Diam [COMPLETED]

57 - Be Better

Mata Dania sembab pagi ini. Iyalah orang semalaman nangis terus. Bu Desi sudah berangkat. Kak Tya sebentar lagi menyusul. Dania turun dari kamar dan berpapasan dengan Erfan.

Wajah Erfan tersenyum kaku. Ia masih merasa bersalah tentunya. Dania tak menggambar segaris pun senyuman dibibirnya. Ia hanya menatap lalu pergi keluar.

Erfan menarik napas dalam. Lubuknya bertanya, berapa lamakah waktu untuk wanita menenangkan hatinya yang ribut?

Erfan bergegas keluar dan mengejarnya. Namun sedetik yang lalu Dania sudah terlebih dulu menaiki angkot.

Tring.
1 pesan Whatsapp masuk.

Lilis:"Makasih Fan. Maaf udah bikin semuanya jadi kacau. Tapi kalo lo butuh temen curhat gue siap kok."

"Sial!"

Detik itu juga Rahmat datang dengan motornya.

"Bangke sini gue mau ngomong sama lo!"

Erfan kaget. Kok ada dia disini?

"Sialan lo berisik tau ntar kakaknya denger gimana." Erfan menutup pintu dan menarik motornya mendekati Rahmat.

"Gue mau bicara serius sama lo."

"Dijalan aja ngobrolnya. Bakal kesiangan tau."

"Anjing gue serius!"

Erfan mengajaknya menjauh dari rumah Dania. Dan berhenti sejenak di trotoar.

"Apa? Pagi gini gue males ribut."

"Lo yang ngajak ribut duluan."

"Apa?!"

"Dania."

"Lo ngapain deketin cewek gue?" Erfan mendorong bahunya.

"Justru gue ada saat dia butuh. Gak kayak lo yang bisanya cuma bikin dia nangis."

"Maksud lo apa anjing! Gak usah ikut campur urusan gue."

"Tapi siapapun yang bikin Dania nangis itu udah jadi urusan gue."

"Bacot!" Erfan memakai helm dan naik ke motor.

"Pasti karena lo sama Lilis lagi kan?"

Erfan diam dan menyalakan motornya.

"Cowok brengsek!!!"

Brummmm... Erfan gaspol.

•••

"Dan lo gakpapa? Mata lo bengkak gitu." tanya Citra khawatir

"Hmm gakpapa kok."

"Pasti karena Erfan ya?"

"Kok lo bisa ngomong gitu?"

"Ya abis siapa lagi. Biasa hubungan baru suka ada cobaannya gitu."

"Iya sih karena Erfan."

"Ada apa? Lo bisa curhat sama gue."

Dania berpikir. "Maaf ya gue gak bisa cerita."