71 - Terungkap

2.6K 102 0
                                    

"HAPPY BIRTHDAY REYNAND!!" nyanyian itu terdengar sangat keras.

Erfan menyibak kerumunan lalu ia dan Dania bertemu dengan sang subjek acara.

"Happy birthday ya bro! Sorry gue agak telat." Erfan bersalaman

"Telat gimana orang baru mulai."

"Mana kadonya?" sambung Rey yang terlihat gagah dengan setelan jas warna hitam itu.

"Gampang. Ntar nyusul."

"Oh iya kita gak beli kado. Kamu sih." Dania berkomentar

"Udah minjem mobil. Gak bawa kado lagi." Rey agak kecewa. Tapi itu hanya sebatas candaan.

"Maaf ya Rey, Erfan emang malu-maluin. Btw Happy Birthday ya." kata Dania. Rey nyosor mencium pipi kanan dan kirinya.

"Eitt eitt udah udah."

Erfan dan Dania tampak serasi dengan warna baju yang senada. Mereka memakai setelan warna putih dan hitam. Erfan terlihat keren dengan tato non permanennya. Dania terlihat seksi dengan baju yang menampakkan tulang cantiknya.

"Eh anak-anak gamers yang lain udah pada nunggu tuh." kata Rey seperti sebuah ajakan. Mereka itu seorang gamers lo. Serius. Malah mereka sering main bareng gitu karena tetanggaan.

"Aku kesana dulu ya. Tunggu disini."

"Oke."

Mereka pergi. Berkumpul dengan anak gamers yang ternyata ada ceweknya juga. Ya sekitar lima sampai enam orang.

Dania meraih minuman dan berpaku di tempat yang sama. Ia melihat Erfan sangat bahagia berkumpul bersama teman-teman gamers nya. Bahkan mereka saling berfoto dan bersenda gurau, terlebih dengan cewek rambut pirang itu. Huhh.

Tiba-tiba seseorang mendekat. Lalu membisikan sesuatu di telinganya. Dania nampak mengangguk lalu lelaki itu pergi setelahnya.

Erfan yang memperhatikan dari jauh pun mendekat. Dan meneliti lelaki yang baru saja menghampiri pacarnya itu.

"Siapa?"

"Em temen."

"Serius? Kok temen kamu bisa ada disini?"

"Iya dia anak UI juga kayak Rey." jawabnya gugup

"Oh." Erfan menunjukkan tatapan curiga. Mungkin ia cemburu.

"Kamu asik banget sama mereka."

"Maaf aku keasikan."

"Gapapa."

Entah, saat ini mereka terlihat saling menyembunyikan rasa cemburu, namun tak satupun berani untuk mengungkapkannya.

Mereka saling diam.

"Minum yu."

"Ini aku lagi minum."

"Minum yang lain."

Erfan menarik lengannya hingga tiba di sebuah bar kecil minuman keras.

"Kamu suka minum?"

"Kalo lagi kesel aja."

"Terus sekarang kamu lagi kesel?"

"Nggak."

"Jangan bohong."

"Udah kamu minum aja temenin aku."

"Aku gak bisa minum ini Fan."

"Ayo!"

"Nggak. Kita minum yang lain aja." Dania berbalik dan menarik lengan Erfan. Namun Erfan masih berdiam diri di tempat yang sama.

"Temenin aku atau aku minum sama cewek lain."

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now