22 - 360 derajat

6.7K 214 0
                                    

Flashback 6 bulan yang lalu...

Whatsapp

"P." -Dania

"Iya." -Jajang

"Kamu inget gak zaman waktu kita SMP?"

"Ingetlah. Kita gak pernah ngobrol. Makanya sekarang aku aneh banget kita jadi sering ngobrol kayak gini."

"Hehe itukan dulu. Dulu aku grogi."

"Grogi kenapa?"

"Dulu aku suka kamu."

"Oh dulu. Kalo sekarang?"

"Kok kamu nanya gitu?"

"Ya kali aja sekarang juga masih suka."

"Aku takutnya kayak dulu lagi. Kamu cuek terus gak pernah peka wkwk."

"Ah hehe dulu kan gak tau cinta. Apalagi aku gak tau kalo kamu ngefans."

"Tuh kan gak peka."

Dania melihat pembaruan status dari Jajang.

"Ngebakso gak ajak ajak."

"Hehe sini."

"Kayak yang bener aja. Kamu lagi dimana?"

"Diluar nih. Bentar lagi mau nyalain kembang api."

Gambar telah diterima. Sebuah gambar kembang api yang menyala indah dimalam ini.

"Kok disini gak ada ya?"

"Iyalah orang kamu di Jakarta."

"Padahal kita memandang langit yang sama loh."

"Bisa aja wkwk."

Malam berikutnya. Dania mengunggah sebuah foto Bulan utuh yang baru saja ia potret.

Selang beberapa detik Jajang pun mengunggah foto bulan versinya di status dengan caption "Memandang langit yang sama."

"Apaan sih plagiat deh wkwk."

"Kan emang kita memandang langit yang sama hehe."

"Jangan bikin baper!"

"Selama ini yang suka bikin baper siapa hayoh?"

"Kamu."

"Justru kamu. Kamu suka gombalin aku gak jelas wkwk."

"Hehe. Kalo perasaan yang dulu sampe saat ini masih ada boleh gak?"

"..."

"Gak boleh ya? :( ."

"Emang gak bakalan ada yang marah?"

"Nggak sih."

"Hmm boleh boleh aja sih."

"Apaan sih kita jadi saling to the point gini." pipi Dania memerah dengan senyuman malunya.

Beberapa hari berikutnya. Jajang sedang pulang ke Jakarta. Dania ingin sekali untuk bermain dengannya. Namun ajakan itu ditolak. Hingga akhirnya sebuah fakta yang mengejutkan terbongkar.

"Kamu main sama siapa?"

"Aku gak main."

"Serius? Tapi kok aku curiga ya?"

"Curiga gimana?"

"Kamu abis main sama si Farah kan?"

"Nggak."

"Pantesan aku ajak kamu gak mau."

"Nggak kok."

"Jujur aja. Tapi yaudah sih gakpapa. Lagian apa hak aku ngelarang kamu main. Ngelarang kamu ini itu. Itu hak kamu. Semua terserah kamu. Maaf ya aku udah lancang gini. Soal perasaanku yang kemarin lupain aja."

"Oke aku jujur. Iya aku main sama dia. Maaf."

"Kamu gak perlu minta maaf. Kamu gak salah. Itu kan hak kamu. Aku gak berhak buat larang kamu. Aku cuma teman biasa bagimu, gak lebih."

"Daniaaa.."

"Maaf.."

Just read.

Flashback selesai...

"Bego banget sih gue dulu ngaku kayak gitu. Akhirnya kan jadi malu sendiri. Huhh!" Dania mengumpat kesal dalam hati.

"Tapi entah mengapa apapun yang terjadi perasaan ini gak berubah sedikitpun." sambungnya

•••

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now