46 - Sandiwara?

4.9K 163 7
                                    

Knock.. Knock.. Knock..

Dania meninggalkan sejenak cemilannya dan membukakan pintu.

"Hai." sapa Lilis

"Lilis? Em ayo masuk." kata Dania canggung

Lilis masuk dan dipersilahkan duduk di ruang tamu.

"Mau minum apa?"

"Ah nggak usah."

"Ayolah. Kebetulan orang yang suka ngebantu di rumah belum dateng."

"Haha nggak usah Dania beneran."

"Jus jeruk aja ya biar seger?"

"Hehe susu dingin aja."

Dania pergi ke dapur lantas membuat minuman.

Krekk..

Pintu depan terbuka. Remaja berkumis tipis itu masuk dengan ranselnya. Ia meneliti. Siapa tamu berambut pendek ini?

Deg.

Lilis melirik. Benarkah itu Erfan? Erfan yang rela menyamar jadi tukang kebun hanya demi Dania? Hanya demi seorang Dania? Fiuh.

"Lilis emang udah tau kan ya gue Erfan? Nyapa jangan ya?" -Dani

"Erfan." Lilis tersenyum. Erfan membalasnya. Lalu datang Dania dengan dua gelas minuman.

"Eh lo baru dateng."

"Hehe iya gue ke belakang dulu ya." Dani berlari.

"Makasih Dan."

Dania mengangguk.
"Lilis mau apa ya kesini? Apa mau bahas Erfan lagi?"

"Em Dania sebelumnya gue minta maaf."

"Hm? Minta maaf untuk apa?"

"Gue selalu nyudutin lo atas lukanya Erfan."

"Haha gakpapa Lis udah gue lupain juga kok."

"Maafin gue pokoknya."

"Iya gue maafin kok dari dulu juga."

"Hehe makasih ya. Oh iya boleh kan gue jadi temen lo?"

"Hmm?"
"Gak salah denger gue?"

"Boleh lah Lis. Siapapun boleh jadi temen gue hehe. Gue seneng malah."

Lilis terkekeh. Begitupun Dania yang terselip fake smile dibibirnya.

"Maksud Lilis apaan kok kayak ngejilat gitu? Gue patut curiga." -Dani

"Ekhem lo dapet darimana pembantu kayak Dani?" lanjut Lilis

"Eh lo udah tau namanya?"

"Ah tadi kebetulan kenalan gitu sebentar." Lilis gelagapan

"Oh iya. Gak tau tuh Mamah kok yang nemuin dia hehe."

"Oh hehe dia lumayan juga ya. Bikin gue penasaran."

Dania melotot. Apa secepat itukah Lilis mencintai orang baru?

Dania mengangguk dan tersenyum.

"Kalo gue udah mulai sekolah lagi makan di kantin bareng yuk."

"Apa karena Erfan udah gak ada?" -Dania

"Iya boleh hehe. Eh emang lo mau kemana dulu?"

"Gue kan di skorsing gegara ciuman sama Erfan dulu."

Deg. Kejadian itu lagi. Sudah cukup jangan dibahas semakin dalam. Dania sudah melupakannya.

"Gue nggak tau kenapa Erfan tiba-tiba cium gue. Menurut lo?"

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang