79 - Bumi ini egois

1.9K 90 2
                                    

"Kamu dibully kan sama dia?" lanjut Bu Ayumi.

"Emmm.." Dania ragu untuk menjawab. Hatinya sudah berteriak katakan saja apa yang sebenarnya terjadi. Namun keberanian itu belum muncul. Banyak hal yang dipertimbangkannya kembali. Semisal Rani akan membalasnya lagi dengan ancaman yang lain diluar sana.

"Jawab aja gak usah takut."

"Saya gak tau ini bisa disebut bullying atau nggak. Rani yang mulai duluan bahas tentang saya didepan anak-anak yang lain."

"Bagus dong bu. Saya gak gibah. Gak ngomongin dibelakang."

"Ya nggak gitu juga Ran. Itu privasi. Gak semua orang wajib tau."

"Malu karena baru putus?" Rani melawan lagi.

"Rani. Sudah." tegur Bu Ayumi

Hening.

"Ibu beri hukuman untuk kalian berdua. Bereskan semua buku perpustakaan sesuai tempatnya. Dania. Kamu ikut tes susulan dulu baru ikut sama Rani."

"Baik bu."

Dania mengikuti tes susulan Sastra Jepang itu. Lalu setelahnya menghampiri Rani di perpustakaan.

"Nih giliran lo." Rani menyerahkan sapu injuk

"Lah kok gue sih?"

"Ya gue daritadi disini. Pengen istirahat dulu."

"Ran mending beresin dulu semua bukunya. Baru nyapu. Ntar banyak debu lagi dong dari tumpukan buku sama sepatu kita."

"Oh iya hehe." Rani nyengir

"Heuh cantik-cantik otaknya geser." Dania menggelengkan kepalanya

Rani menyimpan sapu dan mulai membantu Dania.

Rani meneliti. Dilihatnya Dania yang begitu serius dalam menjalankan sesuatu. Keringatnya mulai bercucuran. Rok nya kotor terkena debu tumpukan buku.

"Dan."

Dania menoleh.

"Maafin gue ya soal kemaren. Sama barusan." Rani merendah. Entah malaikat apa yang masuk kedalam dirinya. Dia benar-benar berubah 180°.

Dania meneliti. Ia pintar soal ini. Soal menilai bahwa orang itu jujur atau tidak. Entah bakat atau hanya mengira saja. Yang pasti mungkin seharusnya ia mengambil jurusan Psikologi di kuliahan nanti.

Dania masih diam.

"Gue tau semuanya dari Citra." Rani akhirnya mengaku.

"Maksudnya? Padahal gu.. gue belum cerita itu sama dia." sambung Dania

Rani menghela napas. Jongkoknya yang ia tahan karena lantai kotor pun ia rebahkan.

"Kotor loh." kata Dania yang masih jongkok.

"Gapapa." jawab Rani sambil mengeluarkan hp nya.

Ia memutar satu video dimana Citra sedang memantau kamera CCTV dan tape Recorder yang terpasang dirumah Dania. Di video itu samar-samar terdengar suara percakapan Erfan dan Bu Desi serta ada Rahmat juga disana saat ia mengembalikkan dompet Dania. Rani mengaku kalau dia mendapatkan video kiriman itu dari Toni. Ya maksud Toni sih baik. Karena ia bingung harus bercerita pada siapa, akhirnya Toni yang berstatus sebagai sepupunya Rani pun bercerita.

"Jadi lo sepupunya Toni? Sumpah gue baru tau."

"Toni bilang dia ngerekam ini kemaren lusa. Jadi akhir-akhir ini dia sering ke rumah Citra gitu. Dia ngedenger hal aneh dari tontonan Citra itu. Alhasil dia rekam. Terus semalem dia juga bilang. Katanya Citra mulai lagi."

Diam [COMPLETED]Där berättelser lever. Upptäck nu