72 - Erfan

3K 111 0
                                    

Mereka masuk mobil.

"Fan kalo kamu kayak gini siapa yang nyetir?"

"Aku. Kamu gak boleh nyetir."

"Tapi kamu masih mabuk Fan."

"Nggak. Nggak. Yu berangkat." Erfan menginjak gas lalu rem mendadak. Untung saja tidak menabrak mobil lain yang parkir di depannya.

"Jangan maksain Fan." Dania meraih hp lalu menelpon Rey.

Tak lama Rey datang masih dengan jas nya yang rapih.

"Kenapa?"

"Rey maaf. Tapi bisa nggak anterin kita pulang?"

"Erfan masih mabuk?"

"Iya."

"Yaudah gue anterin lo dulu, biar Erfan gue yang bawa nanti."

"Makasih ya Rey."

Rey memindahkan Erfan ke kursi belakang. Dania masih di kursi depan dan Rey yang menyetir.

"Lo nggak bisa bawa mobil?"

"Bisa sih cuman ntar siapa yang bawa mobil ini balik lagi?."

"Iya ya hehe."

Rey menyalakan mobilnya dan mengantar Dania pulang.

Di tengah perjalanan hening. Erfan masih tidur dengan posisinya yang terlentang di kursi belakang. Hingga akhirnya pertanyaan Rey memecah keheningan.

"Udah lama pacaran sama Erfan?"

"Hmm?" Dania melirik

"Em pengen tau aja sih."

"Baru beberapa bulan."

Rey mengangguk-ngangguk.

"Rumah gue di depan sana Rey."

"Oke." Rey menghentikan mobilnya.

"Makasih ya. Maaf udah ngerepotin."

"Iya sama-sama."

"Nitip Erfan hehe." Dania menyelipkan rambutnya ke daun telinga hingga tak sadar jepit rambutnya terlepas.

"Siap."

Dania turun dan masuk ke rumahnya. Rey meneliti. Ia meraih jepit yang terjatuh ke kolong kursi jok depan.

Sebuah jepit rambut perak berbentuk daun yang terlihat begitu lucu nan anggun.

Rey tersenyum melihatnya lantas memasukkannya ke dalam saku jas. Ia kembali ke gedung dan akan membawa Erfan pulang bersamanya.

Keesokan harinya.

Tringgg... Tringgg...
Alarm hp Erfan berdering keras.

Erfan yang tertidur pulas di kasurnya langsung menyikat hp itu sampai terbanting.

"Ganggu aja sih ah!"

Tok.. Tok.. Tok..

"Erfan bangun udah siang nih!" kata Ibu berteriak

"Erfan! Ini udah jam 11 siang. Semalem katamu mau ngajak Dania masak-masak."

Ting!

Erfan membelalak dan bangkit.

"Masak-masak? Apa iya gue bilang gitu?" bisiknya

"Erfan kamu udah bangun nak?" teriakan Ibu dibalik pintu kamar masih terdengar.

"Udah bu."

Lalu setelah itu suara Ibu tak terdengar lagi.

Erfan mengambil hp nya yang tergeletak di lantai dan langsung menelpon Dania dengan Video Call.

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now