62 - Dian Juliani

3.1K 106 0
                                    

Jajaran awan yang menggumpal menutupi birunya langit ini. Tapi disana ada mentari yang siap sedia membantu untuk menghiasi hamparan yang megah diatas sana. Indahnya.

"Assalamualaikum." cewek itu membuka pintu dan masuk.

"Waalaikumsalam. Eh kamu kirain siapa." sambut Ibunya Erfan.

"Tante ini brownis dari Mamah. Katanya harus langsung dianterin mumpung masih anget." dia menyerahkan sekotak brownis yang terbungkus rapi dibalik kresek.

"Ah seminggu yang lalu dia juga ngasih. Makasih banyak ya." beliau menerimanya dan berjalan ke dapur.

"Eh Aril belum berangkat?" tanyanya pada Aril yang masih sarapan.

"Sebentar lagi kak." jawab Aril sambil meneguk susu. Cewek itu membalasnya dengan senyuman.

"Tante, Erfan juga belum berangkat kan?"

"Belum. Dia masih di kamar."

Cewek itu mengangguk dan menyusul Erfan ke kamarnya. Dia naik ke lantai atas dengan semangat. Dan terhenti saat membaca papan nama "ERFAN" di depan pintu.

Tangannya hendak meraih daun pintu namun sebuah pergerakan terjadi.

"Dian gue butuh bantuan lo." kata Erfan setelah membuka pintu.

•••

"Makasih ya Baksonya enak." -ketik Toni

"Bilang makasihnya ke bu Sumi aja. Kan dia yang buat." -balas Citra

"Setidaknya lo udah ajak gue makan disana."

"Hmm iya deh."

Gebrakkk...

"Woy!" kata Dania sambil menggebrak meja. Citra mendongak dan tersenyum.

"Yaelah yang lagi kasmaran seneng amat." Dania duduk disampingnya.

"Biasa aja." jawab Citra malu

Tringgg...
Bel masuk berbunyi. Saat itu juga bu Oke masuk ke kelas.

"Anak-anak tolong minta waktunya sebentar ya. Sebelum kelas dimulai akan ada sosialisasi dulu dari Universitas Indonesia."

"Wah ada mahasiswa kece nih."

"Yang dateng cewek atau cowok ya."

"Ganteng pasti!"

Bisikan anak yang lain membuat Dania meneliti sekitar. Semua anak berargumen dan tersenyum semangat. Ada-ada saja.

"Silahkan masuk." lanjut bu Oke

Benar saja. Dua mahasiswa ganteng masuk dan berdiri di sebelah bu Oke. Anak yang lain makin histeris. Dania berbalik dan memperhatikan.

"Selamat pagi semuanya. Maaf mengganggu waktunya sebentar. Sebelumnya perkenalkan saya Hilman dari Fakultas Psikologi semester 4. Dan ini rekan saya Reynand dari Fakultas Psikologi semester 1."

Semuanya semakin ribut. Terlebih setelah mendengar mereka anak psikolog.

"Psikolog. Hati-hati loh kalo pacaran sama mereka susah ngebohongnya." bisik seseorang.

"Yap betul sekali. Pacar kalian pasti susah bahkan gak berani untuk berbohong dengan anak psikolog." timbal Hilman. Semua terkejut.

"Eh dia denger dong."

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang