82 - Ujian Hati

2.1K 81 4
                                    

Satu urusan sudah selesai. Setidaknya beban pikiran Dania berkurang. Meskipun tak sepenuhnya pulih.

Ia sudah memaafkan semua perbuatan Citra. Tapi bukan berarti ia bisa kembali seperti dulu lagi. Hati Dania terlanjur hancur. Tak semudah itu untuk mengembalikannya seperti semula.

Hari demi hari ia lewati tanpa sepatah kata pun mengobrol dengan Citra. Walau sebangku tapi Dania maupun Citra tak pernah memulai percakapan semenjak kejadian kemarin terjadi.

Anak yang lain pun mulai bergosip dan menjauh dari Citra. Entah darimana mereka tahu sikap bermuka duanya Citra.

Toni sang pacar pun memutuskan untuk mengistirahatkan hubungannya dengan Citra. Ia memberinya waktu untuk memperbaiki diri.

Citra benar-benar sendiri saat ini.

Rani sering mendekati Dania. Ia mulai pergi kemanapun dengannya. Ya semoga saja Rani ingin berteman dengan tulus tanpa modus.

Satu minggu menjelang Ujian Nasional. Semua siswa masa tenggang sudah mulai memadati jadwal belajar mereka. Itu semua mereka lakukan dengan keseriusan agar mendapat hasil yang maksimal.

Tring...

"Belajar bareng yuk." isi chatt dari Rahmat

"Gimana Dan jadi nggak?" tanya Rani yang rencananya akan membeli buku SKS (Sistem Kebut Semalam) ke toko buku dengannya.

"Kayaknya gue gak bisa hari ini deh. Lo pergi sama Gilang dulu ya." fyi Gilang adalah pacarnya Rani. Anak IPA yang dulunya sekelas sama Erfan.

"Em yaudah. Gue duluan. Bye." mereka berpisah di gerbang utama.

Whatsapp.

"Oke gue tunggu di gerbang." balas Dania

Sambil menunggu ia jajan minuman dingin di mamang es yang lewat.

Sebuah motor berhenti dihadapannya dan langsung ikut menyedot minuman itu.

"Hei. Kaget tau." kata Dania menjauhkan minumannya.

"Haha haus ya?" Rahmat ketawa

"Iya nih nunggu abang gojeknya lama banget."

"Haha mari sini neng naik. Saya antar kemanapun neng mau."

"Em antar aku ke dunianya Doraemon aja mang. Biar semua yang aku mau bisa terkabulkan dengan kantong ajaibnya haha."

"Gak sekalian mampir ke hati saya dulu? Mau stay juga gakpapa."

Dania langsung keselek mendengarnya. Ia menyedot habis dan membuang plastiknya ke tempat sampah.

"Yah si eneng gitu amat. Gak biasa digombalin ya?"

"Bacot lo. Sini." Dania memakai helm dan naik ke motor.

Di perjalanan.

"Lo udah punya buku SKS nya?"

"Belum sih. Gue kalo beli yang gituan suka dipake bungkus cabe sama emak."

"Hah? Gak sekalian bungkus bakwan juga?" canda Dania

"Nah iya. Dia suka bawa kertas sendiri kalo beli bakwan. Katanya kasian buku anak penjualnya abis dipake bungkus. Tapi gue anaknya sendiri gak dikasihanin."

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now