86 - Marito e Moglie

1.8K 66 0
                                    

Kukuruyukkk...

Tok.. Tok.. Tok..

"Dania bangun sayang. Cepet mandi nanti kita keburu telat."

Perlahan Dania membuka matanya. Mentari sudah menyambutnya hangat.

"Dania udah bangun kan? Cepet mandi Mamah udah siapin baju buat kamu."

Dania mengucek matanya. Kepalanya sangat pusing.

"Baju apa Mah?"

"Hari ini kan Kakakmu menikah."

Sontak Dania bangkit dan mengecek hp. Benar ini adalah tanggalnya Kak Tya menikah.

"Iya Mah aku bangun."

"Mamah gantung di gagang pintu bajunya. Kalo udah kita make up di gedung sayang. Pihak salon udah nunggu."

"Iya Mah."

Dania mengumpulkan semua niatnya untuk mandi. Namun..

Krikk.. Krikk..

Ia malah kembali tiduran dan melamun.

Paling susah memang mengumpulkan niat untuk mandi itu. Mandinya 15 menit, niatnya setahun.

Tak sengaja ia menyenggol lampu tidur yang ada di atas meja. Segera ia bangun dan memeriksa. Ia merapihkan kembali lampu itu, untung tidak pecah. Lalu ia menemukan sebuah kertas berwarna pink itu.

Dania tersenyum dibuatnya. Tapi mengapa Reynand bisa menyimpan surat ini disini? Apa yang terjadi semalam? Yang dia ingat hanyalah beberapa tegukan bir yang meluncur ke tenggorokannya.

Ia meneliti lagi. Kertas itu terasa tak asing. Ia memeriksa sekeliling. Benar saja itu adalah sobekan kertas dari Wallpaper dindingnya.

"Aliennnnnnnn." rengeknya

Setelah mandi dan berganti kebaya ia naik mobil dan mendapati Om Kiki diposisi setir. Bu Desi merapihkan kemejanya dan disaat yang sama satu pesan datang.

"Dania. Papah sama keluarga lagi dijalan. Kalau sudah dekat nanti Papah kabarin." -Papah

Benar hari ini semua keluarga besar akan berkumpul!

Ngeng...

Gedung putih ini sudah sangat cantik dengan hiasan weddingnya yang serba putih juga. Terasa sangat elegan.

Selesai di make up Dania menghampiri Kakaknya yang tengah didandan.

"Kakakkkkk." ia memeluknya

"Dania." sambutnya senyum

"Kakak kalo udah nikah sering main ke rumah ya. Jangan lupain Dania sendirian disana."

"Iya. Jangan khawatir." Tya mencubit hidungnya. "Cepat nyusul makanya biar ada yang jagain."

"Ihhh kakak gimana sih. Aku belum mau lah. Lagian calonnya juga nggak ada wkwk."

"Yang kemarin?"

"Hmmm."

"Yah jamannya cinta monyet sih jadinya putus nyambung terus."

Dania tersenyum. Acara akan segera dimulai.

Setelah pembukaan, keluarga dari Bandung tiba. Disana ada Papah yang sudah lama tak Dania temui. Rindu sekali.

Dania bersalaman dan mengintruksikan bahwa Papahnya harus segera bersiap dengan penghulu.

Ibu tiri duduk dikursi tamu. Mungkin ia merasa bahwa dirinya memang tamu. Bukan bagian dari keluarga kandung mereka.

Acara dimulai.

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now