84 - Waktu yang salah

2K 77 0
                                    

Putar video diatas biar lebih dapet feel nya.

Tring...

"Dan besok ikut gue cetak foto ya. Gue jemput. Goodnite!" Rahmat

"Oke Mat."

Dania tidur menghempas lelahnya dan pikiran yang tak ia inginkan, yaitu memikirkan Erfan.

Kelas 12 sudah bebas sekarang. Ya jadi mau masuk sekolah silahkan. Mau bolos juga gapapa. Lagian sudah gak ada urusan lagi disana. Belajar nggak. Ya paling ke sekolah cuma buat minta remidian nilai.

Rahmat jemput jam 9 pagi. Ia memakai setelan kaos putih dan jaket jeans.

Dania turun memakai kaos dengan warna yang sama. Ia kaget. Padahal ini tidak direncanakan sama sekali.

"Haha samaan." kata Rahmat ketawa

Ia mulai menyalakan motornya dan pergi ke tempat cuci foto.

Ia menghentikan motornya di halaman depan toko itu. Ini bisa dibilang daerah kota. Hanya saja toko ini masuk lagi ke dalam gang. Halaman depannya sangat luas dengan pepohonan besar yang rimbun. Sengaja di buat sedemikian rupa agar terlihat seperti di hutan. Ya untuk spot foto juga sih makanya gak heran kalau banyak anak muda yang berkunjung kesini untuk sekedar berfoto.

"Dan fotoin gue dulu dong biar sekalian cetaknya." Rahmat turun dan mulai berpose.

Cekrek.

"Anjay wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjay wkwk." Dania ketawa melihat Rahmat yang sok keren

Rahmat mencubit pipinya, Dania menghindar dan mulai berlari. Tapi setelah itu jangan kaget kalau Rahmat menangkapnya lalu menciumnya. Mencium pipi maksudnya.

Dania diam. Hatinya tak karuan.

"Ayo masuk." Rahmat merangkulnya dan mencium kepalanya.

Sungguh berada dalam dekapan Rahmat benar-benar membuatnya nyaman.

"Hei bro." sahut orang toko. Ternyata dia temannya Rahmat. Pantas saja dia mengajaknya kesini.

"Sama cewek baru nih?" goda temannya. Rahmat hanya tersenyum lalu menyerahkan kamera miliknya. Maksud hati mau mencuci foto hasil liburan kemarin termasuk fotonya barusan.

"Mat gue ke toilet dulu ya."

"Oke disebelah kiri ya."

Setelah buang air kecil.
Cekrek..

Ya namanya juga cewek ya dimana ada kesempatan pasti cekrek cekrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya namanya juga cewek ya dimana ada kesempatan pasti cekrek cekrek.

"Rambut udah mulai panjang aja. Upload di insta story ah."

Namun setelah itu ia malah penasaran ingin menstalking Instagramnya Rahmat.

Scroll terus sampai ke akar. Ya namanya juga lagi dimabuk cinta. Berkat Rahmat juga ia mulai bisa melupakan Erfan sedikit demi sedikit. Ya meskipun bayangan Erfan masih saja menghantui dirinya.

Scroll.. Klik..

Rahmat.09gb

Rahmat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahmat.09gb my lovely kiss❤

Deg.

"Oh dia udah punya pacar."

"Dania udah belum? Fotonya udah beres nih. Kita nonton yuk." suara Rahmat dari luar.

Dania terkejut. Tanpa sengaja ia mengklik tanda love pada foto itu lalu mengunci hp nya.

Ia keluar dengan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya. Ia cemberut. Bahkan ditanya pun menjawab seadanya saja.

Saat sampai di Cinema 21 Dania menunggunya di kursi dan membiarkan Rahmat yang mengantri tiketnya.

Rahmat mengecek hp dan mendapati satu notifikasi baru. 1 like dari Dania. Rahmat tersentak saat melihatnya. Pantas saja daritadi dia cemberut. Senyum fake smile. Ternyata ini alasannya. Tapi apa mungkinkah ia cemburu? Kalau tidak, terus kenapa dia bisa cemberut begitu?

Tak lama film pun dimulai. Rahmat terus saja mencoba untuk berbicara dengannya namun Dania selalu menghindar.

"Dan lo kenapa?" bisik Rahmat. Dania diam. Matanya fokus pada film yang sedang diputar.

"Tadi lo gakpapa. Tapi semenjak dari toilet lo jadi beda kayak gini."

"Diem Mat ini lagi nonton. Jangan berisik."

Rahmat memegang tangannya. Dania mengibasnya.

"Dan plis kasih tau salah gue apa? Apa karena foto ini?" Rahmat menunjukkan fotonya yang membuat Dania jadi seperti ini.

Dania membuang muka.

"Dan."

Tes. Air mata itu jatuh ke tangan Rahmat.

Dania bangkit dan keluar dari studio. Ia berlari sampai ke tempat parkiran dan Rahmat mengejarnya. Pasti.

"Dan."

"Kenapa sih setiap cowok yang gue sayang akhirnya malah nyakitin?"

Deg.
Rahmat tak percaya mendengarnya. Sayang? Jadi dia suka Rahmat?

"Dan maksud lo?"

"Kenapa sih gak ada satupun orang baik di dunia ini?" Dania masih menangis

"Dan gue..." Rahmat meraih lengannya. Namun Dania menghindar.

"Lepasin gak usah ketemu gue lagi." Dania berbalik jadi membelakanginya. Rahmat memeluknya berusaha membuatnya tenang. Namun Dania masih saja memberontak.

"Lepasin Mat. Gue gak butuh manusia bumi."

"Dan tenang. Plis. Gue mau jelasin. Semua ini salah paham."

"Lepas!"

Plakkk...

Tangannya tak sengaja menampar Rahmat. Dania diam dan meminta maaf.

"Mat.. Gue nggak sengaja Mat."

Rahmat masih diam.

"Lo suka sama gue?"

Dania tersentak.

"Lo cemburu liat foto itu? Lo cemburu sama mantan gue?" sentaknya

Hening. Dania mendapatkan satu jawaban. Bahwa perempuan itu mantannya.

"Gue kira lo suka sama gue Mat. Terus kenapa akhir-akhir ini lo sering bikin gue baper?"

"Lo kira gue nggak tau apa lo masih suka sama Erfan? Jadi lo nggak bisa nanya perasaan gue sebab lo sendiri yang bikin semua jadi begini."

"Mat.."

"Udahlah emang lo gak bisa move on dari dia kan. Jadi buat apa gue suka sama lo kalo akhirnya gak dibales juga."

"Mat gue suka sama lo."

•••

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang