55 - Kamuflase

4.2K 165 5
                                    

Erfan berlari ke dapur dan berpura-pura sedang membuat jus. Sedangkan Dania ceritanya tidur di ruang tengah.

Bu Desi masuk dan menuju dapur dengan sekantung kresek besar.

"Dani tolong cuciin apel ini ya." katanya. Erfan menoleh dan mengangguk.

Bu Desi keheranan. Ada yang janggal disana.

"Loh kumis kamu mana Dani?" tanya bu Desi dengan suara keras.

Erfan kaget. Ia segera memegang bagian atas bibirnya.

"Kumis?" bisik Dania. Lalu dia memeriksa bibirnya juga. Dan ternyata ada kumis palsu Erfan disana. Jangan tanya kenapa kumisnya jadi berpindah tempat seperti itu.

"Em anu bu."

"Kamu cukuran? Haha jawab gitu doang kok lama. Bagus sih, makin ganteng."

"Hmm hehe."

"Yaudah Ibu ke Dania dulu ya." Bu Desi melangkah keluar dan menghampiri Dania di ruang tengah.

"Loh udah tidur aja?" segera beliau mengambil Hp dan menelpon seseorang.

Tuttt... Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.

Klik Pesan Suara:
"Sayang kayaknya acara kali ini kita batalin dulu. Dania udah tidur soalnya."

Setelah itu bu Desi berlalu ke kamarnya.

"Acara? Mau kemana?" bisik Dania

Tapi tak lama.

Knock.. Knock.. Knock..
Krekkk..

"Sayang." suara itu sudah bisa ditebak. Om Kiki!

Ia masuk dan menutup pintu. Lalu menuju ke kamar bu Desi. Erfan masih di dapur mencuci apel. Dania masih ditempat yang sama.

"Sayang." kata Om Kiki ketika membuka pintu kamar pacarnya. Bu Desi yang sedang menghapus make up berbalik.

"Loh? Kan aku udah bilang acaranya kita batalin dulu. Dania tidur."

"Oke kita undur untuk acara itu. Tapi aku mau beli sesuatu sekarang."

"Apa?"

"Aku pengen gitar baru."

"Tapi aku lagi gak punya uang sekarang."

"Kamu kan masih ada simpanan. Masa udah abis?"

"Ya orang kamu jajan mulu."

"Kamu gak ada uang sama sekali?"

"Iya. Uangku cuma cukup buat makan sehari-hari."

"Yaudah aku pulang. Dah." Om Kiki berbalik

"Kamu kayak anak kecil. Apapun yang kamu mau kalo belum terlaksana pasti ngambek."

"Abis kamu pelit."

"Aku bukannya pelit. Serius lagi gak ada uang untuk sekarang. Gimana kalo bulan depan?"

"Aku maunya sekarang."

"Uang dari mana?"

"Kamu ngutang aja sama orang lain. Nanti kalo kita nikah aku ganti."

"Sayang."

"Atau jual mobil kamu aja. Kan masih ada mobil punya Tya."

"Itu nggak mungkin."

"Yaudah." Om Kiki pergi. Bu Desi murung. Ia tak bisa berbuat apa-apa.

•••

Pagi ini Pak Angga memberi tugas untuk mengisi soal latihan Ujian Nasional secara berkelompok. Entah kenapa dari dulu Pak Angga hobi banget menggabungkan anak-anak untuk berkelompok.

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now