6 - di Jalan Anggrek

11.6K 396 1
                                    

Semua murid gembira! Kenapa? Hari ini pulang lebih awal. Setelah istirahat berlangsung para guru mengadakan rapat lalu siswanya diperbolehkan pulang.

Duo De Bawangs sudah pulang duluan. Ya Bontot dan Toni. Sedangkan Erfan masih saja menyelidiki gadis pendiam yang sangat ingin didekatinya.

Dia baru saja naik angkutan umum. Bukan taksi. Melainkan angkot. Erfan membuntuti angkutan kota itu dengan sepeda motornya.

Jalan anggrek. Kira kira itulah namanya. Dania turun di jalan itu dan berjalan beberapa langkah saja untuk sampai rumahnya.

Rumahnya indah, bersih bahkan lebih besar sedikit dari rumah Erfan. Erfan berhenti di depan pagar besi rumahnya.

"Rumahnya gede. Tapi dia naik angkot. Anak yang rendah hati." ucap Erfan kagum.

"Iya yang. Kita harus cari tukang kebun buat ngurusin tanaman bunga itu. Sayang kalo gak keurus." perkataan Mamah Dania itu terdengar oleh Erfan.

"Iya sayang kita harus cari lebih cepat lebih baik ya." jawab seorang lelaki disampingnya.

"Tukang kebun?" Erfan berpikir

•••

Pukul 3 sore esoknya. Dania sedang asyik bermain bersama hamster kesayangannya yang diberi nama Wowo. Tolong jangan bilang hampir mirip dengan Bowo ya. Itu jelas beda!

"Umur kamu berapa?" Mamah Dania mengintrogasi seseorang berkumis dan bertopi di ruang tamu.

"19 tahun bu. Saya baru saja lulus sekolah dan ingin mencari biaya untuk kuliah saya." jawabnya sopan.

"Kamu masih muda. Yakin bisa jadi tukang kebun disini? Semua bunga yang ada di kebun belakang itu berharga sekali bagi saya."

"Saya siap bu. Saya akan melakukan yang terbaik."

"Mah.. Tya berangkat kerja lagi ya." Tya putri sulungnya datang menghampiri.

"Dia siapa mah?" Tya memeriksa dari ujung rambut hingga ujung kaki lelaki itu.

"Dia calon tukang kebun di rumah kita. Namanya Dani. Emang hampir mirip sih sama nama adekmu." jawab Mamahnya tertawa.

"Oh gitu. Awas aja ntar jangan sampe ketuker mah." canda kakak Dania yang memang berparas cantik.

"Yaudah Tya berangkat lagi ya. Assalamualaikum." kak Tya berlalu

"Ya sudah mulai besok kamu bisa kerja ya."

"Terimakasih bu. Tapi untuk waktu kerjanya saya hanya bisa dari sore seperti ini. Soalnya adek saya masih sekolah dan gak ada yang ngurus."

"Oh gitu. Kalo hari libur bisa full kan?"

"Bisa bu."

"Oke. Yang penting semua bunga saya segar selalu." Bu Desi tersenyum begitu pun lelaki bertopi itu.

•••

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now