakukannya, pada banyak orang, atau pada banyak wanita, bukan hanya dirimu saja. Tapi buktinya tidak, kan? Aku hanya melakukannya pada dirimu saja, karena aku ingin, membahagiakan dirimu".

Deg!

Jantungnya Venka seakan mendadak berhenti berdetak, setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Draz, "Apa maksud dari ucapannya itu?" ucapnya di dalam hati. Lalu ia segera menggelengkan kepalanya, dan memalingkan pandangannya ke depan, "Tapi kenapa kau ingin membahagiakan diriku, dengan mengajakku traveling bersama, seperti ini?" tanyanya.

"Aku juga tidak tahu, karena hal tersebut tiba-tiba saja terlintas di dalam pikiranku, saat aku mengetahui, kalau kau ingin sekali menjelajahi dunia ini. Maka dari itu aku berpikir, kenapa aku tidak membantumu, untuk mewujudkan keinginanmu itu? Lagipula, selagi aku masih berada di dunia" tutur Draz, sambil terus berjalan, di sebelahnya Venka.

Venka pun hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.

"Sekarang, aku yang bertanya padamu" ujar Draz, sehingga membuat gadis itu, langsung menoleh ke arahnya.

"Bertanya apa?" tanya Venka, sambil mengerutkan dahinya, dan mencoba menebak-nebak, apa yang ingin, ditanyakan oleh hantu itu.

"Kau paling ingin, tinggal di negara mana?" tanya Draz, sambil menoleh ke arah Venka, dan mengangkat satu alisnya.

"Kenapa kau tiba-tiba, bertanya seperti itu?" tanya Venka, yang malah berbalik tanya.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu saja" jawab Draz, sambil memalingkan pandangannya ke depan.

"Sebenarnya, aku ingin sekali, tinggal di Swiss, atau Selandia Baru, karena bagiku kedua negara tersebut, memiliki alam yang begitu indah, dan menenangkan. Ya, meskipun negara lain, memilikinya juga. Tapi entah kenapa, keindahan alam di kedua negara itu, tidak ada tandingannya" jawab Venka, sambil menatap ke depan.

"Berarti kita sepemikiran" ujar Draz, sehingga membuat Venka, langsung menoleh ke arahnya, "Karena aku juga ingin, bisa tinggal di kedua negara tersebut" sambungnya.

Namun Venka hanya terkekeh saja, dan memalingkan pandangannya.

"Oh iya, besok kampusmu libur, kan?" ujar Draz.

"Iya, besok kampusku libur. Memangnya kenapa?" tanya Venka, sambil mengerutkan dahinya.

"Aku ingin mengajakmu untuk traveling lagi, tapi mungkin sedikit lebih lama dari biasanya" jawab Draz.

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now