16 - Rahmat

7.4K 267 0
                                    

"Dania kemana?" tanya Om Kiki yang menjemput bu Desi pagi ini

"Dia ikut olimpiade di Senayan." jawab bu Desi merapikan buku paketnya

Pada saat itu juga Tya kakaknya Dania sudah berangkat kerja.

"Kita gak usah sekolah deh." lanjut Om Kiki yang memang satu sekolah dan satu profesi dengan pasangannya itu.

"Loh kok gitu?"

"Kita senang-senang dulu!" ia merebahkan kekasihnya itu ke atas kasur.

"Tapi sayang." bu Desi mencoba menghindar

"Gakpapa. Kalopun terjadi sesuatu aku bakal tanggung jawab kok."

Hampir 5 menit perempuan itu berpikir dan akhirnya menyilahkan kekasihnya itu menidurinya.

Sedangkan suasana olimpiade.

"Hadirin sekalian kita sambut perwakilan dari SMA Bina Nusa Dania Putri dan Citra Kusuma yang akan mengikuti perlombaan Olimpiade Matematika tahun ini!" teriak MC

Semua mata memandang. Bahkan siswa dari beberapa sekolah yang akan menjadi lawannya pun terkesima dengan paras wajah cantik dari keduanya. Semua itu diikuti dengan tepuk tangan yang meriah.

Olimpiade Fisika, Sains dan lainnya sudah lebih dulu dimulai. Kali ini saatnya Olimpiade Matematika resmi disajikan!

Poin-poin bergiliran mereka dapatkan. Persaingan ini sangat sengit. Bahkan sesekali mereka terjebak dalam nilai yang seri.

Hampir satu setengah jam pertandingan otak itu dilaksanakan. Kini saatnya untuk mengumumkan siapa saja yang akan masuk ke dalam babak final.

"Dari SMA Bina Nusa."

"Dania plis." Erfan berbisik. Semua orang bersorak. Yang paling heboh pasti suporter dari sekolah itu sendiri.

"Dania Putri." lanjut MC

Ya Dania dipercayai sebagai perwakilan dari sekolahnya untuk memanfaatkan kesempatan final lebih baik lagi.

"Dania aja terus. Semua yang ada di dunia ini berpihak ke dia mulu." umpat Citra sirik

Setelah rehat 20 menit akhirnya babak final pun dimulai. Dania melawan seorang lelaki yang bernama Billy dari salah satu sekolah favorit di Jakarta.

Hasilnya seri. Dan ini kesempatan terakhir untuk saling merebut poin. 10 menit berlalu dan akhirnya pemenang telah ditetapkan.

Yaaaaa Dania dinobatkan sebagai juara satu Olimpiade Matematika tingkat Nasional! Ia sangat puas akan hasilnya. Dan ia yakin Mamah pasti bangga karenanya.

Acara telah selesai. Semua panitia sibuk bersalaman dengan para tamu yang terlibat.

Dania keluar. Ia mencari sebuah kios yang menjual minuman dingin. Kini ia sangat gerah.

Seseorang menghampirinya.

"Dania." ucapnya berusaha untuk berjalan sejajar

Dania menatap.

"Lo keren." sambungnya dengan lukisan senyum yang sangat indah.

"Makasih." Dania pun tersenyum

"Gue Rahmat. Temennya Billy yang tadi jadi rival lo."

Dania membalasnya dengan senyuman.

"Lo mau kemana? Beli es krim yu." ajaknya nekat

"Tapi.."

"Sebentar kok." Rahmat menarik tangannya

Dua corong es krim sudah didapat. Lelaki jangkung putih berhidung mancung itu selalu tersenyum ramah. Ia terlihat sangat tertarik dengan kepribadian Dania yang misterius itu.

Memang jika dibandingkan lebih tampan Rahmat daripada Erfan. Namun disana mereka terdapat kemiripan yang tak usah dipertanyakan lagi. Bibirnya!

"Daniaaaa ayo pulang." teriak Erfan yang sudah siap di depan bus.

Dania membalikkan badannya yang ternyata jarak dengan bus itu hanya 1 km saja.

"Gue duluan." pamit Dania

"Es krim lo.."

"Thanks ya es krim nya." kata Dania yang sudah menjauh darinya. Namun sebuah gerakan tak terduga hingga akhirnya es krim itu terjatuh.

"Es krim aja lo buang. Apalagi hati gue." ucap Rahmat meratapi cewek yang menariknya itu menjauh.

•••

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang