94 - Prom Night

1.9K 66 0
                                    

Ternyata hanya selang satu hari dari acara lamaran Rani besoknya adalah pesta Prom Night Sekolah. Tidak terasa 3 tahun masa putih abu sudah habis saja.

Dania sudah bersiap dengan hasil make up nya sendiri. Ia akan menghadiri Prom Night gabungan sekolahnya dengan SMAN 2. Kebetulan memang. Takdir tahu saja mana yang diharapkan. Hehe.

 Hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo Mah nanti telat loh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo Mah nanti telat loh."

"Iya bentar sayang." Mamahnya sedang merapikan pakaian suaminya itu.

"Kamu cantik banget nak." puji Om Kiki padanya. Dania tak menghiraukannya. Ia hanya keluar dan menunggu di mobil.

Cukup butuh waktu yang lebih lama di perjalanan karena jalanan sedang macet. Ya tidak apa. Acara dimulai sekitar 1 jam lagi kok.

Setelah sampai Dania turun di pintu utama gedung. Sedangkan Mamah dan Om Kiki pergi untuk melaksanakan dinner berdua.

Gaun panjang Dania bersimpai ke lantai. Pintu terbuka sendiri dan ada resepsionis menyambut. Memang ini adalah aulanya hotel. Dan tempat acara itu ada di lantai paling atas.

Ia naik lift dan memencet tombol lantai. Lalu setelah pintu lift terbuka sebuah pemandangan indah menyambut.

 Lalu setelah pintu lift terbuka sebuah pemandangan indah menyambut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rahmat pacarnya menunggu disana. Namun seseorang telah lebih dulu menyambutnya.

 Namun seseorang telah lebih dulu menyambutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai Dan." tepuk Erfan pada bahunya

"Hei." Dania tersenyum

"Lo cantik banget."

"Emang biasanya juga cantik kan." candanya. Lekas ia menghampiri Rahmat dan meninggalkan Erfan pada posisinya.

"Hai sayang." kata Dania. Namun Rahmat tersenyum sewajarnya. Tak ada wajah ceria disana.

"Kamu kenapa?"

Rahmat menggeleng dengan senyuman palsunya.

"Kamu cemburu?"

"Harusnya aku yang disana. Kenapa dia?"

"Loh kamu sendiri kenapa nunggunya disini?" tanya Dania sambil cekikik

"Aku nggak tau kalo kamu bakalan nyampe secepet ini."

"Iya tadi aku berangkat lebih awal."

"Maaf ya." Dania tersenyum. Mengapa Rahmat bisa semenggemaskan ini???

"Kamu tampan."

Rahmat membalasnya dengan senyuman dan mendekapnya.

"Kamu didandanin sama siapa?"

"Sendiri. Orang aku udah jago make up wlee."

"Iya deh iya. Cantik banget." Rahmat mencium kepalanya. Namun entah kenapa hati Dania malah khawatir dengan Erfan. Ia melirik ke belakang lalu mendapati Erfan tengah berjalan mendekati para wanita lain.

"Ayo sayang kita kesana."

Rahmat mengambil minum dan menyerahkan satu gelas pada pacarnya. Darisitu juga Erfan membuat kehebohan lagi. Ia melakukan dance diatas panggung.

"Caper banget sih mantan kamu." kata Rahmat entah mengejek atau cemburu.

Dania diam. Mengapa akhir-akhir ini dia jadi orang yang berbeda? Dia bukanlah Erfan yang selama ini dikenal.

Semua wanita bersorak untuknya. Wanita di SMAN 2 lebih tepatnya. Kalau gadis yang satu SMA dengan Dania sih pada santai. Mereka sudah tak asing dengan kegantengan Erfan dan kecaperannya itu.

"Eh itu Dania sama siapa? Bukannya dia pacarnya Erfan ya?" bisik teman sekelas yang hobi berghibah.

"Oh iya ya. Kayaknya dia dapet cowok itu barusan. Yaudah kita juga cari yuk. Kayaknya anak SMA 2 lebih banyak cowok gantengnya." mereka berlalu

Rahmat mengelusnya setelah mendengar itu. Ia tak ingin Dania kembali memikirkan Erfan.

"Rahmat. Kamu kok gitu sih? Itu siapa?" seorang cewek datang mendekat. Ia dari SMA 2 yang sama seperti Rahmat.

"Pacar gue. Kenapa?"

"Hah kok kamu gitu sih tega banget selingkuhin aku?"

"Udah sana nyari cowok di SMA lain. Mereka juga nggak kalah ganteng kok."

"Ih kamu. Aku maunya sama kamu. Kamu gampang banget sih move on dari aku?"

Dania menghela napas. Lalu keluar dari dekapannya.

"Siapa?" Dania menatap tajam Rahmat

"Bukan siapa-siapa. Emang banyak cewek yang ngejar aku Dan."

"Aku mantannya. Kenapa?"

"Maaf ya mbak mantan mbak udah jadi milik saya. Jadi nggak usah ganggu lagi. Masih banyak cowok yang lain. Tuh tuh yang satu SMA sama saya aja gak kalah ganteng. Atau mbak mau sama cowok yang lagi gojet itu? Ambil aja mbak. Dia mantan saya juga kok." lalu wanita itu pun pergi

"Katanya bukan siapa-siapa." protes Dania

Rahmat hanya diam.

Dania tak menyangka Prom gabungan ini malah menjengkelkan.

Segerombolan lelaki pun datang. Mereka menyapa Rahmat dan bersalaman. Mungkin mereka sahabatnya.

"Hei Mat. Udah gandeng cewek baru aja nih haha. Kenalin lah."

"Iya nih gue gitu loh. Namanya Dania. Cantik kan?"

"Anjayyy cantik sumpah."

"Lo anak SMA BN kan?" kata anak yang lain

"Iya."

"Cantik-cantik euy. Heran gue."

"Ada sih tadi kalo nggak salah namanya Maharani. Dia cantik banget anjirrr."

"Dia udah punya calon." jawab Rahmat

"Hahh?"

"Heem. Gue dateng ke acaranya bareng Dania kemaren. Udah nggak usah banyak ngarep lo pea." Rahmat ketawa. Begitupun Dania.

Ya sedikit demi sedikit acara Prom ini jadi lebih baik. Semoga saja begitu sampai acara selesai.

Di tengah acara Dania ijin ke toilet lalu berpapasan dengan Erfan yang juga sehabis dari toilet. Ia tersenyum namun nampak sedih. Dia kenapa?

Erfan berjalan lalu Dania berusaha berbicara dengannya.

"Kamu kenapa?"

"Hahh?" Erfan kaget dengan perkataannya yang tak biasa

"Ah maksud gue lo kenapa?"

Erfan tersenyum. "Gapapa kali. Gue malah lebih seneng kalo kita mulai lagi 'Aku Kamu' ."

Dania salting. "Semalem gue juga mimpiin lo."

"Iyalah orang gue kangen berat sama lo."

Namun pada momen itu Rahmat menelpon. Mencemaskannya yang pergi ke toilet terlalu lama.

"Dan. Kasih gue kesempatan sekali lagi. Plis."

Dania diam. Lekas pergi.

•••

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now